Dodekahedron Romawi, Artefak Misterius yang Membuat Arkeolog Bingung
Dodekahedron Romawi, Artefak Misterius yang Membuat Arkeolog Bingung
Dodekahedron Romawi biasanya terbuat dari logam dengan bagian pusat yang berongga.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di saluran pembuangan kuno Romawi? Arkeolog menemukan patung dewa Yunani, Hermes, dengan panjang 2 meter, di Bulgaria tenggara yang berdekatan dengan perbatasan Yunani.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan kota Romawi kuno itu? Para arkeolog Prancis belum lama ini melakukan penggalian di lingkungan tua Hôtel Dieu Rennes di barat laut Perancis. Melansir laman arkeonews.net, Jumat (5/7) Institut Nasional Penelitian Arkeologi Pencegahan Perancis melaporkan penggalian di bawah rumah sakit kuno sejak abad ke-19 itu dimulai pada tahun 2022. Dua tahun setelahnya, para Arkeolog berhasil mengungkap temuan kota kuno tersebut dan sisa bukti kehidupan sehari-hari Romawi di zamannya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di vila Romawi kuno yang tenggelam? Bagian vila yang ditemukan adalah lantai marmer yang sangat indah.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di dalam guci perunggu asal Romawi? Salah satu pemakaman kremasi, yang ditemukan pada pertengahan Agustus tahun ini, sangat menarik, karena para arkeolog menemukan abu manusia yang terbakar yang ditaruh di dalam bejana perunggu asal Romawi, seperti dikutip dari Miami Herald, Kamis (19/9).
-
Apa temuan arkeolog yang penting dalam penggalian pangkalan militer Romawi kuno ini? Dalam penggalian itu arkeolog menemukan bagian Via Pretoria, jalan utama di markas tersebut dan juga podium berbentuk setengah lingkaran serta area jalan berbatu yang menjadi bagian dari bangunan besar untuk umum.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan kompleks Romawi ini? Penggalian penyelamatan telah dilakukan di tambang tersebut oleh Kantor Pelestarian Monumen dan Arkeologi sejak tahun 1990-an. Menariknya, penelitian terbarunya menemukan serangkaian bangunan dan ruangan Romawi besar yang termasuk dalam kompleks dengan luas setidaknya 500 meter persegi.
Dodekahedron Romawi, Artefak Misterius yang Membuat Arkeolog Bingung
Arkeolog amatir Patrick Schuermans menemukan objek yang ahli duga merupakan logam sihir dari Zaman Romawi di sebuah lapangan di sebelah utara Belgia. Schuermans menemukan objek ini saat sedang menggunakan detektor logamnya.
Objek Romawi dengan 12 sisi yang ia temukan disebut sebagai dodekahedron.
Dodekahedron biasanya terbuat dari logam dengan bagian pusat yang berongga. Ukurannya umumnya sebesar bola baseball yang dikelilingi dengan lubang dan tonjolan kecil di ujung sudutnya.
Selama 200 tahun belakangan ini, arkeolog di utara Eropa menemukan 100 artefak misterius dodekahedron. Semuanya memiliki ukuran yang beragam, dari mulai 3 sentimeter hingga 11 sentimeter.
- Menggali Selama 10 Tahun di Benteng Romawi, Arkeolog Akhirnya Temukan Plakat Emas dari Abad Kedua Masehi
- Arkeolog Temukan Kereta Romawi di Makam Kuno dari Abad Kedua Masehi, Dikubur Bersama Seekor Kuda
- Arkeolog Temukan Wadah Unik Tempat Penampung Air Mata Pelayat di Makam Romawi, Kisah di Baliknya Bikin Haru
- Arkeolog Temukan Mozaik Marmer Bekas Vila Romawi Kuno, Keindahannya Tak Pudar Meski Tenggelam Ribuan Tahun
Dilansir dari Smithsonian Magazine, para ahli dari Museum Gallo-Roman di Belgia menduga objek tersebut berusia lebih dari 1.600 tahun.
Menurut Badan Warisan Flanders, penemuannya merupakan salah satu dari hanya dua dodekahedron yang ditemukan di area tersebut.
Penemuannya akan segera ditampilkan di museum bersamaan dengan dodekahedron perunggu lain yang ditemukan di sekitar area penemuan objek sihirnya pada 1939. Hingga sekarang, arkeolog masih belum menemukan penjelasan apapun mengenai objek ini pada sumber teks tertulis.
Terdapat beberapa penggunaan dari dodekahedron, mulai dari alat pengukur, kalender, hiasan, hingga dijadikan sebagai senjata.
Ahli di Museum Gallo-Roman berpendapat bahwa bangsa Romawi juga menggunakan alat tersebut untuk ritual sihir untuk memprediksi masa depan dan sihir. Pada Zaman Romawi, kegiatan meramal dan menyihir merupakan sesuatu terlarang, sebab agama Kristen melarang kegiatan tersebut.
Kurator Museum Gallo-Roman, Guido Creemers, mengatakan "kegiatan tersebut tidak diperbolehkan dan hukumannya sangat berat." Hal tersebut diduga menjadi alasan ketidaktersediaan sumber teks tertulis mengenai objek tersebut.