Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pusaka Kerajaan Majapahit Dikuasai Amerika Serikat, Ini Potret Penampakannya

Pusaka Kerajaan Majapahit Dikuasai Amerika Serikat, Ini Potret Penampakannya Pusaka Peninggalan Majapahit di Museum Metropolitan New York Amerika. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Indonesia merupakan salah satu negara dengan kebudayaan yang beragam. Dikenal sebagai negara yang kental akan tradisinya, tentu dulu Indonesia sempat melalui fase dipimpin oleh sebuah kerajaan, Majapahit salah satunya.

Pernah menjadi kerajaan pemimpin di Tanah Air, Majapahit memiliki banyak pusaka dan menyebar di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, terdapat pusaka Majapahit yang dikuasai oleh negara Amerika yang diletakkan pada Museum Metropolitan, New York. Ingin tahu? Berikut ulasannya dari berbagai sumber.

Patung Parvati yang Dibeli Amerika

Terlihat dari video unggahan saluran Youtube Andri Indonesia, beberapa pusaka peninggalan Majapahit yang ada di The Metropolitan Museum of Art 1000 5th Avenue, New York, USA, salah satunya patung Parvati. Dalam video tersebut dijelaskan patung dewi dalam agama Hindu yang merupakan peninggalan Majapahit itu tengah dibeli oleh Amerika pada tahun 2001.

"Kita mulai dari patung ini, patung ini ternyata sudah ada sejak abad 14, dan telah masuk di sini dan dibeli sejak tahun 2001," ujar Andri.

Dibeli Seharga Rp630 Miliar

Saat Andri menanyakan keaslian barang yang ada di Museum tersebut, salah seorang petugas membenarkan bahwa semua barang yang ada adalah asli. Bahkan petugas itu mengungkap bahwa pihak museum membeli barang tersebut dengan harga Rp630 miliar.

"Excuse me Sir, do you think that's one is real?," tanya Andri.

"All of here is real. One picture fourty seven million dollars, don't talk. We podcast," jawab petugas.

Perhiasan Peninggalan Majapahit

Tak hanya patung Parvati, di Museum Metropolitan, New York itu juga terdapat banyak perhiasan peninggalan Kerajaan Majapahit. Perhiasan yang terbuat dari emas tembaga itu tersusun rapi lengkap disertai dengan keterangan nama masing-masing.

"Terus kita lihat banyak perhiasan di sini. Ini ada perhiasan dari Majapahit, dan ini kebanyakan dibuat dari emas tembaga dan ada deskripsinya lho di sana. Ada banyak macemnya, jadi ini bukan nama asli ya. Jadi mereka buat sendiri nama dengan bahasa Inggris gitu," jelas Andri.

Ada Pusaka Pataka Majapahit

Pusaka Pataka Majapahit merupakan sebuah peninggalan yang tak kalah menarik dari patung Parvati dan juga banyaknya perhiasan oleh kerajaan yang ada di Museum Metropolitan. Pataka tersebut dimuseumkan oleh Samuel Eilenberg Collection pada tahun 1998. Pusaka Pataka Majapahit yang ada antara lain sepertiSang Dwija Naga Nareswara, Sang Hyang Baruna, Sang Hyang Naga Amawabhumi.

"Ada banyak lho pusaka Majapahitnya ini, kenapa ya kok bisa dimasukkan ke museum ini? Ternyata itu dimasukkan oleh Samuel Eilenberg Collection pada tahun 1998. Tak hanya pataka ini, Sang Dwija Naga Nareswara. Terus yang selanjutnya ini ada Pataka Sang Hyang Baruna, terus lagi yang ini satunya ini adalah Pataka Sang Hyang Naga Amawabhumi," kata Andri menjelaskan.

Sang Dwija Naga Nareswara

Dilansir dari Change.org, pataka ini berbentuk nagari sebagai perwujudan dari naga kembar tirta amertha. Pataka ini dibuat Kerajaan Singasari di abad 12-13 Masehi, diwarisi oleh Kerajaan Majapahit dengan bentuk tombak dan terbuat dari tembaga. Berdasarkan referensi yang ada, Pataka inilah yang pertama kali dikibarkan bendera Majapahit yang bernama Gula Kelapa (Merah-Putih) yang sekarang kita warisi menjadi Bendera Sang Saka Merah Putih.

Sang Hyang Baruna

Pataka ini dibuat oleh saat Kerajaan Singasari di abad 12-13 Masehi. Sempat diselamatkan oleh Sangrama Wijaya, pataka ini biasa dipasang di atas kapal pemimpin rombongan ekspedisi kerajaan terdahulu. Sedangkan bendera yang dipasang adalah 'Getih-Getah Samudra' dengan lima garis merah dan empat garis putihsebagai bendera armada militer Singhasari atau Majapahit. Bendera tersebut hingga saat ini masih digunakan oleh TNI-AL dalam kapal perang di perairan internasional. Detail dari pataka ini yakni memiliki dua mata tombak kembar di atas kepala dan ekor naga.

Sang Hyang Naga Amawabhumi

Bentuk Pataka ini menyerupai tombak naga dan dibuat dari bahan tembaga yang dikenal dengan sebutan Sanghyang Naga Amawabhumi atau berarti naga penjaga keadilan. Pemilik Pataka ini harus mempunyai sikap seperti dalam Mukadimah Kutara Manawa. Dalam Mukadimah Kutara Manawa atau undang-undang jaman Majapahit ditegaskan bahwa seorang Amawabhumi teguh hatinya dalam menetapkan besar kecilnya denda, jangan sampai salah. Jangan sampai orang yang bertingkah salah, luput dari tindakan.

Sang Padmanaba Wiranaga

Pada Tombak Pataka Sang Padmanaba Wiranagari ini lah pertama kali dipasang Lambang Kerajaan Wilwatikta (Majapahit). Kain Pataka ini memiliki makna teratai kemuliaan pembelaan negeri. Sebelumnya, Pataka ini dibawa oleh Jayakatwang Kediri namun berhasil direbut kembali oleh para Senopati Singasari pada ekspedisi Pamalayu.

Garuda Wisnu Kencana

Terbuat dari perunggu, pusaka peninggalan Garuda Wisnu Kencana juga berdiri dalam sebuah lemari kaca khusus yang ada di Museum Metropolitan, New York. Andri mengatakan pusaka tersebut dibuat sekitar pada tahun 900-an.

"Terus ada lagi, ini ada Garuda Wisnu Kencana. Dia ini dibuat kira-kira itu tahun 900-an dan ini dibuat dari perunggu," ujarnya.

Ada Banyak Benda Peninggalan Tanpa Penjelasan

Tidak sedikit benda bersejarah peninggalan Kerajaan Majapahit yang dipajang tanpa keterangan di Museum itu. Kebanyakan benda tersebut dibuat dengan bahan dasar perunggu.

"Dan ini banyak juga dari perunggu yang enggak tahu, pokoknya banyak. Pokoknya ini melambangkan sesuatulah dan kalian lihat ini barang yang dibuat beberapa ribuan tahun yang lalu. Bisa keren-keren kayak gitu ya," kata Andri.

Benda Mirip Perisai

Menyusuri Museum Metropolitan yang ada di New York, Amerika, perhatian Andri tak luput dari satu benda yang menyerupai perisai. Benda ini memiliki bentuk bulat dan berukuran cukup besar dengan lambang seperti bintang ditengahnya.

"Yang terakhir itu, ada kayak perisai gitu ya, enggak tahu itu apa," jelas Andri dengan nada heran dan bertanya-tanya.

Muncul Petisi Saatnya Pataka MAJAPAHIT Kembali Ke Nusantara

Peninggalan-peninggalan sejarah memang seharusnya dijaga dan dilindungi. Seperti Pataka Majapahit yang seharusnya menjadi milik Indonesia sebagai pewarisnya.

Baru-baru ini muncul petisi di Change.org berjudul 'Sudah'Saatnya Pataka MAJAPAHIT Kembali Ke Nusantara'. Banyak yang setuju, petisi tersebut saat ini sudah ditanda tangani sebanyak lebih dari 300 orang. (mdk/bil)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Wisata Kota Tua beserta Harga Tiketnya, Menarik Penuh Sejarah
Wisata Kota Tua beserta Harga Tiketnya, Menarik Penuh Sejarah

Kota Tua, jalur perdagangan strategis dan cukup populer di masa lalu. Kini, daerah tersebut menjelma menjadi destinasi wisata yang penuh dengan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya
Ini Makanan yang Disantap Raja Majapahit saat Pesta di Era Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada
Ini Makanan yang Disantap Raja Majapahit saat Pesta di Era Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada

Kerajaan ini terkenal karena praktik pertaniannya yang canggih.

Baca Selengkapnya
Berhasil Bawa Pulang Artefak Rp7,8 Miliar yang Hilang, Ini Sosok Winanto Adi Konsul Jenderal RI New York
Berhasil Bawa Pulang Artefak Rp7,8 Miliar yang Hilang, Ini Sosok Winanto Adi Konsul Jenderal RI New York

Artefak-artefak ini ternyata dijual oleh sindikat perdagangan barang antik internasional.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Museum Bahari yang Dibangun Tahun 1652, Simpan Koleksi Rempah yang Jadi Buruan Penjajah
Mengunjungi Museum Bahari yang Dibangun Tahun 1652, Simpan Koleksi Rempah yang Jadi Buruan Penjajah

Ada ragam jenis rempah yang laku di masa silam tersimpan di Museum Bahari

Baca Selengkapnya
Potret Rumah Zaman Belanda Mantan Gubernur Jabar, di Dalamnya Penuh Sejarah Bikin Merinding
Potret Rumah Zaman Belanda Mantan Gubernur Jabar, di Dalamnya Penuh Sejarah Bikin Merinding

Sebuah video memperlihatkan penampakan rumah mantan gubernur Jawa Barat yang masih kental dengan nuansa Belanda.

Baca Selengkapnya
Wisata Kota Tua yang Menarik dan Penuh Sejarah, Wajib Mampir
Wisata Kota Tua yang Menarik dan Penuh Sejarah, Wajib Mampir

Keindahan arsitektur peninggalan Belanda dan berbagai benda bersejarah yang tersimpan rapi di museum-museumnya menawarkan pengalaman wisata yang tak telupakan.

Baca Selengkapnya
Wisata Kota Tua yang Menarik dan Penuh Sejarah, Sajikan Nuansa Masa Lalu
Wisata Kota Tua yang Menarik dan Penuh Sejarah, Sajikan Nuansa Masa Lalu

Kota Tua Jakarta menawarkan petualangan yang memikat bagi mereka yang ingin menjelajahi kekayaan sejarah dan menikmati arsitektur kolonial.

Baca Selengkapnya
Berkunjung ke Radya Pustaka Solo, Museum Tertua di Indonesia
Berkunjung ke Radya Pustaka Solo, Museum Tertua di Indonesia

Museum Radya Pustaka merupakan museum tertua di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, koleksinya mulai dari masa kerajaan hingga masa penjajahan.

Baca Selengkapnya
Bungker Zaman Majapahit Ditemukan, di Dalamnya Penuh dengan 'Harta Karun'
Bungker Zaman Majapahit Ditemukan, di Dalamnya Penuh dengan 'Harta Karun'

Fenomena bumi terbelah berupa bungker kuno peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan di Gresik.

Baca Selengkapnya
Deretan Aset Bersejarah di Museum Nasional Indonesia, Ada Titipan Kemenkeu
Deretan Aset Bersejarah di Museum Nasional Indonesia, Ada Titipan Kemenkeu

Museum Nasional mengalami kebakaran kemarin malam.

Baca Selengkapnya
Melihat Tasikmalaya saat Zaman Kerajaan di Museum Galunggung, Ada Kursi Bupati Tahun 1745
Melihat Tasikmalaya saat Zaman Kerajaan di Museum Galunggung, Ada Kursi Bupati Tahun 1745

Di Museum Galunggung pengunjung bisa melihat perubahan Tasikmalaya sejak zaman kerajaan.

Baca Selengkapnya
Candi di Probolinggo Ini Dulu Tempat Istirahat Hayam Wuruk saat Mengembara, Begini Potretnya Sekarang
Candi di Probolinggo Ini Dulu Tempat Istirahat Hayam Wuruk saat Mengembara, Begini Potretnya Sekarang

Potret terbaru tempat istirahat Raja Hayam Wuruk saat mengembara keliling Jawa Timur.

Baca Selengkapnya