Terobsesi pada makanan sehat? Itu gejala Orthorexia!
Merdeka.com - Clean eating menjadi sebuah gerakan yang populer beberapa tahun terakhir. Hampir semua majalah, blog dan media sosial dipenuhi gambar orang-orang yang berpose dengan smoothie, salad dan dessert bebas gula.
Artis papan atas Hollywood seperti Gwyneth Paltrow dan Jessica Alba bahkan mengaku sangat pilih-pilih makanan. No makanan manis! No makanan olahan! Semua harus organik dan bebas gulgar alias gula-garam.
Kecenderungan untuk selalu makan sehat, menurut para peneliti bisa berubah jadi obsesi. Nah, obsesi itu nantinya dapat memicu suatu kondisi yang disebut orthorexia.
-
Kenapa makan berlebihan jadi masalah? CDC melaporkan bahwa obesitas adalah 'penyakit kronis yang serius, umum, dan mahal.' Lebih dari 40% orang dewasa di Amerika Serikat mengalami obesitas. Angka ini menunjukkan bahwa hampir separuh populasi dewasa di sana sedang berjuang melawan masalah berat badan yang berlebih.
-
Kenapa diet yang ekstrim berbahaya? Namun, penting untuk dipahami bahwa menghindari kelompok makanan tertentu secara ekstrem dapat membahayakan kesehatan.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
-
Kenapa makan berlebihan berbahaya? Makan berlebihan sebaiknya jangan disepelekan karena bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Saat perut menampung jumlah makanan melebihi kapasitasnya, bisa memicu meningkatnya asam lambung, perut terasa kembung, mual, bahkan heartburn. Dampak dalam jangka panjangnya juga bisa memicu obesitas, lho!
-
Kenapa makan banyak bisa bahaya untuk tubuh? Meski begitu, melampiaskan rasa stress dengan banyak makan nyatanya cukup bisa memengaruhi kesehatan tubuh, lho.
-
Apa dampak overeating? Makan berlebihan sebaiknya jangan disepelekan karena bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Saat perut menampung jumlah makanan melebihi kapasitasnya, bisa memicu meningkatnya asam lambung, perut terasa kembung, mual, bahkan heartburn. Dampak dalam jangka panjangnya juga bisa memicu obesitas, lho!
Orthorexia tentunya tidak sama dengan anoreksia. Profesor Charlotte Markey, seorang psikolog di Universitas Rutgers, mengatakan bahwa penderita orthorexia tidak membatasi jumlah makanan yang masuk ke tubuh mereka, seperti apa yang dilakukan penderita anoreksia.
Penderita orthorexia hanya membatasi atau bahkan menghilangkan makanan yang mereka anggap tidak murni atau buruk bagi kesehatan, seperti gula, karbohidrat, dll.
Apakah Anda atau saya termasuk orang yang menderita orthorexia?
Profesor Charlotte akan memberi sedikit clue pada kita. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang harus kita jawab untuk mengungkap apakah kita terkena orthorexia atau tidak.
1. Apakah Anda menghabiskan lebih dari 3 jam sehari untuk berpikir tentang diet Anda?
2. Apakah Anda sudah membuat rencana tentang menu Anda untuk beberapa hari ke depan?
3. Apakah nilai gizi dari makanan Anda lebih penting daripada rasanya?
4. Kualitas hidup Anda menurun, sementara kualitas diet Anda meningkat?
5. Apakah Anda menjadi lebih keras pada diri Anda akhir-akhir ini?
6. Apakah Anda merasa lebih tenang ketika Anda makan makanan sehat?
7. Apakah diet yang Anda jalani membuat Anda sulit makan di luar? Menjauhkan Anda dari teman-teman dan keluarga Anda?
8. Apakah rasa percaya diri Anda meningkat karena kebiasaan makan yang Anda jalani sekarang?
Apakah Anda sudah menjawab semua pertanyaan di atas? Bila hampir semua pertanyaan di atas mewakili apa yang Anda atau saya rasakan sekarang. Mungkin kita perlu kembali memikirkan kebiasaan makan kita saat ini.
Sebab menurut pengakuan Dr Rebecca Reynolds, seorang peneliti nutrisi di UNSW, Australia, orthorexia bisa memiliki dampak negatif pada kehidupan seseorang.
"Dalam kasus yang parah, orthorexia bisa menyebabkan penurunan berat badan, malnutrisi, dan bahkan kematian," jelasnya kepada Daily Mail (11/9).
Membatasi karbohidrat sih boleh, tetapi jangan dihilangkan sepenuhnya, kawan. Menurut saran para ahli, kita tidak boleh memusuhi karbohidrat karena itu merupakan sumber energi untuk tubuh.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang unik, dan diet yang berhasil untuk satu orang belum tentu efektif atau aman untuk orang lain.
Baca SelengkapnyaKetika terjadi eating disorder pada seseorang, berbagai hal ini bisa menjadi tanda masalah tersebut.
Baca SelengkapnyaEating disorder atau gangguan makan merupakan salah satu masalah kesehatan yang rentan dialami siapa saja.
Baca SelengkapnyaMenjaga pola makan adalah salah satu cara menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya dengan tidak makan berlebihan karena dapat memicu banyak masalah pada tubuh.
Baca SelengkapnyaEmotional eater adalah orang yang makan sebagai cara untuk mengatasi emosi yang kuat, seperti stres, kecemasan, kesepian, atau kebosanan.
Baca SelengkapnyaObesitas adalah masalah kesehatan yang semakin meningkat di seluruh dunia, dan pola makan yang tidak sehat adalah salah satu faktornya.
Baca SelengkapnyaAda banyak jenis emotional eating yang ternyata bisa dialami, mana yang sering terjadi padamu?
Baca SelengkapnyaComfort food sering kali merupakan makanan yang tidak memiliki manfaat bagi tubuh. Ini dia tips untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
Baca SelengkapnyaJangan sampai hal ini jadi masalah kesehatan di kemudian hari, yuk kenali dulu tanda tubuhmu kecanduan gula!
Baca SelengkapnyaTerlalu banyak konsumsi makanan lezat di kala Lebaran bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang perlu kita hindari.
Baca SelengkapnyaAnda perlu membatasi dan menghindari makanan enak ini agar tidak berbahaya bagi tubuh
Baca SelengkapnyaMenjaga berat badan ideal tidak hanya melibatkan pola makan sehat dan olahraga, tetapi juga menghindari kebiasaan sepele yang dapat membuat berat badan naik.
Baca Selengkapnya