Stres Berat? Atasi Hanya dengan Menulis! Ini Cara Temukan Kebahagiaan dari Buku "Writing Heals" Karya Agung Setiyo Wibowo
Stres berat? Temukan kebahagiaan dengan terapi menulis! Buku Writing Heals karya Agung Setiyo Wibowo mengajarkan cara sederhana atasi beban mental.
Kesehatan mental menjadi topik yang kian relevan di era modern ini. Tuntutan pekerjaan, hubungan sosial, hingga tekanan hidup sering kali membuat kita merasa kewalahan. Namun, siapa sangka bahwa solusi untuk meredakan stres ini dapat dimulai dari sesuatu yang sederhana—menulis. Lewat buku Writing Heals, Agung Setiyo Wibowo mengajarkan kita bagaimana menulis bisa menjadi terapi ampuh untuk menjaga kesehatan mental di tengah berbagai kesibukan dan masalah hidup yang melanda.
Awal Mula, Menulis untuk Menemukan Diri Sendiri
Agung Setiyo Wibowo, penulis produktif dengan lebih dari 50 buku dan 1.000 artikel ilmiah, mungkin bukan seorang psikolog. Namun, pengalaman pribadinya menghadapi masa-masa sulit justru menjadi inspirasi utama lahirnya Writing Heals. Dalam wawancara dengan Merdeka.com, Agung menceritakan titik balik dalam hidupnya saat ia merasa “stuck” di usia 20-an.
-
Kenapa journaling bantu kurangi stres? 'Menulis jurnal bisa menjadi cara melepaskan tekanan saat kita merasa kewalahan atau saat ada banyak hal yang terjadi di dalam diri kita,' kata Amy Hoyt, PhD, pendiri Mending Trauma. Beberapa penelitian mendukung hal ini. Sebuah studi terhadap pasien, keluarga pasien, dan praktisi kesehatan di sebuah rumah sakit anak melaporkan penurunan tingkat stres setelah melakukan latihan menulis jurnal.
-
Gimana cara mengatasi stres? Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk membantu menenangkan pikiran dan tubuh Anda.
-
Bagaimana membaca buku membantu mengurangi stres? Penelitian bahkan menunjukkan bahwa membaca bisa sama efektifnya dengan yoga dan humor dalam mengurangi stres.
-
Bagaimana cara mengatasi stres? Entah itu dengan meditasi, olahraga, atau sekadar mengambil waktu sejenak untuk beristirahat, Anda tahu cara untuk menjaga pikiran tetap positif dan meredakan kecemasan.
-
Bagaimana mengatasi stres? Menurut Barnett, penting juga untuk mengadopsi praktik pencegahan stres seperti berolahraga secara teratur, menjaga pola makan sehat, cukup istirahat, dan tidak terlalu keras pada diri sendiri.
-
Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres? Stres adalah salah satu penyebab umum dari kelelahan kronis. Kehidupan modern sering kali membawa tekanan dan stres, dan jika ini tidak diatasi dengan baik, stres dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental kita. Gejala stres yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan kelelahan kronis. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres Anda dengan baik. Ada berbagai teknik yang dapat membantu, seperti meditasi, yoga, olahraga, atau bahkan konseling. Temukan cara yang paling sesuai untuk Anda dan praktikkan secara teratur.
“Saya merasa galau, tidak nyaman dengan diri sendiri, dan sering membandingkan diri dengan teman-teman yang lebih sukses,” ungkap Agung. Di tengah kegelisahannya, ia memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan memulai perjalanan mencari makna hidup. Dalam perjalanan tersebut, ia menemukan bahwa menulis bisa menjadi metode terapi yang sangat membantu.
Melalui riset pribadi dan eksplorasi literatur psikologi, Agung menemukan bahwa terapi menulis bukan hanya efektif untuk dirinya sendiri, tetapi juga telah dibuktikan secara ilmiah. "Menulis itu membuat saya menemukan titik balik dalam hidup. Awalnya, saya hanya coba-coba, tapi ternyata terapi ini sudah terbukti secara ilmiah efektif," jelasnya.
Mengapa Menulis Bisa Menyembuhkan?
Terapi menulis adalah cara sederhana namun mendalam untuk mencurahkan isi hati, pikiran, dan emosi melalui tulisan. Bukan hanya sekadar aktivitas harian, menulis menjadi sarana untuk mengolah perasaan secara konstruktif dan menemukan sudut pandang baru dalam menghadapi masalah.
Bagi sebagian orang, berbicara langsung dengan psikolog atau konselor terasa sulit. Di sinilah terapi menulis menjadi alternatif yang sangat personal dan praktis. "Tidak semua orang merasa nyaman untuk share ke orang lain, apalagi ke psikolog. Menulis itu gratis, mudah dilakukan, dan sangat personal," ujar Agung.
Efektivitas terapi menulis pun mendapat dukungan dari penelitian ilmiah. Agung merujuk pada studi yang dilakukan oleh Profesor James Pennebaker, yang menemukan bahwa pasien penyakit kritis yang menjalani terapi menulis menunjukkan pemulihan yang lebih cepat. Menulis terbukti membantu individu memproses emosi yang kompleks, seperti trauma atau rasa kehilangan, dengan cara yang mendalam dan bermakna.
Terapi Menulis Lebih dari Sekadar Curhat
Menulis sebagai terapi bukan sekadar menulis di buku harian. Ada banyak teknik yang bisa dilakukan, seperti journaling, menulis surat untuk diri sendiri, atau membuat daftar refleksi positif.
“Dengan menulis, kita bisa melakukan reframing, yaitu melihat masalah dari sudut pandang yang lebih positif dan membangun. Ini sangat membantu untuk mengelola emosi,” ungkap Agung. Ia juga menekankan pentingnya menulis secara manual. “Tulisan tangan mencerminkan emosi kita pada saat itu. Selain itu, secara ilmiah, menulis manual dapat menyeimbangkan otak kanan dan kiri,” tambahnya.
Praktis dan Terjangkau untuk Semua Kalangan
Terapi menulis adalah metode yang terjangkau dan fleksibel. Anda hanya perlu kertas, pena, atau bahkan aplikasi di ponsel. Tidak ada aturan baku; kuncinya adalah jujur pada diri sendiri.
Agung mencontohkan, untuk sesi terapi menulis, cukup luangkan 20-40 menit setiap hari selama beberapa kali sesi. Dalam waktu singkat, banyak orang melaporkan perubahan cara pandang terhadap masalah mereka.
“Yang penting adalah tulis saja dulu. Tidak perlu memikirkan apakah tulisan itu bagus atau tidak. Tulis apa pun yang ada di pikiran dan hati,” kata Agung.
Kenapa Writing Heals Wajib Dibaca?
Buku Writing Heals tidak hanya memberikan panduan praktis tentang terapi menulis, tetapi juga mengangkat kisah nyata Agung, sejarah, dan riset ilmiah yang mendasari manfaatnya. Dengan gaya penulisan yang ringan namun berbobot, buku ini dapat dinikmati oleh siapa saja, dari generasi milenial hingga Gen-Z.
“Buku ini saya tulis berdasarkan pengalaman nyata. Saya ingin pembaca tidak hanya merasa terinspirasi, tetapi juga mendapatkan alat untuk mengatasi masalah mental mereka sendiri,” jelas Agung.
Lebih jauh, buku ini menjadi penting di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia tentang kesehatan mental, terutama setelah pandemi. Generasi muda kini lebih terbuka terhadap pentingnya well-being dan berani mencari cara untuk menjaga kesehatan mental mereka.
Buku Writing Heals karya Agung Setiyo Wibowo dapat ditemukan di toko buku Gramedia di seluruh Indonesia dan di platform online seperti Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada, hingga Google Play, sehingga mudah diakses kapan saja.
Bagi yang ingin berbagi cerita atau belajar lebih jauh, Agung Setiyo Wibowo aktif di Instagram dengan akun @thegrandsaint. Seperti yang Agung katakan, “Semua orang memiliki masalah, tetapi masalah itu harusnya membuat kita tumbuh dan menjadi lebih baik.” Dengan buku Writing Heals, Anda diajak menulis untuk lebih memahami diri sendiri dan melangkah lebih dekat untuk menemukan arti kebahagiaan.