Ini Cara Astronot Mengukur Berat Badan di Luar Angkasa
Ada dua alat yang digunakan astronot saat mengukur berat badan di luar angkasa.
Jika di Bumi seseorang menimbang berat badan dengan timbangan andalan berbentuk persegi, lantas bagaimana astronot yang sedang berada di luar angkasa?
Mengutip Space, Selasa (26/11), di Stasiun Luar Angkasa, terdapat dua perangkat yang bisa digunakan untuk mengukur berat badan, yakni Space Linear Acceleration Mass Measurement Device (SLAMMD) milik NASA dan Body Mass Measurement Device (BMMD) milik Rusia.
-
Apa yang Astronot NASA lakukan di luar angkasa? Seorang astronot biasanya bekerja di luar angkasa dalam jangka waktu 6 bulan lamanya. Mengutip Starlust, Selasa, (19/9), durasi seorang astronot bekerja di luar angkasa biasanya dipengaruhi oleh jenis misi dan tujuan seperti penelitian atau pemeliharaan alat.
-
Apa yang membuat astronot kehilangan berat badan di luar angkasa? Sudah menjadi rahasia umum bahwa astronot mengalami penurunan berat badan di luar angkasa. Kebanyakan orang mengetahui bahwa hal ini disebabkan oleh hilangnya gravitasi, tetapi alasannya ternyata bukan hanya itu.Melansir laporan IFLScience pada hari Rabu (27/12), tidak adanya gravitasi di luar angkasa memang membuat para astronot kehilangan massa tulang dan otot.
-
Bagaimana astronot memantau makanan mereka di luar angkasa? Sekarang para astronot dapat memantau makanan mereka melalui aplikasi EveryWear yang bisa diakses melalui tabletnya. Dengan ini, tim di Bumi dapat memantau dan memberitahu para astronot apakah mereka makan dengan cukup. Caranya cukup mudah, para astronot tinggal memindai kode batang yang ada pada makanan mereka dengan kamera tablet. Dengan cara ini, mereka dapat mencatat apa yang mereka makan.
-
Apa tugas astronot saat berada di luar angkasa? Ketika astronot pergi ke luar angkasa, mereka akan dilibatkan oleh sejumlah tugas penting dengan tanggung jawab yang cukup besar dan berdampak bagi kehidupan orang banyak.
-
Bagaimana astronot mengatasi kondisi tubuh di Bumi? Sesampainya di Bumi, mereka harus melakukan training atau adaptasi. Tujuannya agar kondisi badannya kembali terbiasa dengan adanya gravitasi.
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot di luar angkasa? Perlu diketahui bahwa tanpa sadar cahaya matahari ternyata memengaruhi tubuh dalam mengatur jadwal tidur setiap harinya. Ketika sedang berada di luar angkasa menemui banyak sekali matahari terbit dan tenggelam dalam waktu singkat tentunya akan mengubah ritme sirkadian.
Namun, bukan berat yang diukur, melainkan massa dari tubuh. Massa sama halnya seperti berat yang diukur dalam satuan pon atau kilogram. SLAMMD menggunakan hukum gerak kedua Isaac Newton yakni F = ma. Perangkat ini adalah bagian dari Human Research Facility Rack, yang merupakan seperangkat “laci unit panel” yang berisi peralatan bawaan.
Untuk menggunakan SLAMMD, seorang astronot harus melilitkan kakinya di sekeliling rakitan penyangga kaki, menyelaraskan perutnya dengan bantalan perut dan meletakkan kepala atau dagunya di sandaran kepala.
Dua pegas yang ada di salah satu laci unit panel dilepaskan, dan gaya pegas akan mendorong lengan pemandu ke arah astronot, menyebabkan astronot terdorong ke belakang. Percepatan astronot saat didorong kembali oleh pegas diukur oleh instrumen optik yang melacak gerakan lengan pemandu dan seberapa cepat lengan tersebut bergerak dalam jangka waktu tertentu.
Percepatan ini dihitung dengan membagi perubahan kecepatan pada jarak tersebut dengan waktu yang dibutuhkan. Laptop yang terpasang di SLAMMD akan bisa melakukan perhitungan sederhana F = ma untuk menentukan massa tubuh astronot.
Sedangkan pada BMMD milik Rusia, motode ini juga menggunakan pegas, namun tidak menggunakan dorongan satu kali, justru astronot akan berjongkok di alatnya dan menggerakkannya seperti tongkat pogo, bergerak ke atas dan ke bawah.
Kecepatan osilasinya akan bergantung pada massa astronot di atasnya.Bagi astronot, tentu sangat penting untuk mengukur massa tubuh mereka karena gravitasi mikro adalah lingkungan yang keras bagi tubuh manusia. Rata-rata astronot akan kehilangan 1 persen kepadatan tulangnya setiap bulan saat berada di luar angkasa.
Bahkan, jantung juga melemah karena tidak perlu bekerja keras untuk memompa darah ke tubuh astronot. Untuk menangani efek gravitasi mikro, para astronot di ISS turin berolahraga selama dua jam setiap hari di pusat kebugaran stasiun luar angkasa.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia