Arkeolog Temukan Ratusan Mumi Misterius di Gurun China, Dibungkus Kain Wol Warna Warni
Mumi-mumi ini ditemukan terletak di Jalur Sutra di Cekungan Tarim.
Mumi-mumi ini ditemukan terletak di Jalur Sutra di Cekungan Tarim.
-
Bagaimana para ilmuwan menentukan asal-usul mumi-mumi Tarim Basin? Namun, analisis genetik yang dilakukan pada tiga belas mumi yang diawetkan dengan baik menunjukkan bahwa, tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya, tubuh-tubuh tersebut bukan milik para migran yang membawa teknologi dari Barat.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan China Academy of Sciences di dalam Bumi? Selama ini ilmuwan meyakini Bulan terbentuk akibat tabrakan antara Bumi dan sebuah objek besar atau planet alien yang disebut Theia sekitar 4,5 miliar tahun lalu. Kecelakaan besar ini menyebabkan pecahan dari Bumi yang akhirnya menyatukan diri membentuk Bulan.Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan dari China Academy of Sciences mengklaim mereka menemukan bukti tambahan yang mendukung kebenaran teori ini. Mereka berpendapat potongan besar dari Theia mungkin terperangkap dalam lapisan dalam Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh tim ahli paleontologi di China? Tim ahli paleontologi internasional menemukan bekas jejak kaki kecil dinosaurus seukuran kucing sekitar 100 juta tahun lalu di China.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di China timur laut? Fosil seekor hewan mamalia menyerang dinosaurus ditemukan di China timur laut. Seekor mamalia sejenis luwak sedang menyerang seekor dinosaurus pemakan tumbuhan, menindih mangsanya, dan menggigitnya.
-
Bagaimana para ilmuwan mengungkap rahasia Tembok Besar China? Para peneliti menggunakan kombinasi teknik kromatografi dan analisis isotop.
Arkeolog Temukan Ratusan Mumi Misterius di Gurun China, Dibungkus Kain Wol Warna Warni
Arkeolog menemukan ratusan mumi di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang, China. Namun asal usul mumi ini masih misterius.
Perihal asal usul mumi ini membingungkan para ahli. Karena itu mereka kini menggunakan data genetik untuk menentukan asal muasalnya dan hasilnya cukup mengejutkan.
Sumber: Indy100
Mumi-mumi ini ditemukan terletak di Jalur Sutra di Cekungan Tarim. Hal yang membuat bingung para ahli adalah penampilan mumi yang tidak biasa yang tampaknya tidak cocok untuk wilayah tersebut.
- Arkeolog Temukan Makam Kaisar China Berusia 5.000 Tahun, Jasadnya Hilang dan Hanya Tersisa Tulang Jari Kaki
- Arkeolog Temukan Makam Sosok Wanita Misterius di Pemakaman Berusia 6.500 Tahun, Diduga Seorang Pejuang dan Dikubur Bersama Anak Panah
- Arkeolog Temukan Tiga Makam Keluarga Kaya Raya China Berusia 1.800 Tahun, Dua di Antaranya Dirampok Pemburu Harta Karun
- Arkeolog China Temukan Makam Mewah Sosok Penting Era Dinasti Ming, Peti Mati dan Benda Pemakamannya Masih Utuh
Mumi ini berasal dari antara tahun 2000 SM sampai 200 M dan ciri-cirinya seperti mumi yang ditemukan di "Barat" serta memakai pakaian wol warna-warni.
Para peneliti juga menemukan indikasi orang-orang ini bertani dan beternak semasa hidupnya. Mumi-mumi tersebut ditemukan terkubur dalam peti berbentuk perahu yang ditutupi kulit sapi.
Dalam sebuah studi baru di jurnal Nature, para peneliti menganalisis data genetik yang dikumpulkan dari 13 mumi paling awal di Cekungan Tarim. Mereka berasal dari tahun 2.100 hingga 1.700 SM dan mengungkapkan dari mana orang-orang tersebut berasal.
Hasilnya menunjukkan, mumi tersebut keturunan langsung orang Eurasia Utara Kuno, kelompok pemburu-pengumpul yang menduduki stepa atau padang rumput Eurasia utara dan Siberia. Kelompok ini menghilang sekitar 10.000 tahun lalu kendati sangat tersebar luar sebelumnya.
Genetik dari orang Eurasia Utara Kuno masih ditemukan di beberapa populasi masyarakat asli di Siberia dan Amerika hari ini.
Penelitian tersebut bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa kelompok tersebut adalah penggembala dari wilayah Laut Hitam di Rusia selatan, orang Asia Tengah, atau petani awal di Dataran Tinggi Iran, dan menyatakan mereka telah berada di sana selama beberapa waktu dan memiliki nenek moyang lokal yang jelas.
"Meskipun terisolasi secara genetik, masyarakat Zaman Perunggu di Cekungan Tarim memiliki budaya kosmopolitan yang luar biasa – mereka membuat masakan mereka berbasis gandum dan produk susu dari Asia Barat, jawawut (millet) dari Asia Timur, dan tanaman obat seperti Ephedra dari Asia Tengah," jelas Christina Warinner, penulis studi, profesor Antropologi di Universitas Harvard dan pemimpin kelompok penelitian di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner.