Hewan gurun ini diklaim jadi penular flu pertama pada manusia
Merdeka.com - Flu mungkin bisa disebut sebagai penyakit yang paling sering diderita oleh manusia. Menariknya, penelitian terbaru membuktikan bila virus ini pertama kali ditularkan dari hewan khas gurun, unta.
Ilmuwan dai University Hospital of Bonn di Jerman mengungkap penemuan ini saat meneliti virus MERS (Middle-East Respiratory Syndrome) yang sedang marak di Timur Tengah. Dari analisa coronavirus (penyebab flu) pada 1000 unta, tim itu menemukan keberadaan virus flu HCoV-229E. Virus ini sangat mirip dengan virus flu pada manusia, begitu pula dengan karakteristiknya.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Siapa yang terlibat dalam penemuan ini? Mengutip Indy100, Selasa (24/9), penemuan ini dimulai ketika para astronom mendeteksi radiasi sinar-X yang dipancarkan dari cakram akresi, yakni lingkaran plasma superpanas yang mengelilingi lubang hitam saat ia menyedot materi di sekitarnya.
Unta warga Yaman ©AFP PHOTO/AHMAD AL-BASHA
Keberadaan virus HCoV-229E yang juga bisa menginfeksi manusia ini belum pernah ditemukan di hewan lain. Selain unta, hewan lain yang sebelumnya diduga kuat pertama menularkan flu pada manusia adalah kelelawar.
Ilmuwan menambahkan bila kita tidak perlu takut terhadap virus HCoV-229E. Alasannya, tubuh manusia diklaim bisa mempertahankan diri sama halnya ketika diserang virus flu. Hal berbeda disampaikan terkait MERS.
MERS disebut lebih berbahaya, unik, dan gampang kembali muncul sebagai pandemik meski oleh pihak medis sempat dinyatakan terbasmi. Untungnya, virus MERS belum benar-benar bisa beradaptasi dengan tubuh manusia. Alhasil, ilmuan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan vaksinnya sebelum si virus berevolusi menjadi lebih berbahaya.
Sumber: Daily Mail
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaSejumlah penyakit zoonosis bisa mengancam kesehatan manusia dan disebabkan oleh hewan.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Baca SelengkapnyaKelelawar merupakan hewan yang menjadi penyebab dari peredaran sejumlah virus yang berbahaya.
Baca SelengkapnyaStudi baru membantah dugaan sebelumnya yang menyatakan malaria muncul sekitar 2.000 sampai 3.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini menunjukkan virus mungkin memainkan peran lebih besar dalam evolusi kita daripada yang kita sadari.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini disebabkan oleh virus zoonosis dan dapat ditularkan kepada manusia melalui hewan.
Baca SelengkapnyaAnggapan bahwa air hujan dapat menyebabkan penyakit sebenarnya hanyalah sebuah mitos. Sejauh ini, belum ada penelitian yang membuktikan hujan bisa bikin sakit.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
Baca Selengkapnya