Menggali Selama 10 Tahun di Benteng Romawi, Arkeolog Akhirnya Temukan Plakat Emas dari Abad Kedua Masehi
Para arkeolog juga menemukan sejumlah artefak lainnya, termasuk alat pemeras anggur.
Setelah melakukan penggalian selama 10 tahun, para arkeolog baru-baru ini menemukan sebuah plakat nazar emas saat melakukan penggalian di benteng Romawi Apsaros, Georgia.
Dilansir Arkeonews, benteng Apsaros atau dikenal sebagai benteng Gonio merupakan benteng peninggalan bangsa Romawi dibangun pada abad ke-1 Masehi.
Uniknya, plakat emas kecil dan tipis seukuran telapak tangan serta bertuliskan huruf Yunani ini ternyata dipersembahkan kepada Jupiter Dolichensky, dewa Romawi yang disebut sebagai “dewa Timur”. Pada abad kedua Masehi, pemujaan misterius kepada Jupiter Dolichenus mencapai puncaknya di bawah kekuasaan Severi.
Para ahli terkadang menyebut Jupiter Dolichenus sebagai “Baal dari Doliche” atau “Baal Dolichenian”, dengan ditemukanya plakat emas di benteng ini para peneliti mengonfirmasi pemujaan dewa Jupiter Dolichenus yang popular di kalangan prajurit romawi.
Penggalian ini pertama kali dilakukan sekelompok arkeolog yang dipimpin Dr. Radosław Karasiewicz-Szczypiorski, Profesor di Universitas Warszawa dan Dr Lasha Aslanishvili pada tahun 2014.
"Penemuan ini mengonfirmasi adanya keberadaan tempat pemujaan di dekat tempat penemuan itu, yaitu kuil yang didedikasikan untuk Jupiter Capitolinus. Dewa ini berbeda dari Jupiter Capitolinus, dewa resmi Romawi,” kata Dr. Radosław Karasiewicz-Szczypiorski.
Alat Pemeras Anggur
Selain temuan plakat emas, para peneliti juga menemukan benda-benda lain yang menunjukan penjelasan lebih lanjut tentang pemujaan Jupiter Dolichensky.
Benda-beda ini sebagian besar adalah patung perunggu kecil yang menggambarkan seekor banteng dan elang untuk melambangkan Jupiter dan seperangkat tungku tembikar Romawi kuno “yang digunakan untuk membakar amfora, wadah yang biasanya digunakan untuk menyimpan anggur.”
Di dekat tungku pembakaran, tim peneliti juga menemukan alat pemeras anggur, "yang menunjukkan bahwa anggur lokal mungkin telah diekspor dalam amphora ini, kemungkinan untuk digunakan oleh militer Romawi," kata para arkeolog.
Berdasarkan temuan ini, Szczypiorski dan timnya meyakini pembuatan tembikar dan produksi anggur dalam skala besar dilakukan di benteng Romawi kuno. Namun, hal itu tidak lazim bagi militer kemungkinan para perajin bekerja di benteng saat tentara tidak ada dan dipindahkan saat militer kembali.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti