DNA Berusia 17.000 Tahun Ungkap Asal Usul Bayi Bermata Biru dari Zaman Es, Ternyata Hasil Perkawinan Sedarah
Para peneliti juga mengungkapkan penyebab kematian balita tersebut.
Ilmuwan berhasil mengungkap asal usul bayi Zaman Es yang hidup 17.000 tahun lalu di wilayah yang sekarang menjadi bagian Italia. Para peneliti mengungkap asal usul bayi ini setelah meneliti kerangkanya.
Kerangka bayi ini ditemukan di Italia selatan pada 1998 silam dan dikenal dengna nama "bayi Grotta delle Mura". Bayi ini diperkirakan meninggal pada usia sekitar 7,5 bulan sampai 1,5 tahun. Tingginya 82 cm dan kemungkinan bermata biru, rambut keriting berwarna gelap, dan berkulit coklat, dikutip dari IFL Science, Kamis (14/11).
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Italia? Baru-baru ini, arkeolog di Italia menemukan kuil tersembunyi, berasal dari masa Kaisar Konstantin.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog tentang masa pubertas remaja Zaman Es? Ternyata kebanyakan remaja Zaman Es mengalami pubertas pada usia yang hampir sama dengan manusia di zaman modern, menurut para ahli yang mempelajari kerangka remaja yang meninggal di Eropa antara 10.000 dan 30.000 tahun yang lalu.
-
Fosil apa yang ditemukan di Pegunungan Alpen Italia dan terbukti sebagian palsu? Fosil berusia 280 juta tahun yang bikin bingung para peneliti selama puluhan tahun terbukti sebagian palsu, setelah dilakukan pemeriksaan baru terhadap fosil tersebut.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di lepas Pantai Puglia? Para arkeolog telah menemukan bangunan Romawi yang besar di lepas Pantai Puglia, sebuah daerah yang populer bagi para wisatawan.
-
Apa yang ditemukan oleh tim arkeolog di Calabria, Italia selatan? Tim arkeolog menemukan tembok pertahanan Romawi di Calabria, Italia selatan.
Kerangkanya yang ditemukan di bawah lempengan batu, sangat terpelihara dengan baik, dan hal ini sangat mengherankan mengingat usianya yang sangat tua – berdasarkan penanggalan radiokarbon diperkirakan berusia antara 17.320 dan 16.910 tahun. Oleh karena itu, para peneliti jarang mendapatkan gambaran sekilas tentang karakteristik, perkembangan, kesehatan, kematian, dan keturunan bayi malang tersebut.
Berdasarkan hasil analisis genetik, anak tersebut kemungkinan menderita kardiomiopati hipertrofik – suatu kondisi keturunan di mana otot jantung menjadi menebal – yang mungkin menjadi penyebab kematiannya.
Tim juga mengungkapkan orang tua balita tersebut memiliki hubungan dekat – mungkin sepupu pertama. Menurut penulis studi, Dr Alessandra Modi dari Universitas Florence, perkawinan sedarah ini sesuatu yang “jarang ditemukan pada zaman Paleolitikum, tetapi lebih umum terjadi pada zaman Neolitikum."
Analisis Gigi
Jika dilihat lebih dekat pada gigi anak kecil tersebut, terungkap adanya permasalahan kesehatan sebelum dan sesudah kelahiran. Setidaknya ada sembilan episode stres fisiologis yang terbukti yang penyebabnya tak diketahui, tetapi “jumlah tersebut menggambarkan tekanan fisik yang parah sepanjang perkembangan dan kehidupannya,” tulis peneliti.
Isotop pada gigi menunjukkan ibu dari anak tersebut memiliki mobilitas yang rendah pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan mungkin kekurangan gizi. Selain itu, ditemukannya patah tulang pada tulang selangka bayi mengisyaratkan kelahirannya sulit.
- Penelitian: Bulu Kucing Bisa Jadi Bukti Penting dalam Penyelidikan Kasus Kejahatan
- Ilmuwan Berhasil Ungkap 13 DNA Manusia Purba yang Hidup 10.000 Tahun Lalu, Keturunannya Masih Hidup Sampai Sekarang
- Bikin Arkeolog Terperanjat, Gua Berusia 7.000 Tahun di Saudi Ini Dipenuhi Tumpukan Tulang Belulang
- Segera Dikembalikan ke Pangkuan Ibu Kandung, Bayi Tertukar di Bogor Jalani Proses Bonding Hari Pertama
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.