Begini Indahnya Lapangan Bubat Versi AI, Tempat Raja Sunda Tewas Dibunuh Majapahit
Merdeka.com - Bagi sebagian orang mungkin sudah tidak asing dengan teknologi Artificial Intellegence (AI). Melansir dari Techtarget dan Britanica, Artificial Intellegence atau AI memiliki arti kecerdasan buatan.
Tujuan AI sendiri pada dasarnya adalah untuk mempersonalisasikan kebutuhan setiap orang yang berbeda-beda. Seperti halnya keinginan untuk mengetahui penampakan Lapangan Bubat versi AI yang begitu indah.
Lapangan Bubat sendiri merupakan tempat pertarungan antara Raja Sunda dan rombongannya dengan pasukan Majapahit yang dipimpin Gajah Mada. Akibat pertarungan tak seimbang itu Raja Sunda dan rombongan tewas.
-
Siapa yang memimpin kerajaan Majapahit? “Dewi Suhita is the 6th King of the Majapahit Kingdom, who has the title Ratu Ayu Kencono Wungu, He led the Majapahit kingdom from 1429 AD - 1447 AD, The beauty and beauty of DEWI SUHITA made everyone admire and fall in love with him“ - Millen
-
Bagaimana para jawara banten melawan penjajah? Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
-
Apa yang membuat Gajah Mada bergabung dengan militer Majapahit? Momen inilah yang memotivasi Gajah Mada bergabung dalam militer Majapahit.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
-
Apa yang terjadi pada prajurit Mataram saat menyerang Batavia? Misi Sultan Agung berakhir dengan kegagalan karena ratusan prajurit Mataram tewas akibat wabah kolera yang mengganas.
Lantas bagaimana penampakan Lapangan Bubat versi AI yang begitu indah? Melansir dari akun Instagram ainusantara, Jumat (3/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Lapangan Bubat Versi AI
Sebuah video memperlihatkan Lapangan Bubat, tempat Raja Sunda dan rombongan tewas dibunuh pasukan Majapahit dengan menggunakan teknologi Artificial Intellegence (AI) sukses mencuri perhatian. Terlihat bagaimana keindahan Lapangan Bubat ini.
Instagram ainusantara ©2023 Merdeka.com
"Di utara kota terbentang lapangan bernama Bubat. Bubat adalah lapangan luas, lebar dan rata yang membentang ke Timur setengah mil sampai jalan raya. Dan setengah mil ke Utara bertemu tebing sungai," tulis keterangan dalam video berdasarkan teks Negarakertagama pupuh 86.
"Dikelilingi bangunan rumah Menteri yang besar dan pantas berdiri bangunan yang sangat tinggi dan indah. Tiangnya penuh berukir dengan isi dongengan parwa. Di sisi sebelah baratnya ada bangunan serupa istana," jelasnya.
"I asked AI to imagine "Bubat Square" (Saya bertanya ke AI untuk menggambarkan "Lapangan Bubat") #artificialintelligence #majapahit," tulisnya dalam keterangan video.
Kisah Pertempuran di Alun-Alun Bubat
Instagram ainusantara ©2023 Merdeka.com
Melansir dari Kitab Pararaton, Perang Bubat diawali dari rencana pernikahan politik antara Raja Hayam Wuruk (Sri Rajasanagara) dari Majapahit dengan Dyah Pitaloka Citraresmi, putri Raja Sunda, Prabu Linggabuana. Pada tahun 1357 Raja Sunda dan keluarga kerajaan tiba di Majapahit. Rombongan kerajaan kemudian berkemah di alun-alun Bubat di bagian utara Trowulan, ibu kota Majapahit dan menunggu upacara pernikahan. Namun Mahapatih Majapahit, Gajah Mada melihat acara tersebut sebagai kesempatan untuk menuntut penyerahan Sunda ke kerajaan Majapahit dan bersikeras alih-alih menjadi Ratu permaisuri dari Majapahit, sang putri harus ditampilkan sebagai tanda penyerahan dan diperlakukan sebagai selir raja Majapahit belaka. Raja Sunda pun marah dan terhina oleh permintaan Gajah Mada. Ia lantas memutuskan untuk pulang dan membatalkan pernikahan kerajaan. Akan tetapi, Majapahit justru menuntut tangan putri Sunda dan mengepung perkemahan Sunda. Akibatnya, terjadi pertempuran kecil di alun-alun Bubat antara tentara Majapahit dan keluarga kerajaan Sunda untuk mempertahankan kehormatan mereka.
Kematian Tragis Sang Raja dan Putri Sunda
Instagram ainusantara ©2023 Merdeka.com
Namun pertempuran tersebut tidak seimbang karena pihak Kerajaan Sunda sebagian besar terdiri dari keluarga kerajaan, pejabat negara, bangsawan beserta pelayan dan pengawal kerajaan. Total jumlah rombongannya pun diperkirakan kurang dari 100 orang. Sedangkan, penjaga bersenjata di bawah komando Gajah Mada yang ditempatkan di ibu kota Majapahit diperkirakan berjumlah beberapa ribu pasukan bersenjata dan terlatih. Rombongan Kerajaan Sunda pun dikepung di tengah alun-alun Bubat. Beberapa sumber menyebut, orang Sunda berhasil mempertahankan alun-alun dan beberapa kali menyerang balik pengepungan Majapahit. Tetapi seiring berjalannya hari, orang Sunda kelelahan dan kewalahan. Meski dihadapkan dengan kematian, orang Sunda tetap menunjukkan keberanian dan kesatria yang luar biasa. Pasukan Majapahit yang melawan serangan itu meraih kemenangan. Orang Sunda yang menyerang ke barat daya tewas. Bagai lautan darah dan segunung bangkai, tak ada lagi orang Sunda. Raja Sunda tewas dalam duel dengan seorang jenderal Majapahit serta bangsawan Sunda lainnya.Dyah Pitaloka Citraresmi kemudian bersama dengan semua wanita Sunda yang tersisa, mengambil nyawanya sendiri alias bunuh diri untuk membela kehormatan dan martabat negaranya. Hal itu dilakukan ketimbang mereka harus menghadapi kemungkinan penghinaan melalui pemerkosaan, penaklukan atau perbudakan.
Versi Lain
Instagram ainusantara ©2023 Merdeka.com
Menurut Ahli Sejarah Agus Aris Munandar yang mendasarkan kepada Kisah Panji Angreni yang ditulis pada 1801, menyebut bahwa Gadjah Mada semula setuju dengan pernikahan tersebut sebagai upaya mempersatukan Majapahit dan Sunda. Akan tetapi, ayahanda Hayam Wuruk yakni Kertawardhana merasa berkebaratan dengan pernikahan tersebut. Terlebih Hayam Wuruk telah dijodohkan dengan Indudewi yang berasal dari Daha Kediri. Sehingga hal itu membuat Kertawardhana memerintahkan Gajah Mada untuk membatalkan pernikahan tersebut. (mdk/tan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka dipilih dari para petarung terbaik. Siap mati melindungi Tatar Sunda.
Baca SelengkapnyaPerang Bubat disebut menyebabkan perpecahan antara Jawa dan Sunda. Tapi apakah benar peristiwa itu pernah terjadi? Atau hanya fiktif belaka?
Baca SelengkapnyaKehancuran Pakuan Pajajaran tak hanya dipicu oleh serangan Banten. Di dalam keraton, raja-rajanya sibuk berpesta pora dan tak memikirkan rakyat
Baca SelengkapnyaKerajaan Pajajaran masih tidak terkalahkan dari serangan musuh, sampai benteng super kokoh yang mengelilinginya dibobol oleh “orang dalam”.
Baca SelengkapnyaKoalisi Demak dan Cirebon mencemaskan Sri Baduga di Pakuan.
Baca Selengkapnya74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.
Baca SelengkapnyaDi balik kehebatan Majapahit, ada pemimpin militer hebat yang memimpin pasukan hebat. Di era Raja Hayam Wuruk, ada dua jenderal perang sakti dan ditakuti.
Baca SelengkapnyaPanglima Perang dari Riau ini terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda di Sumatera Barat di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Baca SelengkapnyaRaja Majapahit ini dikenal sakti kebal senjata. Namun, dia tewas dibunuh di atas tempat tidurnya.
Baca SelengkapnyaPada masanya, Kerajaan Mataram Islam berhasil menumpas berbagai pemberontakan dan melakukan berbagai usaha penaklukkan
Baca SelengkapnyaPemberontakan ini sebagai bentuk reaksi rakyat terhadap sistem tanam paksa oleh Belanda.
Baca Selengkapnya