Arkeolog Salah Duga Tentang Temuan Mumi Burung Mesir Kuno Berusia 1.500 Tahun
Kini arkeolog mengetahui hewan apakah itu setelah teknologi digital berhasil mengungkap apa yang ada di dalam wadah penyimpanan itu.
Mumi seekor burung dari masa Mesir Kuno yang sejak lama terlupakan dan disimpan dalam sebuah wadah awalnya dikira seekor elang. Namun kini arkeolog mengetahui hewan apakah itu setelah teknologi digital berhasil mengungkap apa yang ada di dalam wadah penyimpanan itu.
Mumi hewan berusia 1.500 tahun itu ternyata bukan burung elang, melainkan hewan suci ibis (Threskiornis aethiopica)--burung air dengan kaki panjang dan paruh panjang melengkung yang di masa Mesir kuno sering dipersembahkan untuk Thoth, dewa Bulan, perhitungan, pembelajaran dan penulisan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di kotoran mumi? Penelitian ini mengungkap penduduk Karibia kuno memakan berbagai macam tanaman, tembakau, bahkan kapas.
-
Kenapa arkeolog meneliti kotoran mumi? Lewat penelitian kotoran mumi, arkeolog bisa mengetahui pola makan manusia ribuan tahun lalu.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan peti mati Mumi Tadi Ist? Arkeolog menggali peti mati tersebut pada awal 2023 dan menemukan gambar yang mirip Marge Simpson di bagian dalam tutupnya, dikelilingi oleh selusin pendeta yang melambangkan 12 jam dalam sehari.
-
Bagaimana mumi diawetkan? Diyakini tembaga digunakan karena sifat antimikrobanya untuk membantu mengawetkan jasad. Dilansir IFL Science, sisa-sisa jasad itu juga secara alami "didinginkan" oleh lapisan tanah beku di bagian dunia yang terkenal dingin ini.
-
Kapan mumi ditemukan? Pengumuman dari Gubernur Distrik Yamalo-Nenets mengatakan penemuan baru-baru ini mencakup dua mumi yang terbungkus bahan tekstil tebal, bulu, dan kulit pohon, dengan mumi dewasa terbungkus pelat tembaga dan bayi ditutupi pecahan ketel tembaga.
-
Di mana mumi ditemukan? Arkeolog menemukan mumi di dekat monumen berusia berabad-abad di sudut terpencil Siberia, tepat di luar Salekhard.
"Hewan ini bukan saja makhluk hidup yang sering dilihat orang di atas air, tapi juga burung sakral yang dihubungkan dengan keyakinan," kata Carol Ann Barsody, mahasiswa S2 arkeologi di Universitas Cornell.
Kampus itu tidak memiliki catatan tentang masuknya mumi itu ke dalam daftar koleksi. Barsody menduga mumi itu datang bersama sejumlah barang pada 1884, termasuk mumi seorang manusia Penpi, juru tulis orang Thebes. Namun setelah meneliti lebih lanjut, tidak ada artefak Mesir yang datang bersama Penpi.
Berasal dari Afrika
Barsody kini meyakini mumi itu adalah bagian dari donasi dari alumnus Cornell yaitu John Randolph. Namun dia masih ingin mengetahui dari masa asalnya mumi itu.
Awalnya mumi itu membuat tim arkeolog bingung karena melihat bagaimana orang Mesir menyiapkan mumi burung itu. Ketika memeriksanya dengan alat CT scan, peneliti tidak bisa mengetahui bagaimana burung itu dilipat dalam bentuknya yang seperti sekarang. Namun setelah melihat dan mempelajari koleksi tulang dan kulit di museum, arkeolog menyimpulkan kepala ibis itu diputar dan dibelokkan ke belakang tubuhnya.
Tulang dada dan rusuknya juga diangkat--praktik yang umum dilakukan untuk mumifikasi burung.
Menurut AviBirds, ibis adalah burung yang berasal dari Afrika dan dianggap suci tidak hanya oleh orang Mesir kuno tapi juga Yunani dan Romawi. Dewa Thoth biasanya digambarkan sebagai makhluk bertubuh manusia dengan kepala burung berparuh panjang. Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Plos One, ada jutaan ibis yang ditemukan di banyak makam Mesir kuno.
(mdk/pan)