Teknologi Jaring Laba-laba seperti di Film Spider-Man Semakin Menjadi Kenyataan
Peneliti dari Tufts University berhasil menciptakan teknologi jaring seperti yang digunakan Spider-Man.
Para peneliti mengklaim mereka telah menciptakan teknologi jaring seperti Spider-Man. Prototip ini belum memungkinkan Anda untuk bergelantungan dari gedung, tetapi teknologi ini sudah berhasil menangkap esensi dari perangkat canggih Peter Parker.
Seperti yang dijelaskan dalam studi baru yang diterbitkan di jurnal Advanced Functional Materials, para peneliti mengembangkan cairan khusus yang, ketika disemprotkan dari sebuah jarum, langsung mengeras menjadi benang yang menempel pada objek.
-
Bagaimana para ilmuwan mempelajari laba-laba ini? 'Mikroskop elektron pemindai memungkinkan kami mempelajari detail-detail kecil dari cakar dan setae pada pedipalp, kaki, dan tubuh utama laba-laba,' kata ahli virologi Michael Frese dari University of Canberra.
-
Bagaimana Spider-Man digambarkan sebagai suku? Menariknya, @ShaneKaiGleen membuat tokoh Spider-Man lebih unik. Uniknya adalah gambar Spider-Man yang disuguhkan memiliki tema. Temanya adalah 'The Lost Tribes of Spider-Man'. Sederhananya, ia membuat tokoh Spider-Man ini bukan sebagai pribadi superhero, melainkan sebuah suku.
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
-
Kapan film "Spider-Man: Into the Spider-Verse" dirilis? Spider-Man: Into the Spider-Verse memperkenalkan Miles Morales sebagai Spider-Man di universe yang berbeda dari Peter Parker.
-
Bagaimana ilmuwan mempelajari laba-laba laut? Untuk memahami lebih lanjut tentang lingkungan ini, para peneliti menggunakan jaring untuk mengeksplorasi dasar laut Antartika dan menangkap berbagai spesies.
-
Bagaimana formasi laba-laba di Mars terbentuk? Formasi ini terjadi ketika lapisan es karbon dioksida menumpuk selama musim dingin di Mars. Saat musim semi, sinar matahari menyinari es karbon dioksida yang membeku, mengubahnya menjadi gas. Gas ini kemudian menumpuk dan retak melalui es di atasnya, lalu meledak ke permukaan dan membawa debu gelap serta pasir dari tanah, membentuk pola seperti laba-laba.
Benang ini juga cukup kuat dan cukup lengket untuk mengangkat benda-benda. Meskipun laba-laba tetap menjadi penguasa pembuatan sutra, perangkat ini dapat melakukan satu hal yang sebagian besar laba-laba tidak bisa: menembakkan jaring mereka, menurut salah satu penulis studi, Marco Lo Presti.
"Kami menunjukkan cara menembakkan serat dari sebuah perangkat, lalu menempelkannya ke dan mengambil objek dari jarak jauh," kata Lo Presti, seorang peneliti teknik biomedis di Universitas Tufts, dalam sebuah pernyataan.
"Alih-alih memperkenalkan ini sebagai bahan yang terinspirasi oleh alam, ini benar-benar material yang terinspirasi oleh superhero," tambahnya.
Bahan
Serat yang dikembangkan oleh para peneliti ini terutama terdiri dari larutan yang mengandung fibroin sutra, blok bangunan protein yang berasal dari mendidihkan kepompong ulat sutra. Fibroin sutra sendiri dapat membentuk perekat seperti benang, tetapi untuk membuatnya mengeras di udara, para peneliti membutuhkan terobosan keberuntungan.
"Saya sedang mengerjakan proyek untuk membuat perekat yang sangat kuat menggunakan fibroin sutra, dan saat membersihkan alat dengan aseton, saya melihat bahan seperti jaring terbentuk di bagian bawah gelas," ujar Lo Presti dalam pernyataan tersebut.
Peneliti menyadari bahwa kombinasi aseton dan dopamin mempercepat proses pengerasan dari beberapa jam menjadi hampir seketika. Selain menjadi perekat yang kuat, dopamin mempercepat proses ini dengan mengeluarkan air dari fibroin sutra, sementara aseton menguap.
Ada Campuran Bahan Alami
Untuk memperkuat serat, para peneliti menambahkan bahan yang disebut kitosan, polimer gula yang berasal dari kitin, bahan yang membentuk kerangka luar serangga. Mereka juga menambahkan ion borat untuk membuatnya lebih lengket. Dengan penyesuaian tersebut, serat ini dapat mengangkat benda hingga 80 kali beratnya sendiri dari jarak sekitar lima inci.
Dalam demonstrasi video, perangkat penembak jaring berhasil mengangkat pisau bedah logam yang terkubur dalam cawan pasir setelah menangkapnya dengan aliran cairan lengket yang dengan cepat mengeras.
Meskipun tidak seanggun cara laba-laba melakukannya, sutra yang diproduksi oleh laba-laba masih 1.000 kali lebih kuat daripada serat buatan para peneliti. Meski demikian, meniru teknologi superhero adalah pencapaian yang tidak boleh diremehkan.
"Kita bisa terinspirasi oleh alam. Kita juga bisa terinspirasi oleh komik dan fiksi ilmiah," kata Fiorenzo Omenetto, direktur Silklab di Tufts, dalam sebuah pernyataan. "Dalam hal ini, kami mencoba membalikkan rekayasa material sutra kami agar berperilaku seperti yang dirancang oleh alam, dan seperti yang dibayangkan oleh penulis komik."