Arkeolog Temukan Kuil Berusia 4.000 Tahun di Kuwait, Berisi Tembikar Sampai Segel dari Zaman Perunggu
Penemuan ini mengungkap praktik keagamaan masyarakat Zaman Perunggu di wilayah tersebut.
Tim arkeolog Denmark dan Kuwait menemukan kuil Zaman Perunggu berusia hampir 4.000 tahun di Pulau Failaka, Kuwait. Penemuan ini memberi pemahaman baru terkait peradaban kuno Dilmun dan ritual keagamaan masyarakat awal di wilayah tersebut, seperti dilaporkan Q8-Press.
Dewan Nasional Kebudayaan, Seni, dan Sastra mengumumkan penemuan ini. Mereka menyampaikan, penggalian dilakukan di sebuah bukit yang dikenal dengan nama "F6", berlokasi di bagian timur kompleks istana dan kuil bersejarah, yang diyakini sebagai salah satu situs paling tua peradaban Dilmun.
-
Apa temuan arkeolog di kuil? Arkeolog di Peru menemukan kuil yang digunakan untuk upacara berusia 4.000 tahun. Selain itu, ditemukan juga kerangka manusia di dalam kuil tersebut.
-
Bagaimana arkeolog menemukan kuil itu? Mereka menemukan tanda-tanda tembok kuno yang terbuat dari lumpur dan tanah liat dengan kedalaman hanya 1,8 meter.
-
Dimana artefak Zaman Perunggu ditemukan? Di sudut lapangan olahraga di Cardiff, Wales, Inggris, para arkeolog dan sukarelawan menemukan sejumlah artefak di lokasi dua rumah bundar yang memberikan petunjuk tentang bagaimana orang hidup dan bekerja di sana 3.500 tahun yang lalu.
-
Apa temuan arkeolog di Teluk Oman? Para arkeolog menemukan stempel 'Gulf-type' yang terbuat dari batu lunak yang berasal dari akhir milenium ketiga sebelum masehi di Kalba, sebuah situs pantai prasejarah di Teluk Oman.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Arkeolog Dikejutkan dengan Penemuan Fosil Dinosaurus Bertangan Mungil Menariknya tangan dinosaurus ini lebih kecil dibandingkan T-Rex. Tyrannosaurus rex dikenal sebagai dinosaurus buas yang memiliki tangan kecil. Kini, kelompok dinosaurus dengan karakteristik seperti itu mendapat anggota baru dengan ditemukannya sebuah spesies dinosaurus baru di Formasi La Colonia, Patagonia, Amerika Selatan.
Dikutip dari Greek Reporter, Senin (18/11), ketua tim arkeolog Denmark, Dr Stefan Larsen menjelaskan, pihaknya menemukan jejak tembok dari mimbal kuil kecil tersebut dalam penggalian awal, yang kemungkinan berasal dari tahun 1900-1800 SM. Sementara saat penggalian tahun ini, mereka menemukan struktur kuil hampir lengkap dari Zaman Perunggu.
Kuil yang baru ditemukan ini berukuran sekitar 11 x 11 meter dan berisi sejumlah artefak seperti stempel dan tembikar, yang terkait dengan praktik keagamaan masyarakat Dilmun.
Kehidupan Spiritual
Larsen mengatakan penemuan ini langkah penting dalam memahami kehidupan spiritual bangsa Dilmun. Penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk memperdalam pengetahuan mengenai agama dan praktik spiritual bangsa Dilmun, menghubungkan masa lalu Kuwait dengan konteks sejarah yang lebih luas.
Asisten Sekjen Sektor Kepurbakalaan dan Museum, Mohammed bin Reda menyampaikan penemuan kuil ini menekankan pentingnya Pulau Failaka sebagai pusat kebudayaan dan perdagangan kuno.
Reda mengatakan Dewan Nasional Kebudayaan, Seni, dan Sastra berkomitmen untuk mendukung misi arkeologi untuk melestarikan warisan Kuwait. Dewan tersebut juga fokus melindungi situs-situs arkeologi di wilayah tersebut.