Ilmuwan Ungkap Peran Galaksi Bima Sakti dalam Keyakinan Masyarakat Mesir Kuno, Ada Kaitannya dengan Dewa Langit, Begini Kisahnya
Masyarakat Mesir kuno terkenal dengan kepercayaan agama dan pengetahuan astronomi mereka
Masyarakat Mesir kuno terkenal dengan kepercayaan agama dan pengetahuan astronomi mereka.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di Galaksi Bima Sakti? Sebuah sistem planet yang terletak tidak jauh dari Tata Surya memiliki enam planet yang mengorbit bintangnya dengan tatanan yang indah dan sempurna. Para ahli menganggap temuan ini sebagai permata tersembunyi yang luar biasa di dalam Bima Sakti.
-
Bagaimana para astronom menemukan planet di luar Bima Sakti? Para astronom telah melakukan berbagai teknik dalam melakukan pengamatan ini.Seperti metode transit dan metode kecepatan radial, untuk mencari eksoplanet dengan melihat tanda-tanda kehadiran planet tersebut pada bintang, seperti penurunan cahaya bintang saat planet melintas di depan atau getaran posisi bintang akibat pengaruh gravitasi planet.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Kenapa ilmuwan terkejut dengan penemuan di Saturnus? Tidak ada seorang pun di tim Cassini-Huygens yang membayangkan bahwa bulan-bulan kecil Saturnus bisa aktif secara kimiawi dan menghasilkan molekul-molekul berat. Ini adalah kejutan terbesar dan mungkin merupakan penemuan Cassini yang paling penting,” tambah Blanc.
-
Kenapa ilmuwan suka melihat bekas luka astronot? Bekas luka ini semakin meyakinkan ilmuwan bahwa manusia akan selamat jika pergi ke Mars.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom tentang jumlah galaksi di alam semesta? Dalam laman BBC Science, Selasa, (22/08), mengungkap bahwa terdapat setidaknya 2 triliun galaksi di alam semesta.
Ilmuwan Ungkap Peran Galaksi Bima Sakti dalam Keyakinan Masyarakat Mesir Kuno, Ada Kaitannya dengan Dewa Langit, Begini Kisahnya
Masyarakat Mesir kuno terkenal dengan kepercayaan agama dan pengetahuan astronomi mereka tentang Matahari, Bulan, dan planet, tetapi hingga saat ini masih belum jelas peran apa yang dimainkan oleh Bima Sakti dalam agama dan budaya Mesir.
Penelitian baru ahli astrofisika dari Universitas Portsmouth Inggris menyoroti hubungan antara Bima Sakti dan dewi langit Mesir, Nut.
Nut adalah dewi langit yang sering digambarkan sebagai wanita bertabur bintang yang melengkung di atas kakaknya, dewa bumi Geb.
- Dua Astronot NASA Terjebak di Luar Angkasa dan Belum Bisa Kembali ke Bumi, Ini yang Terjadi pada Pesawat Mereka
- Dikira Kotoran Burung yang Menempel di Dahan Pohon, Ternyata Ilmuwan Temukan Spesies Baru Kupu-Kupu
- Ilmuwan Tercengang Saat Temukan Peristiwa Sangat Langka, Hanya Terjadi Sekali dalam 1 Miliar Tahun
- Astronom Muslim Ini Punya Peran Besar Ungkap Misteri Alam Semesta
Dia melindungi bumi dari banjir dengan menahan air di kehampaan dan memainkan peran penting dalam siklus matahari, menelan Matahari saat senja dan melahirkan kembali saat fajar.
Studi ini merujuk pada teks-teks kuno dan simulasi Mesir untuk menyatakan bahwa Bima Sakti mungkin menyoroti peran Nut sebagai langit. Diduga bahwa pada musim dingin, Bima Sakti menyoroti lengan Nut yang terbentang, sementara pada musim panas, Bima Sakti mengikuti tulang punggungnya melintasi langit.
“Saya kebetulan menemukan dewi langit Nut ketika saya sedang menulis buku tentang galaksi dan mempelajari mitologi Bima Sakti. Ketertarikan putri saya terhadap gambar seorang wanita bertubuh melengkung memicu minat saya untuk menggabungkan astronomi dan Egyptologi (studi Mesir kuno) dalam analisis ganda—astronomi dan lintas budaya—terhadap dewi langit Nut, dan apakah dia benar-benar terkait dengan Bima Sakti," jelas Profesor Asosiasi Astrofisika, Dr. Or Graur, dikutip dari laman SciTech Daily.
Dr. Graur merujuk pada banyak sumber kuno termasuk Teks Piramida, Teks Peti Mati, dan Kitab Nut, dan membandingkannya dengan simulasi langit malam Mesir yang canggih. Ia menemukan bukti yang kuat bahwa Bima Sakti mencerminkan keberadaan ilahi Nut.
Lebih lanjut, Dr. Graur menghubungkan kepercayaan Mesir dengan budaya lain, menunjukkan kesamaan dalam cara masyarakat yang berbeda menginterpretasikan Bima Sakti.
“Penelitian saya juga menunjukkan bahwa peran Nut dalam transisi orang yang meninggal ke alam baka dan hubungannya dengan migrasi burung tahunan, sejalan dengan cara budaya lain memahami Bima Sakti. Misalnya, sebagai jalan roh di antara berbagai bangsa di Amerika Utara dan Tengah atau sebagai Jalur Burung di Finlandia dan negara-negara Baltik," jelasnya.
“Penelitian saya menunjukkan bagaimana menggabungkan berbagai disiplin ilmu dapat memberikan wawasan baru terhadap kepercayaan kuno, dan menyoroti bagaimana astronomi menghubungkan umat manusia dengan berbagai budaya, geografi, dan waktu. Makalah ini adalah awal yang menarik dari proyek yang lebih besar untuk membuat katalog dan mempelajari mitologi multikultural Bima Sakti.”