Sopir Taksi Online di Amerika Keluhkan Persaingan Ketat dan Pendapatannya Turun, Sebulan Cuma Rp551 Juta
Sopir taksi online Uber mengaku pendapatannya mengalami penurunan sepanjang tahun 2023.
Sopir taksi online Uber mengaku pendapatannya mengalami penurunan sepanjang tahun 2023.
Sopir Taksi Online di Amerika Keluhkan Persaingan Ketat dan Pendapatannya Turun, Sebulan Cuma Rp551 Juta
Sopir Taksi Online di Amerika Keluhkan Persaingan Ketat dan Pendapatannya Turun
Digitalisasi bak menjadi pisau bermata dua. Perubahan kebiasaan masyarakat yang menerapkan gig ekonomi karena kemudahan digital ekonomi justru membuat profit sejumlah profesi menurun.
Mengutip Business Insider, Fred, seorang sopir taksi online Uber mengaku pendapatannya mengalami penurunan sepanjang tahun 2023.
Fred biasa beroperasi di wilayah Virginia, Amerika.
Pada tahun 2022, dia mengantongi pendapatan USD44.000 atau sekitar Rp682 juta.
Namun di tahun ini, pendapatannya turun sekitar 25 persen atau, dia hanya berhasil mengumpulkan uang sekitar Rp511 juta selama satu tahun.
Dia bercerita, ketika dia berada di bandar udara, terlihat orang-orang berbaris menunggu taksi online yang mereka pesan. Namun saat ini, kondisinya justru terbalik.
"Malam-malam itu, saya biasanya melihat delapan sampai sepuluh orang menunggu jemputan. Sekarang justru saya melihat 20 hingga 40 mobil mengantre untuk mendapatkan penumpang," cerita Fred.
Pada November 2023, Uber mengumumkan pengemudi dan kurir aktif mencapai angka tertinggi yaitu 6,5 juta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 31 persen.
Perusahaan berpandangan, peningkatan jumlah pengemudi dan kurir dipicu tren inflasi yang terus meningkat, sekaligus kondisi pasca pandemi Covid-19 yang sudah terkendali.
merdeka.com
Di satu sisi, pada tahun 2020, jumlah pengemudi atau sopir taksi online di Uber mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan kebijakan pemerintah di setiap negara yang membatasi ketat mobilitas masyarakat.