Kisah Penemuan Fosil Manusia Kerdil di Indonesia yang Mengubah Sejarah tentang Asal-Usul Manusia
20 Tahun lalu tim arkeolog menemukan fosil spesies manusia kerdil yang diberi nama Homo floresiensis di Flores, Indonesia.
2 September 2003. Arkeolog Indonesia, Thomas Sutikna, sedang menggigil demam di kamar hotelnya ketika seorang rekannya memberi kabar penemuan luar biasa.
Kisah Penemuan Fosil Manusia Kerdil di Indonesia yang Mengubah Sejarah tentang Asal-Usul Manusia
Mendengar kabar luar biasa itu, demam Thomas Sutikna serta merta sirna dan setelah malamnya susah tidur, dia dan timnya segera berangkat ke lokasi pagi itu. Mereka sangat gembira menemukan tulang-tulang yang bahkan beberapa masih melekat satu sama lain.
"Ada tulang kaki, tulang tangan, tibia, femur, yang tergabung di sana, dalam satu konteks. Mengingat kondisi tulang yang sangat rapuh, tidak mungkin untuk mengangkatnya (dari tanah) secara langsung," ujar Sutikna, yang kini menjadi arkeolog dan peneliti di Pusat Riset Arkeometrik Indonesia di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Untuk menguatkan tulang yang rapuh tersebut, ia mengoleskan sejumlah penghapus kutek (aseton) yang dibelinya dari toko kosmetik dan mencampurnya dengan lem yang ada di lokasi.
-
Apa sebenarnya pengertian dari fosil? Fosil adalah sisa atau jejak organisme hidup, termasuk tumbuhan dan hewan, yang telah mati dan tertimbun dalam endapan sedimen di dalam tanah atau batuan.
-
Kapan fosil dinosaurus itu ditemukan? Fosil yang ditemukan pada Mei lalu di dekat sebuah waduk di kotamadya Sao Joao do Polesine itu diperkirakan berusia sekitar 233 juta tahun.
-
Kapan fosil tengkorak leluhur gajah itu ditemukan? Para ahli berhasil menemukan fosil tengkorak lengkap berasal dari 7,5 juta tahun yang lalu di tepi Waduk Yamula di Provinsi Kayseri, Turki Tengah. Tengkorak ini merupakan milik Choerolophodon Pentelic, yang dikenal sebagai leluhur gajah.
-
Bagaimana fosil dinosaurus ini ditemukan? Fosil lebih mungkin muncul setelah hujan, karena air mengungkap material dengan menghilangkan sedimen yang menutupinya, dalam fenomena yang dikenal sebagai pelapukan.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi? Para ahli paleontologi menemukan spesies cumi-cumi vampir yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Kenapa fosil penting bagi ilmuwan? Fosil membantu manusia untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang pernah hidup pada masa lalu. Hal tersebut tentu berguna sebagai bukti dan data sejarah dari masa lampau untuk keperluan pencatatan dan dokumentasi untuk masa depan.
Tinggi 1 meter
Kemudian, tim membawa blok sedimen yang berisi tulang-tulang itu kembali ke hotel dengan minibus.
Pada awalnya, tim mengira mungkin tengkorak kecil dan tulang-tulang lainnya adalah milik seorang anak, tetapi ketika Sutikna membersihkan fosil itu di hotel, ia melihat gigi gerahamnya adalah milik orang dewasa.
Tampaknya ini adalah jenis manusia yang sama sekali baru, seorang perempuan dengan kombinasi ciri yang membingungkan. Tingginya hanya sekitar 1 meter dan beratnya sekitar 30 kilogram.
"Kami semua terkejut oleh fosil ini, karena setelah dibersihkan, terlihat gigi-gigi telah tumbuh sempurna dan utuh. Tulang tengkorak juga menunjukkan itu adalah tulang dewasa, bukan tengkorak anak-anak," kata Sutikna, yang kemudian membawa fosil ini ke Jakarta.
sumber: CNN
Sekarang, 20 tahun kemudian, para ilmuwan masih berjuang untuk menempatkan dengan pasti potongan misterius ini ke dalam teka-teki evolusi. Tetapi perjalanan yang dimulai dengan penemuannya telah membawa kepada pengungkapan yang menantang apa yang kita ketahui tentang keluarga manusia.
Tim arkeolog internasional sudah mengetahui sejak awal temuan ini menjadi terobosan besar dalam evolusi dan mereka bekerja keras untuk merahasiakan temuan ini selama lebih dari setahun agar temuan ini masih bisa dipelajari dengan rinci.
Ketika hasil penelitian mereka dipublikasikan di Jurnal Nature setahun kemudian, kabar itu langsung mengguncang para ahli paleonthropologi dan menarik perhatian khalayak sehingga menjadi berita utama di seluruh dunia.
Sumber: CNN
Penemuan sensasional
Tim dan kolaborator internasional tahu sejak awal bahwa apa yang mereka temukan adalah sesuatu yang luar biasa, dan mereka merahasiakan penemuan itu selama lebih dari satu tahun agar sisa-sisa tersebut bisa dikaji secara rinci.
Ketika mereka akhirnya mengumumkan hasil penelitian mereka, dalam dua studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature, lebih dari satu tahun kemudian, temuannya mengguncang dunia paleoantropologi, bahkan menjadi berita utama di seluruh dunia.
- Bukan Kera atau Primata, 2.000 Tahun Lalu Hewan Ini Dianggap 'Hampir Seperti Manusia'
- Homo Bodoensis, Spesies Baru Manusia Purba Ditemukan di Ethiopia, Hidup Sekitar 774.000 Tahun Lalu
- Fosil 8,7 Juta Tahun Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Asal-Usul Kera dan Manusia
- Begini Wajah "Hobbit", Manusia Purba yang Hidup di Flores 50.000 Tahun Lalu
Arkeolog Australia kemudian memimpin penggalian ini selanjutnya. Spesimen Liang Bua terlihat seperti sesuatu dari dunia Middle Earth dalam film tersebut.
Wujud fosil "hobbit" ini volume tempurung otaknya sekitar 400 mililiter, mirip dengan otak simpanse (volume rongga otak manusia modern adalah 1.500 mililiter). Kakinya pendek, dengan kaki yang sangat besar, dan lengannya panjang seperti primata.
Hasil penanggalan radiokarbon di sedimen menunjukkan sisa-sisa ini sekitar 18.000 tahun, terbilang sangat muda dan menempatkannya lebih dekat dalam waktu dengan kita daripada dengan Neanderthal. (Tanggal ini direvisi pada 2016, memperkirakan bahwa hobbit berusia 50.000 hingga 60.000 tahun.)
Homo floresiensis
Tim Liang Bua menamai spesies ini Homo floresiensis sesuai dengan pulau tempat fosil tersebut ditemukan.
"(Spesimen ini) salah dalam lima cara berbeda dan tak terduga sampai-sampai orang berpikir bahwa ini tidak mungkin," kata Paige Madison, seorang sejarawan paleoantropologi dan penulis ilmiah yang sedang mengerjakan buku tentang hobbit yang berjudul "Strange Creatures Beyond Count" yang akan diterbitkan pada 2025.