7.300 Tahun Lalu Orang Asia Tenggara Tinggal di Sebuah Pulau di China, Ini Buktinya
7.300 Tahun Lalu Orang Asia Tenggara Tinggal di Sebuah Pulau di China, Ini Buktinya
Arkeolog temukan sisa-sisa rumah, tulang manusia, artefak batu, dan tembikar.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di situs arkeologi Qinjiazui? Tim arkeolog yang sedang melakukan penggalian di situs arkeologi Qinjiazui menemukan rumus perkalian tertua yang pernah tercatat.
-
Bagaimana para arkeolog meneliti artefak yang ditemukan di makam Wuwangdun? Peneliti melakukan studi terhadap artefak yang digali, memperkuat dan mengekstraksi benda-benda yang sudah rapuh seperti papan kamar, tikar bambu, dan peralatan pernis.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno Wuwangdun? Penggalian situs makam Wuwangdun di Provinsi Anhui, China timur, mengungkap temuan yang luar biasa—tumpukan daun dengan uratnya yang masih terlihat jelas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Reruntuhan Kerajaan Kuno Sanxingdui? Arkeolog China menemukan bengkel kerja kerajinan batu giok berasal dari 3.400 tahun lalu.Ini merupakan pertama kalinya bengkel kerja kerajingan tangan ditemukan di Sanxingdui, China barat daya, menurut Direktur Stasiun Kerja Situs Sanxingdui dari Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Sichuan, Ran Honglin kepada media pemerintah China, Xinhua.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Laut China Selatan? Dua bangkai kapal kuno dari Dinasti Ming ditemukan para arkeolog di Laut China Selatan, ungkap Badan Warisan Budaya China (NCHA), pada Kamis.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di lokasi penggalian? Artefak yang ditemukan termasuk koin Romawi dan tembikar dari Zaman Besi dan Perunggu.
7.300 Tahun Lalu Orang Asia Tenggara Tinggal di Sebuah Pulau di China, Ini Buktinya
Arkeolog China baru-baru ini menemukan pemukiman orang Austronesia yang berasal dari 7.300 tahun yang lalu di Pulau Pingtan, Provinsi Fujian.
Austronesia merujuk pada kelompok besar orang di Asia Tenggara, Taiwan, pesisir New Guinea, Melanesia, Polinesia, dan Madagaskar.
Penemuan ini mengungkapkan pemukiman tersebut dihuni oleh orang-orang dari peradaban yang meluas dari China selatan hingga Asia Tenggara.
- Sosok Orang Indonesia Ini Nyaris Ikut Misi NASA ke Luar Angkasa tapi Batal, Begini Kisahnya
- 41 Kerangka Manusia Tanpa Kepala Ditemukan di China, Ungkap Konflik Mengerikan 4.400 Tahun Lalu
- Pendiri TikTok Jadi Orang Terkaya Nomor Dua di China, Hartanya Rp679 Triliun saat Umur 38 Tahun
- Orang China Kuno Dikubur dengan Pakaian Berlapis Giok dan Dijahit dengan Benang Emas, Ini Fungsinya
Situs arkeologi utama, Xiying, diperkirakan berusia antara 6.500 hingga 7.300 tahun, menampilkan sisa-sisa rumah, tulang manusia, artefak batu, dan tembikar.
Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
"Ini adalah bukti langsung untuk studi kami untuk memecahkan kode kelompok awal orang Austronesia," kata Zhou Zhenyu, seorang peneliti di Institut Arkeologi Akademi Ilmu Sosial China, seperti dilansir laman laprensalatina.
Penemuan tambahan di situs Keqiutou yang berusia 5.000 hingga 6.500 tahun, serta situs Donghuaqiu dan Guishan, yang berusia 3.000 hingga 4.200 tahun, memberikan bukti lebih lanjut tentang perkembangan peradaban orang Austronesia di Pulau Pingtan. Mereka telah mengembangkan gritkultur, kerajinan tangan, dan struktur kompleks, termasuk area perumahan dan ruang publik.
Guan Qiang, wakil direktur Administrasi Warisan Budaya Nasional, menyatakan temuan ini memiliki signifikansi penting untuk pemahaman sejarah dan budaya orang Austronesia. Temuan ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana orang Austronesia memanfaatkan sumber daya maritim dan menyebar ke seluruh dunia.
Migrasi maritim orang Austronesia, yang melibatkan ribuan tahun dan mencakup jarak yang sangat jauh, mungkin merupakan salah satu migrasi maritim paling awal dan terbesar dalam sejarah manusia. Administrasi Warisan Budaya Nasional mencatat migrasi Austronesia dimulai sekitar 6.000 tahun yang lalu dan berlanjut hingga sekitar 1.000 tahun yang lalu.
Saat ini, sekitar 400 juta orang berbicara dalam sekitar 1.200 bahasa Austronesia di seluruh dunia.