Ada Planet yang Bentuknya Mirip Bola Mata Manusia, Tak Ada Siang dan Malam di Dalamnya
Planet berbentuk bola mata manusia diduga ilmuwan ada di luar tata surya.
Planet berbentuk bola mata manusia diduga ilmuwan ada di luar tata surya.
Ada Planet yang Bentuknya Mirip Bola Mata Manusia, Tak Ada Siang dan Malam di Dalamnya
Para ilmuwan planet berpikir mungkin ada jenis planet ekstrasurya yang bentuknya sangat mirip bola mata raksasa.
Planet ekstrasurya yakni planet yang keberadaannya di luar tata surya Bima Sakti. Planet seperti bola mata raksasa ini tidak “berubah” seperti Bumi.
-
Kenapa planet seperti Bumi-M tidak memiliki siang dan malam? Karena bintang katai-M jauh lebih dingin daripada matahari, gravitasinya lebih kuat pada sisi planet yang dekat dengannya. Hal ini menciptakan gesekan yang memperlambat rotasi planet hingga satu sisinya terus-menerus menghadap bintang, sementara sisi lainnya selalu membelakangi.
-
Planet mirip Bumi apa yang mengitari bintang mati? Para ilmuwan menemukan sebuah planet mirip Bumi yang mengorbit bintang mati, memberikan gambaran tentang nasib Bumi di masa depan. Planet tersebut adalah KMT-2020-BLG-0414.
-
Dimana planet mirip bumi itu ditemukan? Ia terletak 4.000 tahun cahaya dari Bumi.
-
Dimana planet lain berada? Saat ini, semua planet yang sudah ditemukan berada di Galaksi Bima Sakti. Belum ada planet di luar Galaksi Bima Sakti yang benar-benar ditemukan.
-
Di mana Matahari berada dalam orbit planet? Setiap planet di Tata Surya berputar mengelilingi Matahari dalam orbitnya masing-masing.
-
Dimana planet-planet ini berada? Exoplanet adalah galaksi lain di luar tata surya.
Itulah sebabnya Bumi memiliki siklus siang/malam - namun perlu diketahui ada planet ekstrasurya yang terkunci pasang surut terhadap bintangnya.
Artinya, satu sisi berada dalam siang abadi, dan sisi lainnya berada dalam malam abadi.
Masing-masing itu punya kondisi yang berbeda-beda, sisi siang hari mungkin terlihat sangat berbeda dengan sisi malam.
Bergantung pada seberapa dekat planet ini dengan bintang.
satu sisi mungkin kering, semua airnya terbakar habis oleh radiasi bintang.
Namun sisi lainnya, dalam kegelapan, bisa jadi berupa lapisan es besar yang menyelimutinya, dan berakhir di dalam cincin glasial.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Astrobiology pada 2013, cincin itu mungkin bisa dihuni - di senja abadi, dengan air dari gletser yang mencair memungkinkan terciptanya wilayah subur di mana tumbuh-tumbuhan dapat tumbuh.
Lalu, menurut astronom Sean Raymond, ada bola mata sedingin es, yang terletak jauh dari panas bintangnya. Ia masih memiliki lapisan es di sisi malam.
Namun sisi bintangnya bukanlah Bumi yang kering dan tandus; sebaliknya, ini adalah lautan cair, yang lagi-lagi bisa dihuni, seperti lautan yang melimpah di bumi.
“Planet bola mata panas dan bola mata es adalah kasus ekstrem, namun planet mana pun yang terkunci pasang surut terhadap bintangnya kemungkinan akan terlihat sangat berbeda pada sisi siang dan sisi malamnya,” kata Raymond.