Timbunan Koin Seberat 5 Kilogram Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Situs Peradaban Tertua Dunia, Ada Gambar Sosok Raja
Harta karun ini ditemukan di reruntuhan kuil Buddha di situs Mohenjo Daro.
Timbunan Koin Seberat 5 Kilogram Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Situs Peradaban Tertua Dunia, Ada Gambar Sosok Raja
Para arkeolog di Pakistan menemukan timbunan koin tembaga langka, yang diperkirakan berusia lebih dari 2.000 tahun, dari reruntuhan kuil Buddha yang dibangun di situs Mohenjo-Daro.
-
Dimana koin kuno tersebut ditemukan? Koin sebanyak 20 keping itu ditemukan oleh seorang detektor logam di Crosby, dekat Kirkby Stephen, Cumbria, Inggris pada Februari 2022.
-
Dimana penemuan artefak 5000 tahun ini? Artefak itu ditemukan selama penggalian di situs arkeologi Yuanbaoshan di Aohan Banner di Kota Chifeng yang telah berlangsung empat bulan dari bulan Mei.
-
Dimana harta karun abad ke-5 SM ditemukan? Penemuan ini terjadi di makam terkaya yang berisi artefak emas tertua dari abad ke-5 SM.
-
Kapan koin tertua ditemukan? Beberapa koin berasal dari tahun 274 Masehi dan di era Kaisar Aurelian.
-
Koin kuno milik siapa? Seorang bocah laki-laki Israel berusia 11 tahun menemukan sebuah koin berusia 2.000 tahun milik raja Hasmonean dan imam besar Alexander Yanai.
-
Dimana harta karun koin kuno ditemukan? Koin-koin ini ditemukan di situs Sosha Village East 03 di Kota Maebashi, Jepang.
Koin dan kuil yang dikenal sebagai stupa ini diperkirakan berasal dari zaman Kekaisaran Kushan, pemerintahan Buddha yang berkuasa di wilayah itu sekitar abad ke-2 SM hingga abad ke-3 M, serta menaklukkan kerajaan Yunani-Baktria yang didirikan di Asia Tengah oleh Alexander Agung.
Sumber: Live Science
Kuil tersebut terletak di antara reruntuhan luas di Mohenjo-Daro, yang kini berada di tenggara Pakistan. Kuil ini berasal dari sekitar 2600 SM, milik peradaban Lembah Indus kuno atau peradaban Harappa yang menjadi salah satu peradaban tertua di dunia.
"Stupa ini dibangun di atas reruntuhan Mohenjo-Daro setelah kemundurannya sekitar 1.600 tahun kemudian," kata arkeolog sekaligus pemandu Sheikh Javed Ali Sindhi kepada Live Science.
Sindhi adalah bagian dari tim yang menggali timbunan koin di Mohenjo-Daro awal bulan ini selama penggalian penyelamatan di situs tersebut ketika sebuah tembok runtuh. Pekerjaan tersebut dipimpin oleh Syed Shakir Shah, direktur arkeologi di situs Mohenjo Daro.
Foto: Sheikh Javed Ali Sindhi
Koin-koin tersebut akan segera dibersihkan dengan hati-hati di laboratorium arkeologi, ujar Sindhi.
Foto: Sheikh Javed Ali Sindhi
Koin-koin yang baru ditemukan ini berwarna hijau karena terbuat dari tembaga dan mengalami korosi ketika terkena udara. Korosi yang terjadi selama berabad-abad ini menyatukan koin-koin tersebut menjadi satu gumpalan yang beratnya sekitar 5,5 kilogram.
Foto: Sheikh Javed Ali Sindhi
Namun, beberapa koin ditemukan secara terpisah. Timbunan yang menyatu ini kemungkinan terdiri dari 1.000 hingga 1.500 koin, jelas Sindhi.
Foto: Sheikh Javed Ali Sindhi
Beberapa koin di bagian luar gumpalan koin tersebut menggambarkan sosok berdiri, yang menurut para peneliti kemungkinan adalah gambaran seorang raja Kushan.
Sumber: Live Science
Koin-koin ini adalah artefak pertama yang ditemukan di reruntuhan stupa sejak tahun 1931, ketika arkeolog Inggris, Ernest MacKay, menggali lebih dari 1.000 koin tembaga di sana, kata Sindhi. Koin-koin lain ditemukan di stupa pada tahun 1920-an.
Foto: Sheikh Javed Ali Sindhi
Penemuan-penemuan sebelumnya ini menampilkan gambaran serupa, yaitu sosok berdiri di satu sisi, sementara sisi lain kadang-kadang menggambarkan dewa Hindu Siwa dan simbol-simbol lainnya.
Foto: Sheikh Javed Ali Sindhi
Nama Mohenjo-Daro diartikan sebagai "gundukan orang mati" dalam bahasa lokal Sindhi. Situs ini ditinggalkan sekitar tahun 1800 SM, bersama dengan kota-kota besar lainnya dari Peradaban Lembah Indus kuno.
Menurut para peneliti, kota-kota Harappa didirikan terlalu jauh dari dataran banjir Sungai Indus untuk bertahan di iklim yang semakin kering, yang membuat orang meninggalkannya untuk pemukiman yang lebih kecil di kaki bukit Himalaya.
Sekitar tahun 150 M, raja-raja Kekaisaran Kushan diperkirakan memerintahkan pembangunan stupa Buddha di Mohenjo-Daro. Pada saat itu, reruntuhan kota kuno itu sudah hampir berusia 2.000 tahun, tetapi tidak diketahui seberapa banyak situs kuno yang terlihat pada saat itu.
Stupa tersebut ditinggalkan sekitar tahun 500 M, mungkin setelah rusak akibat gempa bumi atau karena pengaruh agama Buddha mengalami penurunan di wilayah tersebut.
Pada saat itu, Kekaisaran Kushan terpecah menjadi kerajaan independen, yang pertama kali ditaklukkan oleh Persia Sasania dan kemudian oleh penjajah dari utara yang mungkin terkait dengan bangsa Hun.