Kisah Pasukan Hantu Dayak Paling Ditakuti Tentara Belanda, Senjata Saktinya Melegenda
Merdeka.com - Dalam sejarah, sejauh ini senjata populer yang dipakai oleh pasukan Indonesia ketika melawan pasukan Belanda adalah bambu runcing. Romantisme terhadap bambu runcing sangat kuat sehingga melupakan senjata lain yang tidak kalah menarik untuk dibahas.
Tepatnya di Pulau Kalimantan. Pulau terluas di Indonesia ini menyimpan kekayaan yang sampai sekarang masih dilestarikan oleh Suku Dayak. Pada masa Belanda, Suku Dayak melakukan perlawanan dengan senjata khasnya, sehingga disebut sebagai pasukan hantu.
Kisah senjata mematikan dan pasukan hantu di Suku Dayak inilah yang menarik untuk ditelisik lebih jauh. Berikut adalah ulasan lengkapnya.
-
Mengapa Suku Basemah melawan penjajah Belanda? Selain itu, Suku Basemah dan sekitarnya juga sempat melawan penjajah Belanda yang berlangsung selama puluhan tahun.
-
Kapan Suku Basemah melawan penjajah Belanda? Hal ini menjadi perlawanan terpanjang dalam sejarah perjuangan di Sumatera Selatan pada abad ke-19.
-
Kenapa Belanda melakukan pembantaian? Latar belakang pembantaian Westerling berawal dari upaya Belanda untuk merebut kembali kekuasaannya di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
-
Kenapa Belanda membantai rakyat Sulawesi Selatan? Upaya Merebut Wilayah Nusantara Melansir dari kanal Liputan6.com, kejadian ini bermula ketika Belanda berupaya untuk merebut kembali wilayah kedaulatan Indonesia pada tahun 1940-an yang disebut dengan 'tindakan pengawasan' terhadap 'teroris' dan 'ekstrimis' nasionalis.
-
Apa peninggalan Belanda di Tapanuli Selatan? Salah satu jejak peninggalan kolonial Belanda ada di Tapanuli Selatan berupa kolam renang.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
Keganasan Suku Dayak
©2022 Merdeka.com
Pada masa penjajahan, pasukan Belanda sangat superior ketimbang pasukan tanah air, khususnya Suku Dayak. Hal ini karena Belanda mempunyai senjata yang memadai untuk melakukan peperangan dan intimidasi.
Namun, berbeda ceritanya ketika Belanda masuk ke pedalaman Kalimantan. Di sana terdapat Suku Dayak yang jauh lebih ganas ketimbang pasukan Belanda.
Pasukan Dayak Kalimantan memiliki senjata ampuh yang sangat mematikan. Senjata ini sampai sekarang melegenda dan menjadi salah satu senjata yang ditakuti oleh pasukan Belanda.
Senjata Sumpit Suku Dayak
©2022 Merdeka.com
Senjata yang melegenda dan bisa memukul mundur pasukan Belanda tersebut adalah sumpit atau yang juga disebut sebagai damek. Suku Dayak mempunyai senjata yang dikenal sebagai sumpit sebagai alat untuk berburu.
Sumpit itu bukan sumpit biasa. Sumpit yang digunakan oleh pasukan Dayak sebagai senjata adalah sumpit beracun. Pasukan Dayak akan mengolesi mata anak sumpit dengan getah pohon ipuh atau pohon iren yang beracun.
Sumpit terbuat dari pohon kayu yang memiliki bentuk bulat dengan panjang yang mencapai 2 meter. Diameter batangnya 2 cm, dan diameter lubang 1 cm. Sedangkan peluru sumpit (yang diolesi racun) terbuat dari bambu atau sejenis pohon palm tua.
Efek Senjata Sumpit Beracun
©2022 Merdeka.com
Senjata sumpit beracun milik Suku Dayak tidak hanya mematikan dengan racun. Akan tetapi juga membuat orang yang terkena menjadi kejang-kejang dengan cara yang mengerikan.
Orang yang terkena anak sumpit biasanya akan tewas dalam hitungan menit. Mereka akan kejang-kejang sambil mengeluarkan kotoran atau air kencing sebelum kemudian tewas.
Biasanya anak sumpit ini akan diarahkan ke leher target. Dengan begitu maka lawan akan tewas dengan cepat dan sadis.
Pasukan Hantu Suku Dayak
©2013 Merdeka.com/imam buhori
Pasukan yang disebut sebagai pasukan hantu di sini adalah Suku Dayak. Ada dua alasan mengapa pasukan Suku Dayak ini sangat menakutkan dan mematikan sehingga disebut sebagai pasukan hantu.
Pertama, Suku Dayak memiliki pemahaman tentang hutan yang sangat baik. Mereka adalah penduduk asli Kalimantan, sehingga pasukan Dayak sangat lihai dalam menguasai medan peperangan.
Kedua, pasukan Suku Dayak tentu saja memiliki senjata yang mematikan yaitu sumpit. Berkat kesenyapan dan kemampuan Suku Dayak dalam mematikan lawan, maka pasukan tersebut cukup pantas jika dinamakan pasukan hantu.
Pasukan Belanda Tidak Menyerang Pedalaman
©2012 Shutterstock/Paul Aniszewski
Berkat keganasan dan kengerian senjata yang dimiliki oleh Suku Dayak, maka masyarakat pedalaman Kalimantan bisa hidup dengan nyaman tanpa intervensi dari orang asing.
Kemampuan Suku Dayak dalam menyerang musuh dapat membuat pasukan Belanda tidak menyerang pedalaman Kalimantan. Mereka hanya ada untuk menguasai kota-kota besar.
"Karena itu, pengaruh penjajahan Belanda di Kalimantan umumnya hanya terkonsentrasi di kota besar tapi tak menyentuh hingga pedalaman," kata Chendana Putra, yang dilansir dari laman liputan6. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dahulu para penari asal Jawa Tengah dibawa ke Sukabumi untuk mengusir hewan buas dan makhluk halus melalui tarian.
Baca SelengkapnyaSelain berfungsi sebagai alat komunikasi antar sesama serumpun Suku Dayak, benda ini juga menyebabkan terjadinya rentetan peristiwa berdarah.
Baca SelengkapnyaTentara Belanda membentuk sebuah pasukan elite. Dinamai Marsose, yang berasal dari kata marechaussee, pasukan polisi bersenjata di Eropa.
Baca SelengkapnyaSaat itu, carok jadi strategi penjajah mengadu domba pribumi dengan jagoan kaki tangan mereka.
Baca SelengkapnyaWarga Lamongan tampilkan kekejazam kerja rodi zaman penjajahan Belanda. Bikin nangis.
Baca SelengkapnyaSetiap prajuritnya bukanlah tentara resmi dari Belanda, melainkan mereka adalah tentara bayaran yang bisa membunuh siapa saja yang menghalanginya tanpa pandang
Baca SelengkapnyaKIsah pembantaian masyarakat Aceh oleh penjajah Belanda.
Baca SelengkapnyaTentara bayaran seperti Wagner, sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Di Indonesia, pasukan ini pernah ikut perang.
Baca SelengkapnyaPenamaan "Dreded" konon berasal dari bunyi senapan Belanda yang ditembakan secara membabi buta.
Baca SelengkapnyaPerang Batak, perjuangan mempertahankan tanah leluhur dari pasukan Belanda.
Baca SelengkapnyaPasukan elite baret hijau Belanda membantai ratusan warga Rawagede, Karawang. Ini pengakuan saksi tentang kejadian mengerikan itu.
Baca SelengkapnyaBanyaknya anggota hulptroepen dari Minahasa tidak terlepas dari peran komandannya, yakni Dotulong.
Baca Selengkapnya