Bukan Gurun Sahara, Ini Tempat Paling Gersang di Dunia yang Tak Pernah Diguyur Hujan Selama 200 Juta Tahun
Gurun ini membentang sepanjang 1.600 kilometer, mencakup area seluas 105.000 km.
Sahara adalah salah satu gurun paling terkenal di dunia. Tetapi, Sahara bukan lah gurun yang dianggap sebagai tempat paling gersang di Bumi.
Tempat paling gersang di Bumi adalah Gurun Atacama di Chile. Gurun ini tidak pernah diguyur hujan selama 200 juta tahun, seperti dikutip dari laman Express, Jumat (23/8).
-
Apa yang ditemukan di Puna de Atacama yang mengejutkan para ilmuwan? Penemuan mencengangkan telah ditemukan di Puna de Atacama, sebuah wilayah tandus yang melintang di antara Chili dan Argentina. Di sana, di atas puncak gunung berapi yang tandus dan berangin telah ditemukan mumi tikus yang berhasil mengubah pandangan manusia terhadap daya tahan mamalia.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Chile? Sisa-sisa fosil Ichthyosaurus sepanjang hampir empat meter ditemukan oleh para arkeolog di Chile pada sebuah gletser yang meleleh.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Area Paleontologi La Buitrera di Patagonia Utara, Argentina? Peneliti menemukan delapan tengkorak, dengan satu yang hampir sempurna, di Area Paleontologi La Buitrera di Patagonia Utara, Argentina. Temuan ular purba itu bernama Najash Rionegrina.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Gurun Sahara? Arkeolog terkejut menemukan karya seni yang tak terduga dari 16 situs batu baru di Gurun Timur, atau Atbai, sebuah lanskap berpasir dan tandus yang merupakan bagian dari Sahara yang membentang di Sudan timur, menurut sebuah studi yang diterbitkan pada 28 November 2023, di Jurnal Arkeologi Mesir.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Patagonia, Amerika Selatan? Menutip ScienceAlert dan Live Science, Senin (10/6), spesies baru tersebut diberi nama Koleken inakayali. Dinosaurus yang memiliki panjang 5 meter ini merupakan binatang karnivora yang dulu merupakan predator ulung di tempat yang sekarang menjadi bagian dari Argentina.
-
Kenapa Mata Sahara menarik perhatian para ilmuwan? Namun, keunikan yang dimilikinya menarik perhatian para ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, yang menghasilkan beberapa teori mengenai asal usulnya.
Gurun ini membentang sepanjang 1.600 kilometer di sebelah barat Pegunungan Andes, mencakup area seluas 105.000 km.
Terletak di Daerah Antofagasta, Chile, gurun ini mengalami curah hujan rata-rata hanya 15 mm per tahun, dan beberapa tempat hanya menerima curah hujan 1 hingga 3 mm per tahun.
Bahkan terdapat stasiun cuaca di gurun yang tidak pernah mencatat curah hujan apa pun, dan beberapa wilayah tertentu dilaporkan tidak mengalami hujan selama lebih dari 500 tahun. Bahkan ada beberapa bukti yang menyatakan dari 1570 sampai 1971, Atacama tidak pernah mengalami hujan sama sekali.
Namun menurut para ilmuwan, dulunya gurun ini merupakan danau dan lahan basah atau subur, antara 9.000 sampai 17.000 tahun lalu. Periode ini adalah ketika para pemburu-pengumpul dari utara mulai menduduki Amerika Selatan.
Teori tersebut muncul setelah penemuan sisa-sisa tumbuhan dan hewan air tawar, terkubur di dataran kering.
Lapisan Garam Putih
Para ilmuwan pada pertemuan American Geophysical Union di San Francisco berpendapat, hal ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut mungkin dapat dihuni oleh para pemukim awal.
"Saat Anda berkendara melewati gurun, satu-satunya hal yang Anda lihat hanyalah lapisan garam putih," jelas ilmuwan dari Universitas California di Berkeley, Marco Pfeiffer.
"Dan ketika kita menggali kerak bumi, sulit membayangkan kondisinya sangat berbeda."
Para arkeolog mengira, orang-orang kuno ini menghindari gurun saat mereka bermigrasi ke wilayah lain - namun keberadaan air berarti hal tersebut dapat mendukung kehidupan manusia.