Arkeolog Temukan Bukti Homo Sapiens Gunakan Busur dan Anak Panah 40.000 Tahun Lebih Awal dari Dugaan Sebelumnya
Bukti batu api yang dijadikan sebagai anak panah ditemukan di gua Prancis.
Bukti batu api yang dijadikan sebagai anak panah ditemukan di gua Prancis.
-
Mengapa ukiran Neanderthal di Prancis penting? Ini menambah bukti bahwa kelakuan dan aktivitas Neanderthal kompleks dan bervariasi seperti nenek moyang manusia modern (Homo sapiens).
-
Siapa yang mengatakan bahwa Neanderthal dan Homo sapiens berkawin silang? Kedua jenis manusia ini tidak hanya hidup di berbagai habitat yang sama, tetapi juga tercatat berkawin silang beberapa kali sebelum kepunahan Neanderthal sekitar 40.000 tahun yang lalu, yang memberi penjelasan mengapa sebagian DNA Neanderthal masih dapat ditemukan di sebagian besar wilayah Eurasia saat ini.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia Neanderthal? Pada 1986, seorang ahli paleontologi amatir bernama Miguel Aznar mendonasikan kotak tersebut ke museum. Kotak ini berisi kerangka manusia Neanderthal yang dikumpulkan oleh Aznar pada akhir tahun 1970-an di Cova Simanya, sebuah gua yang terletak di luar Barcelona.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai perkawinan silang Neanderthal dan manusia modern? Para ilmuwan fokus pada seberapa banyak DNA Neanderthal yang dapat dilihat dalam sampel manusia modern.
-
Kapan kerangka manusia Neanderthal ditemukan? Pada 1986, seorang ahli paleontologi amatir bernama Miguel Aznar mendonasikan kotak tersebut ke museum. Kotak ini berisi kerangka manusia Neanderthal yang dikumpulkan oleh Aznar pada akhir tahun 1970-an di Cova Simanya, sebuah gua yang terletak di luar Barcelona.
-
Kapan Neanderthal punah? Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature pada tahun 2014, analisis penanggalan radiokarbon dari empat puluh situs Neanderthal dari Spanyol ke Rusia menemukan bahwa Neanderthal punah dari Eropa antara 41,000 dan 39,000 tahun yang lalu dengan probabilitas 95%.
Arkeolog Temukan Bukti Homo Sapiens Gunakan Busur dan Anak Panah 40.000 Tahun Lebih Awal dari Dugaan Sebelumnya
Arkeolog menemukan artefak purba di salah satu gua di selatan Prancis yang disebut Grotte Mandrin. Temuan ini mengisyaratkan Homo sapiens adalah manusia purba pertama di Eropa yag menggunakan busur dan anak panah sebagai senjata.
Sumber: Greek Reporter
Menurut hasil studi para ilmuwan yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, panah digunakan di Eropa hampir 40.000 tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
- Arkeolog Temukan Bukti Manusia Purba di Zaman Batu Sudah Mulai Bertani 5.400 Tahun Lalu, Ada Lumbung Sampai Sisa Tanaman
- Arkeolog Temukan Anak Panah Berusia 1.300 Tahun Saat Salju Mencair
- Arkeolog Temukan Lukisan dan Pahatan Purba di Gua Spanyol, Dibuat Manusia Zaman Batu
- Arkeolog Temukan Anak Panah Berusia 3.600 Tahun di Gunung, Sosok Pemiliknya Terungkap
Walaupun penggunaan busur dan anak panah di Afrika sudah ada sejak 70.000 tahun yang lalu, bukti tertua sebelumnya di Eropa ditemukan di Stellmoor, Jerman, dan berasal dari 10.000 hingga 12.000 tahun yang lalu.
Para peneliti telah mempelajari situs Grotte Mandrin, yang pertama kali digali pada tahun 1990 dan berisi banyak peninggalan arkeologi yang berusia lebih dari 80.000 tahun.
Artefak ini ditemukan pada tingkat yang disebut “Layer E”, yang diyakini telah dihuni oleh Homo sapiens sekitar 54.000 tahun yang lalu. Tingkat ini terletak di antara lapisan yang dihuni oleh banyak penghuni Neanderthal.
Batu api yang ditemukan di situs Grotte Mandrin menjadi sasaran studi fungsional oleh para peneliti.
Para peneliti menyimpulkan, titik batu api yang ditemukan pada lapisan ini adalah mata panah karena pengerjaannya yang lebih unggul dibandingkan dengan titik dan bilah yang ditemukan pada lapisan yang berdekatan.
Ujung batu kecil merupakan bukti penting, karena komponen lain dari teknologi memanah, seperti kayu, serat, kulit, resin, dan otot, bersifat sementara dan jarang ditemukan utuh di situs Paleolitikum Eropa.
Para peneliti yang melakukan analisis terhadap batu api yang ditemukan di Grotte Mandrin ini menemukan bukti bahwa artefak ini digunakan sebagai mata panah.
Para peneliti menunjukkan, ujung batu api telah digunakan sebagai mata panah dengan membuat perbandingan antara retakan pada titik batu api dan bekas goresan yang diamati pada benda-benda yang ditemukan di dalam gua.
Para peneliti berpendapat, Neanderthal dan Homo sapiens yang menggunakan gua tersebut kemungkinan pernah bertemu di beberapa titik, meskipun sifat pertemuan tersebut tidak diketahui.
“Banyak patahan, meski tidak semuanya, merupakan patahan akibat benturan,” kata salah satu penulis studi dan ilmuwan dari Universitas Aix Marseille, Laure Metz.
Metz menambahkan, patahan tersebut ditemukan di ujung titik. Penemuan ini memperkuat anggapan bahwa Homo sapiens dan Neanderthal berada pada zaman yang sama dan interaksi mereka lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.