Dari Mana Minyak Bumi Berasal? Jawabannya Bukan dari Fosil Dinosaurus
Sejak lama ada gagasan yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari fosil dinosaurus. Namun gagasan ini dibantah ilmuwan Norwegia.
Dari Mana Minyak Bumi Berasal? Jawabannya Bukan dari Fosil Dinosaurus
Dari Mana Minyak Bumi Berasal? Jawabannya Bukan dari Fosil Dinosaurus
Selama ini mungkin hampir semua orang mengira bahwa bahan bakar minyak yang mereka gunakan berasal dari tubuh dinosaurus purba yang telah lama punah. Namun, kenyataannya itu tidak benar. Minyak bukanlah hasil dari tubuh dinosaurus purba yang membusuk.
"Untuk beberapa alasan yang aneh, gagasan bahwa minyak berasal dari dinosaurus telah melekat pada banyak orang."
Ahli geologi dari Universitas Oslo, Reidar Müller, kepada Science Norway.
-
Bagaimana fosil dinosaurus ini ditemukan? Fosil lebih mungkin muncul setelah hujan, karena air mengungkap material dengan menghilangkan sedimen yang menutupinya, dalam fenomena yang dikenal sebagai pelapukan.
-
Bagaimana cara ilmuwan mengetahui asal usul dinosaurus? Dari bukti fosil, para ilmuwan bisa mendapatkan gambaran tepat tentang seperti apa makhluk purba ini.
-
Kapan fosil dinosaurus itu ditemukan? Fosil yang ditemukan pada Mei lalu di dekat sebuah waduk di kotamadya Sao Joao do Polesine itu diperkirakan berusia sekitar 233 juta tahun.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan tentang dinosaurus di masa lalu? Salah satu perkembangan paling mengejutkan dalam paleontologi dalam beberapa tahun terakhir adalah penemuan bahwa banyak dinosaurus yang memiliki bulu.
-
Bagaimana proses penemuan fosil dinosaurus ini? Spesies aneh ini dijelaskan setelah penemuan fosil yang diambil dari Kabupaten Zhenghe, Provinsi Fujian, China.
-
Di mana saja fosil dinosaurus berbulu ditemukan? Ilmu pengetahuan semakin banyak belajar tentang keluwesan bentuk pada dinosaurus dengan setiap penemuan besar di China, Amerika, Antartika, dan tempat lainnya. Termasuk, soal bulunya.
Sumber: IFL Science
Menurut Müller, minyak sebenarnya berasal dari triliunan alga (ganggang) kecil dan plankton. Ketika ganggang dan plankton ini mati puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu, mereka tenggelam ke dasar laut. Lama kelamaan ganggang yang mati ini menumpuk dan terkubur oleh lapisan sedimen.
Foto: Shutterstock via IFL Science
Akhirnya, setelah jutaan tahun berada dalam lingkungan yang bertekanan tinggi dan rendah oksigen, ganggang dan plankton mengalami perubahan wujud menjadi cairan minyak hitam yang lengket.
Foto: Dr D.P. Wilson (Science Source)
Minyak tersebut kemudian merembes ke atas sampai menabrak batuan yang tidak bisa dilewatinya, sehingga memerlukan usaha manusia untuk mengebornya (atau terjadi bencana alam tertentu yang dapat melepaskannya kembali). Hasil minyak inilah yang kita manfaatkan, meskipun sekarang kita menyadari dampak seriusnya terhadap perubahan iklim.
Sumber: IFL Science
Inilah salah satu alasan utama mengapa dinosaurus tidak menjadi sumber minyak adalah karena proses ini memerlukan lingkungan tanpa oksigen untuk mengurai materi organik menjadi minyak. Ketika dinosaurus mati, mereka akan menjadi makanan bagi makhluk laut yang lebih kecil dan terdekomposisi, jauh sebelum mereka dapat terkubur dan berubah menjadi minyak.
- Ilmuwan Ungkap Bentuk Telur Dinosaurus Pertama, Ternyata Tidak Seperti yang Kita Bayangkan
- Ilmuwan Temukan Fosil Dinosaurus Terbesar di Bumi Berusia 122 Juta Tahun, Panjangnya Sampai 24 Meter
- Fosil Dinosaurus Berusia 139 Tahun Ditemukan dalam Kondisi Hamil, Panjangnya 4 Meter
- Berapa Banyak Fosil Dinosaurus yang Belum Terungkap? Ini Kata Ilmuwan
Layaknya dinosaurus laut atau T. Rex yang tidak mungkin bangkainya akan berubah menjadi minyak sendiri, meskipun selama ini dianggap bahwa mereka juga berakhir tenggelam di dasar laut setelah mati karena lengannya tidak begitu cocok untuk berenang.
Foto: iStock via IFL Science
Jadi, meskipun pandangan bahwa minyak berasal dari dinosaurus telah beredar lama, kini kita tahu bahwa minyak berasal dari alga dan plankton purba yang telah mengalami proses alami yang panjang. Minyak menjadi bagian utama dari kehidupan kita, tetapi juga menjadi sumber perdebatan tentang dampaknya terhadap lingkungan dan perubahan iklim.
Sumber: IFL Science