Ilmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya
Ilmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya
Sebuah studi yang baru-baru ini dipublikasikan mengungkap akhir kehidupan Bumi akibat deoksigenasi atau proses penurunan jumlah oksigen secara tiba-tiba.
-
Kapan Bumi akan kehabisan oksigen? Dalam sekitar 1 miliar tahun, kehidupan di Bumi memang akan berakhir karena kurangnya oksigen.
-
Kenapa planet Bumi diberi nama 'Bumi'? Bumi dalam pemahaman bahasa Anglo-Saxon merujuk pada tanah tempat kita hidup, tempat kita menanam tanaman, dan tempat kehidupan muncul.
-
Dimana letak pulau yang disebut sebagai "Pulau Oksigen" ini? Inilah Giliyang atau Gili Iyang yang berada di Dungkek, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
-
Bagaimana oksigen bisa lenyap dari Bumi? Reinhard ungkap meskipun oksigen diprediksi lenyap satu miliar tahun lagi, namun saat penipisan mulai terjadi, hal itu akan terjadi dengan cepat. Penurunan oksigen akan sangat ekstrem. Peristiwa deoksigenasi tidak akan terhindarkan di masa depan. Pada akhirnya, satu miliar tahun dari sekarang, ketika matahari memanas, atmosfer yang lebih hangat akan mengurai karbon dioksida, dan mematikan kehidupan tanaman hingga sumber oksigen di bumi.
-
Kenapa oksigen bisa lenyap dari Bumi? Ozaki mengatakan bahwa oksigen di bumi tidak akan menjadi fitur permanen, berpotensi mematikan semua hewan dan tumbuhan di bumi.
-
Apa usia Bumi? Dilaporkan ScienceFocus, Jumat (7/7), faktanya Bumi telah berusia 4,54 miliar tahun.
Ilmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya
Penelitian ini dapat membantu upaya pencarian planet baru yang mendukung kehidupan manusia. Ini bisa menjadi suatu keharusan, karena akan tiba waktu di mana oksigen di Bumi habis.
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience, tim peneliti dipimpin oleh ilmuwan lingkungan Kazumi Ozaki memproyeksikan evolusi gas di atmosfer dengan hampir 400 ribu simulasi, menggabungkan model sistem iklim, biologi, dan geologi.
"Kami menggunakan gabungan biogeokimia dan model iklim untuk menguji skala waktu yang mungkin dari kondisi atmosfer yang kaya oksigen di Bumi", jelas studi tersebut.
- Hilang 60 Tahun Lalu, Hewan Langka Ini Muncul Kembali di Hutan Papua
- Kota Yunani Kuno Ini Tak Punya Tembok, Hanya Dibentengi Kekuatan dan Ketangguhan Prajuritnya
- Niat Menjebak Musang, Petani Ini Malah Temukan Hewan yang Dianggap Punah 130 Tahun Lalu
- Mengapa Patung-Patung Yunani Kuno Bugil? Ternyata Ini Maknanya
Para ilmuwan mempertimbangkan perubahan dalam kecerahan matahari, variasi karbon dioksida (CO2), dan perubahan dalam biosfer Bumi untuk menyimpulkan bahwa metana akan melimpah di planet kita dan akhirnya oksigen akan habis.
Pertanyaannya, kapan itu akan terjadi? Untungnya, kita memiliki waktu sekitar satu miliar tahun sebelum itu terjadi.
Menurut penelitian, Bumi sebenarnya sudah pernah mengalami fenomena serupa. Dalam tahap Archean sekitar 4 miliar tahun yang lalu, atmosfer Bumi kekurangan oksigen bebas. Namun, Peristiwa Oksidasi Besar (GOE) 2,4 miliar tahun yang lalu meningkatkan tingkat oksigen, terutama karena munculnya organisme fotosintetik pertama yang mampu menghasilkan oksigen.
Saat ini, oksigen membentuk sekitar 21% dari atmosfer Bumi. Ini memungkinkan adanya kehidupan bagi organisme kompleks seperti manusia. Tapi ini tidak akan berlangsung selamanya.
"Kami menemukan bahwa atmosfer Bumi yang kaya akan oksigen tidak akan menjadi fitur permanen," kata Ozaki. Menurut studi ini, alasan utamanya adalah proses penuaan matahari.
Seiring berjalannya waktu, matahari akan menjadi lebih panas dan melepaskan lebih banyak energi. Ini akan menyebabkan penurunan karbon dioksida di atmosfer, karena CO2, dengan menyerap panas, akan terurai.
"Kita berbicara tentang oksigen yang sekitar sejuta kali lebih sedikit daripada yang ada saat ini."
"Kami menemukan deoksigenasi di masa depan adalah konsekuensi yang tak terhindarkan dari peningkatan fluks matahari."
Penemuan ini menimbulkan pertanyaan menarik terkait pencarian planet yang dapat dihuni manusia. Para peneliti menyarankan melacak sinyal biologis selain oksigen untuk meningkatkan kemungkinan mendeteksi kehidupan.
Analisis ini terintegrasi dalam proyek NExSS (Nexus for Exoplanet System Science) milik NASA yang memfokuskan penyelidikan kemungkinan kehidupan di planet lain selain Bumi.