Ilmuwan Ungkap Jenis Masakan yang Digemari Manusia Purba 5.000 Tahun Lalu, Ternyata Masih Dikonsumsi Sampai Saat Ini
Peneliti mengidentifikasi makanan manusia purba dari kerak makanan yang ditemukan di periuk tanah liat Zaman Neolitikum.
Peneliti mengidentifikasi makanan manusia purba dari kerak makanan yang ditemukan di periuk tanah liat Zaman Neolitikum.
-
Bagaimana Neanderthal memasak kepiting cokelat? Neandhertal ini sangat menyukai kepiting cokelat yang dimasak di atas api terbuka.
-
Di mana fosil manusia purba ditemukan? Fosil ini ditemukan di gua Heaning Wook Bone di Cumbria, Inggris.
-
Bagaimana cara manusia purba di Cekungan Nihewan memanfaatkan fosil 'tulang naga' ? Batu-batu ini juga diduga diberikan sebagai hadiah atau suap, yang merupakan bukti praktik budaya kuno, kata Wei.
-
Kenapa para arkeolog tertarik untuk mencari tahu bagaimana manusia purba membuat perekat? Mencari tahu bagaimana manusia purba membuat dan menggunakan perekat adalah hal yang penting karena memberikan kita bukti kuat tentang bagaimana budaya dan kemampuan berpikir mereka berkembang seiring berjalannya waktu.
-
Bagaimana manusia purba di zaman Neolitikum menggunakan batu hematit? "Jenis batu-batu ini terus digunakan sebagai benda berat dalam kehidupan komersial bahkan 4.000 tahun sebelum zaman kita. Mereka memainkan peran penting dalam memudahkan perhitungan dan penghitungan dalam kehidupan sosial pada masa itu."
-
Di mana tim arkeolog menemukan perkakas batu dan kerangka manusia purba? Saat menjelajahi gua di Jerman, tim arkeolog menemukan koleksi langka artefak dan kerangka manusia purba, termasuk beruang gua.
Ilmuwan Ungkap Jenis Masakan yang Digemari Manusia Purba 5.000 Tahun Lalu, Ternyata Masih Dikonsumsi Sampai Saat Ini
Manusia purba ribuan tahun lalu telah memahami bagaimana caranya mempersiapkan makanan, salah satunya dengan cara memasak makanan dengan panci atau periuk terpisah, sesuai jenis masakannya. Menurut penelitian baru, orang-orang Neolitikum memiliki indera perasa yang sangat berbeda dan sangat mementingkan rasa yang enak.
Sumber: Ancient Pages
Peneliti dari Pusat Penelitian Kolaboratif (CRC) 1266 di Universitas Kiel Jerman membuktikan hal tersebut melalui penelitian arkeobotani pertama terhadap residu kerak makanan yang ditemukan di permukaan periuk keramik atau tanah liat. Penelitian ini membuktikan betapa beragam cara manusia purba Holstein Timur mempersiapkan makanan mereka 5.000 tahun lalu.
Periuk tanah liat itu ditemukan di salah satu desa tertua di Schleswig-Holstein, permukiman Neolitikum Oldenburg LA77 di Ostholstein.
Menggunakan pemindaian mikroskopi elektron dan analisis kimia, tim peneliti mengidentifikasi cara mempersiapkan makanan berbasis bahan nabati.
- Ilmuwan Ungkap Makanan Terakhir yang Masih Ada di Dalam Perut Mumi Berusia 2.400 Tahun, Ternyata Hidangan Lezat dan Bergizi
- Ilmuwan Ungkap Manusia Purba Sudah Pakai Sempak Sejak 40.000 Tahun Lalu, Begini Cara Mereka Membuatnya
- Sebelum Mengenal Pertanian, Arkeolog Ungkap Makanan yang Dikonsumsi Manusia Purba Selama 300.000 Tahun
- 6 Jenis Makanan yang dapat Merusak Otak, Kenali Cara Menguranginya
Tim menemukan sereal dan tanaman liar berperan penting dalam masakan manusia purba pada masa itu.
"Kerak makanan tersebut mengandung sisa jaringan biji-bijian emmer dan bulir barley, juga biji-bijian dari goosefoot putih, tanaman liar seperti gulma dan ruderal (sejenis gulma) serta menghasilkan banyak biji bertepung," jelas ketua penelitian, Profesor Wiebke Kirleis.
“Biji-bijian gosong dan sekam dari emmer dan barley, serta biji dari white goosefoot, telah didokumentasikan oleh analisis arkeobotani dari sampel tanah dari pemukiman Neolitikum ini,” tambah peneliti lainnya, Dr. Dragana Filipović.
Temuan baru ini menunjukkan sereal memang memainkan peran penting dalam pola makan dan tanaman liar memperkaya spektrum pangan para petani awal di wilayah utara. Jelai atau barley dipanen ketika sudah matang seperti susu dan disiapkan dengan cara yang mirip dengan jelai hijau yang diproduksi secara tradisional di Baden-Württemberg. Emmer diolah dalam bentuk kecambah sehingga memberikan rasa manis pada bubur. Oleh karena itu, makanan di Zaman Neolitikum tidak berarti hambar, melainkan bervariasi. Orang-orang memiliki indera perasa yang sangat berbeda dan sangat mementingkan rasa yang enak.
Analisis kimia periuk tanah liat menunjukkan periuk tersebut berisi produk susu.
Melihat kerak gosong pada periuk itu menunjukkan sereal dan produk susu mungkin diolah menjadi bubur dalam wadah yang sama dan membentuk dasar pola makan yang seimbang.
“Meskipun lemak hewani diserap ke dalam periuk tanah liat dan meninggalkan sinyal di sana, komponen makanan nabati hanya dapat dideteksi pada kerak makanan yang gosong,” kata Dr. Lucy Kubiak-Martens, mitra kerja sama BIAX Consult (Belanda) dan penulis pertama dari penelitian ini.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendekatan multi-metode untuk merekonstruksi resep Neolitikum yang dibuat dari berbagai bahan. Penemuan ini memperluas pemahaman kita tentang proses panjang dan kompleks dalam mengubah tanaman menjadi makanan selama periode setelah diperkenalkannya cara hidup pertanian dan budidaya tanaman di Eropa utara-tengah.
Studi ini dipublikasikan di jurnal PLOS ONE.