Mengubah Catatan Sejarah, Arkeolog Temukan Kerajinan Kayu Berusia 476.000 Tahun, Jauh Sebelum Homo Sapiens Muncul
Temuan ini menunjukkan tingginya kreativitas manusia purba.
Temuan ini menunjukkan tingginya kreativitas manusia purba.
-
Bagaimana ilmuwan mengidentifikasi wilayah 'pusat' Homo sapiens di Dataran Tinggi Persia? Temuan mereka didasarkan pada kumpulan data genom yang diambil DNA kuno dan kumpulan gen modern, dikombinasikan dengan bukti paleoekologi yang menunjukkan bahwa wilayah ini mewakili habitat yang ideal.
-
Apa yang ditemukan para ahli paleontologi di Afrika Selatan? Para ahli paleontologi menemukan fosil bintang laut brittle atau biasa dikenal bintang rapuh, dari era Devonian di 'unit atas' Formasi Baviaanskloof di Afrika Selatan.
-
Di mana fosil Homo sapiens tertua di luar Afrika ditemukan? Tengkorak ini ditemukan terjepit di dinding teratas Gua Apidima di Yunani.
-
Siapa yang menemukan fosil Homo sapiens tertua di luar Afrika? Pada 1978, arkeolog melakukan penggalian di Gua Apidima di Semenanjung Mani, Yunani dan menemukan dua fosil penting: pecahan tengkorak dan tulang rahang.
-
Di mana tim arkeolog menemukan perkakas batu dan kerangka manusia purba? Saat menjelajahi gua di Jerman, tim arkeolog menemukan koleksi langka artefak dan kerangka manusia purba, termasuk beruang gua.
-
Apa yang diteliti para ilmuwan terkait evolusi manusia berjalan tegak? Pertanyaan seputar evolusi sikap bipedal dari nenek moyang yang berjalan dengan empat kaki telah lama menjadi misteri yang menantang para ilmuwan.
Mengubah Catatan Sejarah, Arkeolog Temukan Kerajinan Kayu Berusia 476.000 Tahun, Jauh Sebelum Homo Sapiens Muncul
Penemuan terbaru di Air Terjun Kalambo, Zambia, memperkenalkan kita pada hominin awal dengan keterampilan tak terduga dalam pengerjaan kayu, jauh sebelum munculnya Homo sapiens.
Keadaan khusus di Air Terjun Kalambo sangat mendukung pelestarian artefak kayu kuno. Vegetasi subur dan sumber air yang andal membuat situs ini menarik bagi berbagai spesies hominin dalam jangka waktu yang panjang.
Peristiwa banjir periodik mengendapkan lapisan sedimen yang melindungi artefak dari pembusukan dan kerusakan, bertindak sebagai kapsul waktu alami. Endapan berlapis ini memungkinkan ilmuwan untuk membuat kerangka kronologis dan mengaitkan artefak dengan periode tertentu dalam prasejarah.
Dua batang kayu yang saling bertautan, masing-masing sepanjang lebih dari 1 meter, menjadi fokus penelitian ini. Kayu tersebut diidentifikasi sebagai semak willow, spesies umum di sabana Afrika, seperti dikutip dari laman Earth.
Batang kayu menunjukkan tanda-tanda modifikasi seperti bentukan, ujung yang meruncing, goresan, dan kemungkinan bekas terbakar.
- Arkeolog Ungkap Asal Usul Kuda dan Sejak Kapan Mulai Ditunggangi Manusia
- Arkeolog Temukan Gambar Perahu dan Hewan Ternak Berusia 4.000 Tahun di Gurun Sahara, Bukti Dulu Pernah Jadi Kawasan Hijau
- Arkeolog Rekonstruksi Wajah Wanita Neanderthal Berusia 75.000 Tahun, Begini Parasnya
- Arkeolog Ungkap Sejak Kapan Manusia Mulai Berbicara dengan Bahasa, Ini Hasil Temuannya
Itu menunjukkan manipulasi sengaja dengan teknik yang jarang terlihat pada artefak dari periode ini.
Takik yang disengaja mengindikasikan bahwa batang kayu dirakit menjadi struktur yang lebih besar, mungkin sebagai platform atau tempat berlindung, yang menunjukkan kemampuan kognitif dan teknologi hominin awal yang lebih maju daripada yang diperkirakan.
Menentukan usia struktur kayu sangat penting. Para ilmuwan menggunakan teknik penanggalan Infrared Stimulated Luminescence (IRSL) yang menargetkan mineral feldspar di lapisan sedimen.
Usia struktur sekitar 476.000 tahun menunjukkan bahwa pembuatnya bukan Homo sapiens. Keterampilan yang diperlukan untuk pengerjaan kayu ini mungkin dimiliki oleh spesies hominin lain, seperti Homo heidelbergensis, yang hidup pada era tersebut. Namun, kemungkinan adanya spesies hominin lain yang lebih tua dan belum ditemukan juga terbuka.
Koordinasi untuk menciptakan struktur kayu ini mengindikasikan bentuk organisasi sosial dan komunikasi yang berkembang. Hominin mungkin bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan memiliki kepemimpinan untuk menyelesaikan proyek ini. Temuan ini menekankan bahwa kecerdikan, kreativitas, dan keterampilan kolaboratif manusia sudah ada jauh sebelum yang kita duga.