Arkeolog Buru Situs Kuno Berusia 11.000 Tahun yang Hilang di Teluk Meksiko, Dulu Daerah Itu adalah Daratan
Arkeolog Buru Situs Kuno Berusia 11.000 Tahun yang Hilang di Teluk Meksiko, Dulu Daerah Itu adalah Daratan
Sebuah tim peneliti saat ini tengah berburu situs arkeologi bawah air yang kemungkinan terletak di lepas pantai Teluk Meksiko.
-
Mengapa arkeolog heran dengan penemuan kota kuno ini? Meskipun kota ini berasal dari masa lampau, penemuan mengagumkan ini menunjukkan apa yang dapat diraih oleh pencapaian luar biasa dari semangat manusia.
-
Apa yang membuat arkeolog kagum tentang kota kuno ini? Reruntuhannya menawarkan wawasan tentang perencanaan dan rekayasa yang digunakan untuk membangunnya.
-
Bagaimana para arkeolog memetakan kota kuno tersebut? Dengan waktu yang terbatas karena ketinggian air Sungai Tigris terus meningkat, para peneliti berhasil dengan cepat memetakan kota tersebut.
-
Di mana letak kota kuno yang ditemukan arkeolog? Reruntuhan kota kuno Sigiriya yang misterius dan luas membuat pengunjung dan arkeolog yang melihatnya kagum sekaligus bingung dengan teknik pembuatan dan desainnya.
-
Siapa yang memimpin tim arkeolog yang menemukan kota kuno tersebut? Para arkeolog yang melakukan penelitian di daerah tersebut merupakan bagian dari tim yang dipimpin Serres Antiquities Ephorate yang bekerja sama dengan French School of Athens.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno di Palaiokastro, Yunani? Arkeolog menemukan sebuah kota kuno di Palaiokastro, Serres, Yunani. Menurut laporan Greek Reporter, kota ini berdiri pada abad keenam SM dan eksis sampai abad keenam Masehi.
Arkeolog Buru Situs Kuno Berusia 11.000 Tahun yang Hilang di Teluk Meksiko, Dulu Daerah Itu adalah Daratan
Proyek ini bertujuan untuk menyelidiki wilayah Teluk yang dahulu merupakan lahan kering selama zaman es terakhir, yang berakhir sekitar 11.000 tahun lalu, tetapi kini berada di bawah air akibat naiknya permukaan laut.
Sebagai bagian dari proyek ini, tim yang terdiri dari para ahli dari beberapa institusi di Amerika Serikat dan Pusat Penelitian Bentang Alam Terendam (SLRC) Universitas Bradford di Inggris akan melakukan survei lepas pantai di Teluk Meksiko.
Selama survei ini, para peneliti akan menguji metode baru untuk mendeteksi situs arkeologi yang terendam.
Meskipun penelitian telah dilakukan selama lebih dari satu abad, para arkeolog masih relatif sedikit mengetahui tentang situs-situs yang
ditinggalkan oleh penduduk asli Amerika yang tinggal di wilayah tersebut sebelum mereka tenggelam.
Hingga saat ini, kurang dari 50 situs terendam telah diidentifikasi di Teluk, dan banyak di antaranya ditemukan dalam kondisi semi-terganggu.
- Arkeolog Temukan 33 Makam Kuno Berusia 2600 Tahun di Mesir, Berisi Mumi yang Menderita Penyakit Menular
- Arkeolog Temukan Kuburan Massal Prajurit Berusia 5.000 Tahun, Jadi Bukti Ganasnya Perangnya Zaman Batu
- Gali Makam Kuno, Arkeolog Temukan Tumpukan Daun Berusia 2.200 Tahun Masih Utuh
- Arkeolog Temukan Permukiman Kuno Berusia 6.000 Tahun di Lokasi Proyek Pembangunan Jalan, Lengkap dengan Kastil dan Benteng
Menurut tim, diperlukan pendeteksian sejumlah besar situs yang tenggelam di area tersebut untuk meningkatkan pemahaman ilmiah tentang periode sejarah manusia ketika wilayah itu masih di atas permukaan air.
Masyarakat adat pernah tinggal di wilayah yang kini terendam air, dan mereka harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan, seperti naiknya permukaan air laut, seiring berakhirnya zaman es.
Para ilmuwan memperkirakan permukaan air laut telah naik sekitar 400 kaki akibat mencairnya lapisan es yang luas antara 19.000 dan 6.000 tahun lalu.
Sebagai bagian dari proyek ini, para peneliti akan berkolaborasi dengan komunitas penduduk asli Amerika melalui lokakarya, pelatihan, dan peluang kerja lapangan.
Misalnya, semua data dan model dari proyek akan dianalisis secara kolaboratif dengan para mitra untuk menentukan bidang-bidang yang berpotensi menjadi perhatian masyarakat.
"Salah satu aspek terpenting dari proyek ini adalah transfer pengetahuan kepada bangsa suku di seluruh kawasan. Kita tahu dari berbagai contoh global bahwa pengelolaan lanskap oleh masyarakat adat memberikan hasil yang lebih baik," kata Cook Hale dari SLRC dalam siaran persnya seperti dilansir Newsweek.
"Teluk mempunyai sejarah panjang dalam pengembangan lepas pantai, mulai dari prospek minyak dan gas yang kini berkembang menjadi inisiatif ramah lingkungan seperti pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai.
Sangat penting bagi Bangsa Suku untuk berada di garis depan dalam merawat lanskap ini di masa depan, dan kami sangat senang menjadi bagian dari proyek yang dapat mendukung upaya tersebut," tambah Hale.
SLRC juga pernah terlibat dalam proyek yang mengungkap lanskap bawah air yang "menakjubkan" yang pernah berada di atas permukaan laut ribuan tahun lalu di Laut Adriatik, bagian dari Mediterania, di lepas pantai Kroasia.