Operasi Pembunuhan Raja Majapahit di Atas Kasurnya, Ditikam Tepat di Jantung
Raja Majapahit ini dikenal sakti kebal senjata. Namun, dia tewas dibunuh di atas tempat tidurnya.
Meski sakti dan kebal senjata tajam, Raja Majapahit ini tewas dibunuh di atas kasurnya sendiri.
Operasi Pembunuhan Raja Majapahit di Atas Kasurnya, Ditikam Tepat di Jantung
Majapahit di era Raja Jayanegara penuh dengan konflik dan pemberontakan. Selain karena buruknya kepemimpinan, Jayanegara juga dinilai tak layak menjadi raja karena faktor garis keturunan. Jayanegara merupakan raja ke-2 Majapahit setelah Raden Wijaya. Jayanegara memerintah dari tahun 1309 hingga kematiannya pada 1328 masehi. Salah satu pemberontakan terkenal yang terjadi di zamannya yakni pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi yang berujung pada kegagalan.
Mengutip buku 'Sejarah dan Kisah Kudeta Majapahit' karya penulis Kamil Hamid Baidawi, terbitan Araska 2022, Jayanegara adalah raja yang sakti kebal senjata. Namun dia tewas dibunuh di atas tempat tidurnya oleh tabib istana bernama Ra Tanca saat sakit bisul. Simak selengkapnya.
Kontroversi Pengangkatan Jayanegara Sebagai Raja
Pengangkatan Jayanegara sebagai raja menimbulkan kontroversi di Majapahit. Jayanegara dinilai bukan berasal dari keturunan Majapahit karena lahir dari selir bernama Dara Petak. Dara Petak berasal dari Kerajaan Dharmasraya Sumatera. Meski ia bukanlah rakyat biasa dan merupakan putri bangsawan, asal usulnya yang bukan berasal dari leluhur Majapahit tidak diterima oleh lingkungan Majapahit yang berasal dari orang Jawa.
Raden Wijaya memiliki empat istri yang semuanya putri Kertanegara. Namun, Raden Wijaya lebih memilih Jayanegara sebagai raja meski berasal dari selir yang bukan dari istri sahnya. Banyak cerita yang muncul bahwa Raden Wijaya mengangkat Jayanegara sebagai raja karena permintaan selirnya. Konon Dara Petak dikenal dengan pribadi yang pandai menarik perhatian raja. Dara Petak membujuk Raden Wijaya untuk diangkat menjadi raja di Kerajaan Majapahit. Hal tersebut yang membuat Ra Tanca tidak suka dan berambisi membunuhnya.Pemberontakan Anggota Dharmaputra
Setelah tewasnya Ra Kuti di tangan Gajah Mada, para anggota Dharmaputra semakin geram dan berkeinginan untuk membunuh Jayanegara. Salah satu dari tujuh anggota Dharmaputra yang begitu berhasrat membunuh Jayanegara adalah Ra Tanca. Menurut serat Pararaton, dendam Ra Tanca muncul karena sikap tak senonoh Jayanegara kepada istrinya serta keinginan membalas dendam kematian teman seperjuangannya di Dharmaputra.
Alasan Pemberontakan Ra Tanca
Salah satu alasan kuat Ra Tanca begitu menginginkan kematian Jayanegara karena tidak suka pada sifat amoral sang raja. Selain itu sang raja juga sering membuat sengsara rakyat. Raja Jayanegara dikenal raja yang ingin mengawini adik perempuannya supaya tahta Majapahit tetap utuh di tangannya. Jayanegara memiliki dua adik perempuan beda ibu yakni Tribhuwanatunggadewi dan Dyah Wiyat Rajadewi. Selain itu, Ra Tanca juga tidak suka pada kepemimpinan Jayanegara karena dinilai tidak berhak menjadi raja sebab bukan keturunan langsung dari leluhur Majapahit.
This is feedTerbunuhnya Jayanegara
Dalam serat Pararaton bagian 8, Jayanegara dikenal raja yang sulit dibunuh. Selain dijaga ketat pasukan Bhayangkara, Jayanegara juga dikenal kebal senjata tajam. Namun kematian Jayanegara malah berawal dari penyakit bisul yang ia alami. Penyakit itu membuat Jayanegara hanya bisa terbaring di kamarnya tanpa bisa beraktivitas apa-apa.
Ra Tanca melihat kesempatan untuk membunuh Jayanegara. Ra Tanca yakin bahwa raja pasti membutuhkannya untuk menyembuhkan penyakitnya. Benar saja, Ra Tanca dipanggil untuk mengobati sang raja. Dia pun harus membedah bisul sang raja sampai tiga kali. Karena pisau bedahnya tak mempan menembus kulit sang raja, dia meminta agar raja melepaskan jimatnya. Sang raja pun menuruti. Keinginan Ra Tanca menghabisi Prabu Jayanegara pun akhirnya terjadi pada 1328 M. Pada pembedahan ketiga itulah dia menikamkan senjatanya ke jantung Jayanegara hingga tewas seketika di tempat tidurnya. Gajah Mada yang berada di lokasi dan melihat raja terbunuh, akhirnya menikamkan kerisnya ke jantung Ra Tanca hingga tewas di tempat.