Sebelum Melahirkan, Ibu Hamil Sebaiknya Lakukan Konsultasi untuk Laktasi
Merdeka.com - Untuk mempersiapkan masa menyusui pascapersalinan, ibu hamil disarankan untuk melakukan konsultasi pada tenaga kesehatan. Setidaknya ibu hamil harus melakukan konsultasi sebanyak tujuh kali selama masa kehamilan dan setelah persalinan.
Dokter spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah – Pondok Indah, Yovita Ananta menyampaikan, segala kendala, hambatan, cara menyusui, dan menyimpan Air Susu Ibu (ASI) juga dijelaskan selama konsultasi laktasi.
Adapun tujuh kontak waktu yang tepat ibu konsultasi tenaga kesehatan atau konselor laktasi, menurut Yovita adalah pada saat berikut:
-
Siapa yang bisa bantu Ibu menyusui? Dukungan dari anggota keluarga berkontribusi pada perjalanan menyusui yang positif, mencegah masalah seperti payudara bengkak, saluran susu tersumbat, dan mastitis.
-
Bagaimana cara ibu menyusui agar ASI cukup? Untuk memastikan bayi memperoleh ASI yang cukup, lakukan hal-hal berikut: Susui bayi secara teratur, minimal 8-12 kali dalam 24 jam untuk bayi yang baru lahir. Perhatikan posisi dan perlekatan saat menyusui agar benar. Biarkan bayi menghabiskan satu payudara sebelum berpindah ke payudara yang lain. Hindari penggunaan dot atau empeng yang dapat mengganggu pola menyusui bayi.
-
Bagaimana cara memenuhi nutrisi anak dengan susu? 'Minum susu minimal satu kali sehari saat sarapan dapat membantu pemenuhan nutrisi anak yang penting bagi pertumbuhan,' tutupnya.
-
Bagaimana cara memastikan anak mendapatkan nutrisi dari susu? Pastikan bahwa anak mendapat nutrisi yang membantu penyerapan optimal oleh tubuhnya, yang dapat diperbaiki dengan probiotik dan mikronutrien seperti zinc, vitamin C, AA, dan DHA.
-
Siapa yang memberikan tips berpuasa untuk ibu menyusui? Jamilatus Sa'diyah, seorang bidan dan praktisi prenatal yoga dari Poltekkes Kemenkes Jakarta, memberikan beberapa tips penting untuk ibu menyusui agar dapat berpuasa dengan lancar dan tetap menjaga kesehatan diri serta bayi yang sedang disusui.
-
Bagaimana cara ASI membantu ibu dan bayi? Kegiatan menyusui bisa membangun kedekatan jiwa antara ibu dan buah hati. Bonding antara ibu dan bayi yang mendapatkan ASI juga lebih baik dibandingkan yang tidak mendapatkan asupan ASI.
1. Kontak pertama: Saat hamil, membahas keuntungan dan manajemen menyusui.
2. Kontak kedua: Saat hamil, membahas proses menyusui dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi.
3. Kontak ketiga: Setelah melahirkan, bimbingan kontak kulit dini antara ibu dengan bayi.
4. Kontak keempat: 24 jam setelah melahirkan, bimbingan posisi menyusui yang baik (posisi tidur atau duduk) dan membantu pelekatan mulut bayi pada payudara.
5. Kontak kelima: Satu minggu setelah melahirkan, diskusi mengenai kesulitan atau kendala yang dihadapi.
6. Kontak keenam dan ketujuh: Dilakukan dalam satu dan dua bulan setelah melahirkan.
Pada tahap ini, ibu akan belajar mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh ibu menyusui, persiapan kembali bekerja, bagaimana memerah ASI, penyimpanan dan pemberian ASI perah, dan lainnya.
Pengetahuan menyusui perlu diketahui ibu hamil. Edukasi mengenai ASI dan menyusui ini bisa diikuti ibu hamil dengan para konselor laktasi di fasilitas kesehatan terdekat, lembaga kesehatan, hingga komunitas menyusui.
Bahkan rumah sakit dengan kategori rumah sakit sayang bayi juga biasanya memiliki kelas-kelas edukasi laktasi.
“Biasanya di kelas edukasi laktasi, ibu akan belajar manfaat ASI, pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD), manfaat rawat gabung setelah persalinan (rooming in), perawatan payudara saat hamil dan menyusui, termasuk cara-cara pijat oksitosin untuk merangsang keluarnya hormon oksitosin,” Yovita melanjutkan.
Hal lain yang akan diajarkan adalah bagaumana ibu mengenali berbagai kendala menyusui sehingga bila ada kesulitan, ibu bisa tetap tenang sambil mencari solusinya. Selain itu terdapat pengajaran mengenai manajemen ASI Perah (ASIP), terutama bagi ibu menyusui yang bekerja.
Fitri Haryanti HarsonoSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi ibu pekerja, menyusui anak tetap bisa dilakukan dengan aman melalui berbagai cara.
Baca SelengkapnyaMeningkatkan produksi ASI sangat penting dilakukan terutama bagi ibu hamil yang menerapkan ASI eksklusif.
Baca SelengkapnyaBagi ibu pekerja, pemberian ASI eksklusif tetap mungkin dilakukan dengan sejumlah cara ini.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menganjurkan ibu menyusui tetap memakai kontrasepsi atau KB.
Baca SelengkapnyaSejak lahir hingga usia enam bulan, ASI eksklusif dianggap sebagai makanan terbaik untuk bayi. Namun, banyak ibu yang merasa cemas tentang kecukupan ASI.
Baca SelengkapnyaMenyusui bayi secara langsung atau direct breastfeeding merupakan cara untuk menstabilkan produksi ASI.
Baca SelengkapnyaMelancarkan produksi ASI adalah tujuan penting bagi ibu menyusui agar dapat memberikan gizi optimal pada bayinya.
Baca SelengkapnyaBeberapa cara yang harus diketahui ibu hamil sebelum menjalani persalinan.
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah persiapan sebelum melahirkan yang perlu dilakukan pada trimester ketiga:
Baca SelengkapnyaPersiapan untuk memberi ASI sudah mulai bisa dilakukan ibu bahkan sebelum melahirkan.
Baca SelengkapnyaDemi kesuksesan menyusui di tempat kerja, keberadaan konselor laktasi bisa mendukung upaya baik ini.
Baca SelengkapnyaMenjaga produksi tetap lancar dan melimpah merupakan hal penting bagi ibu menyusui.
Baca Selengkapnya