Bukan Pensil atau Pena Biasa, Ini Yang Dipakai Astronot untuk Menulis di Luar Angkasa
Astronot sebelumnya pernah menggunakan pensil untuk menulis di luar angkasa.
Astronot Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dikabarkan menggunakan pena khusus seharga puluhan miliar rupiah di luar angkasa, sebab pena biasa tidak dapat digunakan. Lantas, mengapa NASA tidak menggunakan pensil saja?
Konon, sebelum pena khusus ini dirancang oleh NASA, seorang astronot asal Rusia memiliki ide untuk menggunakan pensil di angkasa agar tintanya tidak terpengaruh oleh keberadaan gravitasi.
-
Bagaimana astronot bisa mencium bau luar angkasa? Namun demikian, kenyataannya adalah setelah kembali dari perjalanan di luar stasiun luar angkasa, astronot secara teratur mencium aroma unik saat melepaskan helm mereka.
-
Bagaimana astronot mencapai luar angkasa? Penerbangan operasional pertama Program Pesawat Ulang-alik pada tahun 1980an membawa gelombang manusia baru ke luar angkasa.
-
Kapan astronot menjatuhkan tas berisi peralatan ruang angkasa tersebut? “Penambahan” objek baru ini tidak dilakukan dengan sengaja. Menurut laporan The Guardian, Selasa (14/11), objek ini terjadi ketika dua astronot perempuan NASA yakni Jasmin Moghbeli dan Loral O’Hara sedang melakukan spacewalk atau berjalan di luar stasiun luar angkasa (ISS) pada 1 November lalu. Kala itu mereka memiliki agenda untuk melakukan perbaikan pada perangkat solar panel ISS melacak Matahari secara terus-menerus. Nah pada saat itu, salah satu tas peralatan mereka tidak sengaja terlepas.
-
Apa saja yang dilakukan astronot di luar angkasa? Mayoritas astronot yang dikirim ke luar angkasa, 86 persen, menyelesaikan perjalanan dengan setidaknya satu kali orbit mengelilingi Bumi.
-
Apa bau ruang angkasa yang dirasakan oleh para astronot? Ketika astronot kembali dari spacewalk atau di luar stasiun luar angkasa, mereka sering menggambarkan aroma tak terduga yang mirip daging panggang dan bubuk mesiu yang terpakai.
-
Makanan apa yang berbahaya bagi astronot? Makanan ini “Haram” Bagi Astronot di Luar Angkasa, Kalau Dikonsumsi Membahayakan Nyawa Penelitian terbaru mengungkap bahaya astronot mengonsumsi makanan ini. Secara umum, salad baik untuk manusia, jadi menanam sayuran segar di orbit sepertinya merupakan cara terbaik bagi penjelajah luar angkasa untuk tetap sehat.
Memang, dulu astronot NASA menggunakan pensil di luar angkasa. Sebelumnya NASA juga memiliki proyek untuk meneliti viabilitas penggunaan pena di luar angkasa, tetapi seketika dibatalkan karena anggaran yang melonjak.
Untuk itu, pena yang sekarang digunakan oleh NASA dirancang oleh perusahaan swasta lain, Fisher Space Pen. Perusahaan ini pertama kali merilis penanya pada 1960, yang kemudian digunakan oleh para astronot.
Bisa melukai astronot
Lalu, mengapa NASA harus menggunakan pena khusus yang biaya penelitiannya tidak ekonomis?
Dilansir Science Alert, Jumat (9/6), ketika astronot berada di angkasa, terdapat beberapa objek yang patut dihindari melayang sembarangan di sekitar mereka, salah satunya adalah hasil serutan pensil dan patahan isi pensil.
Pena juga bisa bocor
Kedua objek ini dapat menimbulkan risiko bahaya yang apabila dibiarkan dapat melukai astronot, merusak komponen mesin, hingga menyebabkan kebakaran.
Isu keselamatan dari risiko kebakaran merupakan prioritas utama NASA, terutama setelah kebakaran yang menewaskan seluruh awak misi Apollo 1 pada tahun 1967.
Pena pun dapat menjadi berbahaya di angkasa, terutama apabila tintanya meleber ke mana-mana. Pena pertama yang dirancang oleh Fisher Pen Company diduga bocor ke mana-mana.
Oleh sebab itu, astronot juga menggunakan beberapa pena luar angkasa lain, seperti yang diproduksi oleh Duro Pen Company.
Beberapa pena luar angkasa ini menggunakan tinta yang dipresurisasi yang dapat digunakan di berbagai macam kondisi dan suhu ruangan.
Clayton Anderson, astronot NASA, mengatakan pena biasanya digunakan untuk "menulis nilai numerik untuk mengeksekusi prosedur awak kabin."
Meskipun pena ini juga dapat rusak, kecanggihan kabin Stasiun Antariksa Internasional juga akan dapat memfilter substansi yang berbahaya bagi para astronot.