Ilmuwan Akan Bangkitkan Kembali Mammoth Berbulu yang Hidup 6,2 Juta Tahun Lalu, Catat Waktunya
Mammoth atau mamut adalah sejenis gajah purba, hidup dari zaman Miosen akhir sampai Holosen.
Mammoth atau mamut adalah sejenis gajah purba, hidup dari zaman Miosen akhir sampai Holosen.
-
Bagaimana cara manusia prasejarah berburu mammoth? “Kami tahu bahwa manusia memburu mamut, namun kami masih sangat sedikit mengetahui bagaimana mereka melakukannya,”
-
Bagaimana manusia purba berburu mammoth berbulu? Bukti baru menunjukkan bahwa manusia pemburu menggunakan perangkap, seperti yang ditemukan di dua lubang perangkap di Meksiko, untuk memisahkan mamut dari kawanannya, membuat mereka menjadi mangsa yang lebih mudah.
-
Kapan penemuan fosil mammoth itu terjadi? Petani anggur lokal, Andreas Pernerstorfer, menemukan tulang mammoth di gudang anggurnya di Gobelsburg, Krems, dekat Wina.
-
Apa saja penemuan fosil hiu baru yang ditemukan di Gua Mammoth? Para peneliti telah mengidentifikasi adanya dua spesies hiu baru dari hasil penemuan fosil di Taman Nasional Gua Mammoth, Kentucky. Dua jenis ikan prasejarah tersebut diperkirakan telah hidup sebelum superbenua atau zaman Pangea, ketika semua benua besar yang ada saat ini disatukan menjadi satu daratan raksasa.
-
Mengapa Mastodon punah? Mereka punah sekitar 10.000 tahun yang lalu, bersama dengan puluhan mamalia besar lainnya, ketika iklim bumi berubah dengan cepat dan manusia Zaman Batu sedang berburu.
-
Dimana fosil mammoth itu ditemukan? Petani anggur lokal, Andreas Pernerstorfer, menemukan tulang mammoth di gudang anggurnya di Gobelsburg, Krems, dekat Wina.
Ilmuwan Akan Bangkitkan Kembali Mammoth Berbulu yang Hidup 6,2 Juta Tahun Lalu, Catat Waktunya
Para peneliti telah mencapai terobosan yang luar biasa dalam upaya menghidupkan kembali mammoth atau mamut berbulu, sejenis gajah purba. Ilmuwan dari Colossal Biosciences berhasil menciptakan sel induk gajah "pluripotent", yang dapat tumbuh menjadi sel mana pun di dalam tubuh.
Sumber: Greek Reporter
Mamut hidup dari zaman Miosen akhir, sekitar 6,2 juta tahun lalu sampai Holosen sekitar 4.000 tahun lalu.
- Peneliti Ungkap Kecerdasan Hewan Purba Mirip Babi Ini, Hidup 250 Juta Tahun Lalu Sebelum Dinosaurus
- Ilmuwan Temukan Fosil Nenek Moyang Buaya Berusia 215 Juta Tahun, Hidup Jauh Sebelum Dinosaurus
- Ilmuwan Ungkap Hewan-Hewan Aneh Ini Pernah Hidup di Indonesia 12.000 Tahun Lalu
- Ilmuwan Temukan Fosil Berusia 330 Juta Tahun di Dalam Laci, Ternyata Makhluk yang Lebih Dulu Berkuasa di Bumi Jauh Sebelum Dinosaurus
Salah satu pendiri dan ahli genetika utama Colossal, Dr. George Church menjelaskan penciptaan sel-sel ini "membuka pintu" menuju kebangkitan kembali mamut.
"Bukanlah sebuah ekstrapolasi besar untuk berpikir bahwa kita akan dapat melakukan sintesis dalam skala besar di masa depan," kata Church.
Menariknya, kunci dari kemajuan ini adalah kemampuan untuk mengubah sel-sel gajah menjadi sel induk pluripotent. Dalam penelitiannya, Shinya Yamanaka menemukan cara untuk mengubah sel-sel dewasa menjadi sel induk pada tahun 2006. Namun, ini adalah langkah pertama dalam upaya untuk menghidupkan kembali mamut, sebuah tugas yang belum pernah dilakukan pada gajah sebelumnya.
Para ilmuwan berharap dapat memperbaiki sel-sel ini dengan menggunakan gen yang diambil dari mayat mamut berbulu, memungkinkan sel telur yang dihasilkan untuk ditanam dalam rahim buatan. Meskipun tujuan akhirnya adalah menghidupkan kembali mamut berbulu, Dr. Church menyatakan langkah pertama adalah menciptakan hibrida gajah-mamut.
Teknologi pengeditan gen yang disebut CRISPR telah mengubah pandangan para ilmuwan dari teori menjadi kenyataan. Dengan menggunakan alat ini, Colossal telah mengambil langkah-langkah krusial menuju kebangkitan mamalia yang telah punah.
Church menjelaskan, dengan membandingkan genom mamut berbulu yang masih hidup dengan genom gajah modern, mereka dapat menyesuaikan gen untuk menghasilkan hewan yang memiliki ciri-ciri mirip mamut. Proyek ini tidak hanya tentang kembali menghidupkan mamut, tetapi juga tentang memahami konsekuensi dan dampak lingkungan.
Para ilmuwan di Colossal berpendapat, proyek mereka mungkin bermanfaat bagi lingkungan Arktik dengan mengurangi lumut dan meningkatkan padang rumput. Namun, pendukung proyek ini harus mempertimbangkan dampaknya yang mungkin besar terhadap lingkungan dan ekosistem. Meskipun teknis memungkinkan, pertanyaan etis tentang keberadaan kembali mamut berbulu tetap terbuka. Menyadari risiko dan dampak potensial, beberapa ilmuwan mengambil sikap hati-hati dalam menghadapi proses ini.
Meskipun langkah besar telah diambil, masih ada tantangan besar yang harus diatasi sebelum mamut berbulu dapat berkeliaran di Siberia. Diperlukan upaya besar untuk menciptakan rahim buatan yang dapat mengasuh janin mamut dan menjamin kelangsungan hidupnya.
Dengan upaya yang terus berlanjut, para ilmuwan berharap pada 2028, mamut berbulu dapat hidup kembali secara genetik. Mungkin inilah awal dari era kebangkitan mamalia besar yang akan meramaikan bumi sekali lagi.