Manusia Hampir Punah 900.000 Tahun Lalu, Hanya Tersisa 1.300 Orang di Bumi
Ini adalah fenomena aneh yang terjadi pada nenek moyang kita sekitar 900.000 tahun yang lalu.
Manusia Hampir Punah 900.000 Tahun Lalu, Hanya Tersisa 1.300 Orang di Bumi
Sebuah penelitian genetik terbaru mengungkap sesuatu yang aneh terjadi pada nenek moyang kita sekitar 900.000 tahun yang lalu.
Tiba-tiba, populasi manusia purba mengalami penurunan drastis hingga mencapai jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 1.300 individu yang berkembang biak. Populasi ini tetap dalam angka rendah selama lebih dari 100.000 tahun, seperti yang ditemukan oleh para peneliti dalam studi ini.
Dari perspektif kita yang modern, ini hampir seperti jika semua orang tiba-tiba menghilang. Sungguh, manusia berada di ambang kepunahan.
Tim peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS), termasuk Yi-Hsuan Pan dan Haipeng Li, melakukan analisis pada variasi genetik manusia yang masih hidup saat ini, dan hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Science.
Sumber: Ancient Pages
-
Apa yang ditemukan oleh tim ahli paleontologi di China? Tim ahli paleontologi internasional menemukan bekas jejak kaki kecil dinosaurus seukuran kucing sekitar 100 juta tahun lalu di China.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
-
Spesies manusia purba baru apa yang ditemukan di China? Spesies baru ini diidentifikasi sebagai HLD 6 ini dikaitkan dengan jenis manusia purba yang sama sekali baru.
-
Apa spesies baru dinosaurus yang ditemukan para ahli paleontologi di China? Para ahli paleontologi mengumumkan penemuan spesies Stegosaurus dalam makalah baru yang diterbitkan di Jurnal Historical Biology pada 31 Januari 2024. Hal ini karena penemuan spesies baru dari dinosaurus tersebut sebelumnya tidak terdokumentasi.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Laut China Selatan? Dua bangkai kapal kuno dari Dinasti Ming ditemukan para arkeolog di Laut China Selatan, ungkap Badan Warisan Budaya China (NCHA), pada Kamis.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi di wilayah tenggara Tiongkok? Saat ini, para ahli paleontologi di wilayah tenggara Tiongkok telah menemukan dinosaurus yang bahkan lebih besar dari versi velociraptor yang ditampilkan dalam film.
Hasil penelitian ini tak hanya mengundang decak kagum, tetapi juga pertanyaan besar dari para ilmuwan yang mempertanyakan analisis genetik yang dilakukan.
Foto: De Art/Adobe Stock via Ancient Pages
Kemacetan Populasi
Apa yang disebut sebagai "kemacetan populasi" terjadi ketika jumlah populasi yang ada tiba-tiba berkurang secara signifikan. Hal ini bisa disebabkan bencana alam, perang, wabah penyakit, atau kejadian serupa. Ketika sebagian populasi meninggalkan wilayahnya untuk mencari tempat baru, maka keragaman genetik pun akan berkurang.
Meskipun ada bukti sebelumnya tentang kemacetan populasi yang terjadi saat manusia berevolusi dan berpindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya, penurunan jumlah populasi sebesar ini sangatlah tidak biasa.
Populasi manusia yang hidup 1 juta tahun yang lalu menjadi sangat menarik karena saat itu banyak cabang dari kerabat terdekat kita mulai muncul, salah satunya adalah yang memunculkan garis keturunan kita.
Sebagaimana dijelaskan oleh jurnal Science, para ilmuwan mengembangkan pendekatan statistik baru dalam studi ini. Untuk menghemat biaya komputasi dan mengurangi kesalahan yang mungkin timbul karena memutar waktu ke masa lalu, model mereka hanya menggunakan sebagian kecil gen, yaitu yang tidak terpengaruh oleh seleksi positif yang dapat mengubah laju mutasi, untuk memperkirakan ukuran populasi pada berbagai titik waktu.
Dengan metode ini, mereka memeriksa kapan perubahan genetik muncul pada genom 3.154 individu dari 10 populasi Afrika modern dan 40 populasi non-Afrika modern yang telah diurutkan sebelumnya.
Foto: PatinyaS/Adobe Stock via Ancient Pages
Ukuran populasi dan sejarah mempengaruhi akumulasi perubahan genetik ini, dan ilmuwan dapat menganalisisnya untuk menentukan berapa banyak orang yang hidup pada berbagai titik waktu. Dalam hasil perhitungan mereka, Pan dan Li menemukan penurunan yang sangat drastis, hampir mencapai 99 persen, dalam populasi perkembangbiakan nenek moyang sekitar 930.000 tahun yang lalu.
Sumber: Ancient Pages
- Mengapa Gunung Meletus Sering Terjadi di Akhir Tahun? Ini Penjelasan Ilmuwan
- Pernah Dianggap Sihir Ribuan Tahun Lalu, Deretan Fenomena Ini Kini Bisa Dijelaskan secara Sains
- Sejak Zaman Batu Hewan Ini Berjasa Besar Bagi Manusia, Tulang dan Giginya Bisa Jadi Perkakas
- Niat Bercanda 'Pinjam Dulu Seratus', Pemuda di Balikpapan Ini Langsung Dikasih Oleh Wali Kotanya
Meskipun belum jelas apa yang menyebabkan spesies kita hampir punah, Pan dan Li memperkirakan bahwa periode glasiasi yang panjang, penurunan suhu permukaan laut, atau kekeringan mungkin berperan besar dalam kejadian tersebut.
Joshua Akey, seorang ahli genetika evolusi di Universitas Princeton yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa studi baru ini "melengkapi beberapa bagian lain dari teka-teki sejarah evolusi manusia." Namun, dia menambahkan bahwa ada sejumlah ilmuwan yang skeptis, terutama karena kurangnya bukti yang mendukung angka-angka yang begitu rendah ini.
Sumber: Ancient Pages
Janet Kelso, seorang ahli biologi komputasi di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi, mengingatkan bahwa sinyal kemacetan genetik yang kuat hanya bisa ditemukan dalam populasi Afrika saat ini, sementara tidak dalam populasi di luar benua tersebut. Kelso berpendapat bahwa hasil penelitian ini memang menarik, tetapi perlu diterima dengan hati-hati dan perlu eksplorasi lebih lanjut.
Sumber: Ancient Pages