Bps

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar antara lain, makanan, minuman dan tembakau.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kelima sektor ini berkontribusi sebesar 64,94 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Tren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.

Jumlah ini turun sebesar 4,53 persen dibandingkan Agustus 2024 month-to-month (m-to-m).

Inflasi tertinggi terjadi di Maluku sebesar 0,65 persen, Nusa Tenggara Timur 0,26 persen dan lainnya.

Inflasi pada Oktober 2024 mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024 hingga September 2024.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta publik memeriksa betul apa penyebab dari deflasi tersebut.

Laju inflasi masih terjaga, hanya saja tren deflasi akan mengganggu daya beli masyarakat.

Data BPS disebut dimanipulasi oleh pejabat daerah yang akal demi mengelabuhi angka inflasi.

Deflasi pada periode 1999 terjadi selama tujuh bulan berturut-turut. Dalam catatannya, deflasi terjadi pada Maret hingga September.

Deflasi rutin terjadi di Indonesia selama 5 tahun terakhir pada setiap bulan Agustus.

Tingkat penghunian kamar (TPK) di hotel bintang pada Juli 2024 mencapai 56,36 persen.

Tingkat inflasi tercatat sebesar 2,12 persen (yoy). Sedangkan, secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi 0,87 persen (yoy).

Dalam catatan BPS, jumlah kelas menengah terbukti terus mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPS, jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,35 persen dari total penduduk Indonesia.

Jumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.

Impor nonmigas mencapai USD18,18 miliar. Angka ini naik 19,76 persen dibandingkan Juni 2024.

Luhut menjelaskan ekspor durian ke China diperkirakan akan mencapai nilai USD7-8 miliar atau setara Rp131 triliun.

Kontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.

Secara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.