Kisah Crazy Rich Batam Abidin Hasibuan, Pernah Hidup Susah Sampai Tak Makan Seharian
Merdeka.com - Saat usia anak-anak, setiap individu mungkin ada yang bermimpi menjadi pebisnis andal dan menjadi kaya raya. Ini juga yang diimpikan Abidin Hasibuan, orang terkaya di Batam.
Pria dengan nama lengkap Abidin Fan Hasibuan itu lahir pada 30 Oktober 1962 di Moro. Sejak kecil, dia bermimpi menjadi orang kaya dan punya pabrik empat lantai. Cita-cita itu dia upayakan agar terus tercapai.
Sekitar tahun 1980-an Abidin bersama sang istri pindah ke Batam. Di sana, dia bekerja serabutan, mulai dari berjualan telur, hingga menjadi calo paspor. Kesulitan ekonomi menjadi langganan Abidin saat pertama kali tinggal di Batam.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Bagaimana pria kaya ini hidup? Namun di tengah kekayaan yang dimiliki, dia mengaku telah hidup hemat sepanjang hidupnya.
-
Siapa Crazy Rich asal Medan? Sosok Crazy Rich asal Medan itu bernama Sukanto Tanoto.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Apa pekerjaan impian pemuda itu? Seorang pemuda China bergelar PhD bidang fisika dari Universitas Stanford, Amerika Serikat, terpilih menjadi pegawai negeri sipil di pedesaan.
-
Siapa pengusaha kaya yang membangun pabrik kelapa sawit di Sumatera? Tahun 1991, Wilmar berhasil membangun pabrik pengolahan minyak sawit pertama sekaligus membeli kebun kelapa sawit seluas 7.000 hektare di Pulau Sumatra.
Sulitnya ekonomi pernah membuat Abidin dan istri tidak makan satu hari karena tidak punya uang untuk membeli makan. Mereka mengganjal rasa lapar dengan minum air putih.
Abidin dan istri tidak mau menyerah dengan keadaan itu. Hingga akhirnya Abidin diterima bekerja dan karirnya cukup gemilang sebagai General Manager di PT Hi Tech Agratekron Sempurna, pada tahun 1987-1989.
Tahun 1989-1990, dia kemudian pindah kerja sebagai manajer produksi di PT Singamip. Di kedua perusahaan ini, Abidin menempa dirinya dan belajar, dan membangun mimpinya menjadi kenyataan.
Hingga di 1 Juni 1990, Abidin berhasil mendirikan perusahaannya sendiri dan diberi nama PT Sat Nusapersada yang biasa disingkat Satnusa. Abidin memulai sebuah revolusi manufaktur dengan membangun pabrik untuk melakukan perakitan papan sirkuit cetak (PCB) di kawasan Pelita, Batam.
Pada awal beroperasi, Satnusa baru memiliki 22 orang karyawan, termasuk Abidin sendiri. Kemudian di tahun 1991, perusahaannya mengalami kesulitan keuangan, dan memaksa Abidin untuk meminjam uang kepada pengusaha lain.
Masa-masa sulit itu, dilalui Abidin dengan tekad yang sangat kuat, kegigihan, kerja keras, komitmen yang tinggi, dan menjaga kepercayaan orang lain dengan teguh. Inilah beberapa kiat sukses Abidin. Yakni, rasa percaya diri, memiliki komitmen dan bisa dipercaya, karena kepercayaan adalah aset yang lebih berharga daripada uang, bekerja keras dan yang terakhir, dia yakin karena nasib baik dan keberuntungannya.
Perlahan, Satnusa berhasil bangkit. Perusahaan yang awalnya dikenal sebagai perusahaan pemasok Printed Circuit Board (PCB), kini merambah menjadi merakit produk setengah jadi dan produk lengkap.
Padahal, tahun 90-an, kondisi Batam masih semrawut. Pertumbuhan penduduk tinggi akibat arus urbanisasi. Angka pengangguran terus meningkat. Muaranya, tingkat kriminalitas juga tinggi. Begitu juga, infrastruktur kota minim. Mulai dari jalan berlobang, traffic light mati dan jalan-jalan gelap. Angkutan liar merajalela.
Abidin juga tidak setuju Batam dijuluki industri tukang jahit. Itu sebabnya, Satnusa Persada berupaya menguasai teknologi tinggi. Sehingga, ini akan melatih warga Indonesia mencapai hight tehcnology position.
Tahun 1995 -1996, Sat Nusa Persada memulai produksi Pick-up Optik pertama, mendirikan layanan Surface Mounting Technology (SMT) awalnya beberapa jalur SMT meningkat menjadi 31 jalur, dengan mesin canggih serta pengaturan jalur mesin sisipan otomatis (AIM) yang mampu menangani penyisipan IC mikro, jumper wire, axial, dan radial.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ditempuh pria bernama Hadi di usianya yang masih belia.
Baca SelengkapnyaSaat berada di puncak kekayaan, sindrom Orang Kaya Baru (OKB) membawanya kembali ke titik terendah.
Baca SelengkapnyaWalau dia tak tamat menempuh pendidikan di bangku SD, nyatanya kini ia berhasil menjadi seorang bos dengan punya banyak karyawan.
Baca SelengkapnyaDia ogah mengandalkan ekonomi keluarga untuk menjemput kesuksesannya
Baca SelengkapnyaDari generasi ke generasi, usaha bubur ini turun-temurun, menjadi bukti ketekunan dan dedikasi keluarga dalam mempertahankan usaha ini.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah hidup pengusaha beromzet yang dulunya hidup getir sampai tidur di Masjid.
Baca SelengkapnyaBasrizal Koto dikenal sebagai sosok pengusaha besar di Sumatera.
Baca SelengkapnyaRoman Abramovich merupakan salah satu orang terkaya di Rusia.
Baca SelengkapnyaOrang tuanya tidak cukup nyaman untuk dijadikan tempat berkeluh kesah.
Baca SelengkapnyaDengan bermodalkan nekat, tekad kuat dan semangat pantang menyerah, ia berhasil membangun bisnis mie ayam.
Baca Selengkapnya