Kadin ungkap 4 masalah Indonesia dalam AEC 2015
Merdeka.com - Dunia usaha sebentar lagi akan dihadapkan pada Asean Economic Community (AEC) pada 2015 mendatang. AEC dianggap cukup penting karena semua negara ASEAN akan berkompetisi menawarkan produk terbaik mereka dan bebas masuk ke negara anggota.
"Bagaimana pengusaha Indonesia 2015 melihat peluang Indonesia menghadapi pasar yang lebih besar dan apa yang akan dilakukan Kemendag dan Kemenperin," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Koordinator Asosiasi Noke Kiroyan di Menara Kadin, Jakarta, Senin (10/6).
Kadin menilai kewaspadaan dunia usaha menghadapi AEC perlu ditingkatkan. Pasalnya, Kadin melihat tingkat produksi Indonesia masih kurang efisien.
-
Kenapa pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran diprediksi kurang maksimal? Hal itu, dikarenakan Prabowo berencana akan menggelontorkan dana untuk pembangunan IKN sebanyak Rp16 triliun per tahun.
-
Siapa yang memprediksi pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran kurang maksimal? Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi upaya proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan dilanjutkan presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan maksimal.
-
Apa tanggapan Kadin tentang bea masuk 200% untuk tekstil China? Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta Kementerian Perdagangan melibatkan pelaku usaha, asosiasi dan pihak terkait dalam rencana penerapan bea masuk 200 persen bagi barang impor asal China.
-
Bagaimana Indah meningkatkan efisiensi produksi? Seiring dengan bertambahnya permintaan, Indah menyadari perlunya meningkatkan efisiensi. Bersama suami, dia mulai mencari mesin pengaduk adonan yang bisa membantu mempercepat proses produksi. Setelah melakukan survei di beberapa pabrik di Malang, Indah akhirnya menemukan mesin yang cocok.
-
Bagaimana cara Kadin ingin mengatasi impor tekstil ilegal? 'Kadin Indonesia berharap jalur masuk ilegal (illegal import) yang marak menjadi jalur masuk ke pasar dalam negeri dapat ditindak dengan tegas. Kami merekomendasikan pemerintah untuk membentuk satgas pemberantasan impor ilegal dan penertiban barang impor ilegal yang saat ini sudah berada di tengah masyarakat dengan melibatkan Kadin Indonesia beserta Asosiasi dan Himpunan,' kata Juan dalam keterangannya, Rabu (3/7).
-
Kenapa kerajinan perak Koto Gadang semakin menurun? Melansir dari Antara, eksistensi kerajinan perak di Koto Gadang kini semakin memudar. Hal ini disebabkan oleh jumlah perajin perak di Koto Gadang yang sudah berkurang drastis, sehingga tingkat produksi otomatis menurun.
Hal ini disebabkan infrastruktur yang kurang memadai. Selain itu dari aspek tenaga kerja dan teknologi juga perlu ditingkatkan. Meski demikian, Kadin mengakui beberapa tenaga kerja di Indonesia sudah baik namun tidak memenuhi syarat dari negara lain.
"Pengusaha perlu dukungan pemerintah khususnya cost yang lebih efisien," sambung Bayu Prawira Hie, salah satu Koordinator Komite Tetap Kadin yang juga Rektor Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti itu. (mdk/bmo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaCalon Wakil Presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, menegaskan Indonesia memiliki sumber daya melimpah namun tidak diimbangi pemimpin yang tangguh.
Baca SelengkapnyaPadahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKondisi ini dipicu lesunya industri keramik Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku akan menggelar rapat untuk membahas masalah ini. Ditegaskan juga bahwa anggaran menjadi masalah utama.
Baca SelengkapnyaDari sudut pandang bisnis, ongkos produksi udang di Indonesia masih cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaAnies berjanji, mencatat semua masalah nelayan itu untuk nantinya dibereskan.
Baca SelengkapnyaKadin Indonesia berharap para capres-cawapres bisa menyoroti isu-isu pentung di daerah.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mendata UMKM untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan UMKM yang tepat sasaran dan efektif.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaAlhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Baca SelengkapnyaUntuk mewujudkan swasembada energi, Indonesia perlu membangun infrastruktur yang memadai.
Baca Selengkapnya