NASA Umumkan Jadwal Peluncuran Misi ke Bulan, Catat Tanggal dan Tujuannya
Pesawat luar angkasa akan diluncurkan dari Bumi menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX.
NASA telah merencanakan peluncuran misi Commercial Lunar Payload Services (CLPS) pada 15 Januari 2025. Misi ini merupakan bagian dari upaya besar NASA untuk memperluas eksplorasi bulan, termasuk persiapan untuk misi berawak di program Artemis. Informasi tersebut dipastikan melalui unggahan di media sosial Firefly Aerospace, yang mengungkapkan pesawat luar angkasa mereka akan diluncurkan dari Bumi menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Dalam misi ini, NASA memanfaatkan wahana antariksa Blue Ghost yang dirancang dan dioperasikan oleh Firefly Aerospace untuk mengirimkan berbagai muatan ilmiah ke permukaan bulan.
Namun, Blue Ghost bukanlah satu-satunya kendaraan yang terlibat dalam misi CLPS kali ini. NASA juga berkolaborasi dengan perusahaan asal Jepang, ispace, yang mengoperasikan wahana bernama Resilience. Kedua wahana ini akan diluncurkan secara terpisah menggunakan roket Falcon 9, menandai langkah signifikan dalam kolaborasi internasional dan komersial di bidang eksplorasi luar angkasa.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
Dikutip dari The Planetary Society, Kamis (9/1), diperkirakan Blue Ghost dan Resilience akan menempuh perjalanan selama 45 hari untuk mencapai orbit serta permukaan bulan. Setelah berhasil mendarat, eksplorasi permukaan akan berlangsung selama sekitar 14 hari, meliputi periode siang di Bulan yang memungkinkan perangkat keras beroperasi dengan baik. Kedua wahana ini akan menempatkan sejumlah instrumen ilmiah yang dirancang untuk mengumpulkan data penting mengenai permukaan bulan.
Wahana Blue Ghost membawa sepuluh muatan ilmiah yang telah dipilih secara khusus oleh NASA, masing-masing memiliki fungsi unik untuk mendukung penelitian mengenai komposisi mineral dan partikel di permukaan Bulan, sifat termal regolith (lapisan debu dan puing-puing batuan), serta aktivitas elektromagnetik di lingkungan Bulan.
Pemantauan Medan Magnet Bumi
Salah satu muatan yang sangat penting di dalam Blue Ghost adalah instrumen yang dirancang untuk memantau medan magnet Bumi dari jarak jauh. Instrumen tersebut dikenal dengan nama LEXI (Lunar Environment Heliospheric X-ray Imager). LEXI akan berfungsi sebagai mesin pencitra sinar-X yang memantau interaksi antara magnetosfer Bumi dan angin matahari, yaitu partikel bermuatan tinggi yang terus mengalir dari matahari.
Peran LEXI sangat vital dalam memahami dinamika cuaca luar angkasa.Dengan memantau perubahan dalam magnetosfer yang diakibatkan oleh angin matahari, LEXI membantu para ilmuwan mendeteksi dan melacak pola cuaca matahari dengan lebih tepat.
Cuaca matahari, yang mencakup lontaran massa koronal dan semburan partikel bermuatan, dapat berdampak pada satelit komunikasi, sistem navigasi GPS, serta jaringan listrik di Bumi. Oleh karena itu, pengamatan yang dilakukan oleh LEXI akan memberikan data berharga untuk meningkatkan kemampuan dalam memprediksi dan mengurangi dampak dari fenomena tersebut.
- SpaceX Tunda Kepulangan Crew-8, Ada Persoalan Serius
- NASA Luncurkan Pesawat ke Bulan Jupiter, Lokasi Baru yang Bisa Dihuni Manusia
- SpaceX Jemput Dua Astronot yang Terdampar di Luar Angkasa Sejak 3 Bulan Lalu
- Elon Musk Pernah Menguji Mitos Kesuksesan Roket Falcon 1, Hasilnya Benar-benar Jadi Kenyataan
Libatkan Swasta
Misi CLPS ini adalah contoh nyata dari kerja sama yang berkembang antara NASA dan sektor swasta serta internasional.
Firefly Aerospace, yang merupakan perusahaan Amerika Serikat yang baru berkembang dalam bidang peluncuran dan eksplorasi luar angkasa, berkomitmen untuk menyediakan layanan yang andal bagi misi luar angkasa baik komersial maupun pemerintah. Di sisi lain, ispace dari Jepang menambahkan dimensi global dengan pendekatan inovatif mereka dalam menjelajahi Bulan.
Dengan peluncuran CLPS ini, NASA tidak hanya menguji teknologi baru untuk eksplorasi bulan tetapi juga membuka peluang lebih luas bagi perusahaan swasta untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi ruang angkasa. Misi ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai lingkungan bulan, memfasilitasi pengembangan basis pengetahuan untuk eksplorasi manusia di masa mendatang, serta mempersiapkan misi yang lebih kompleks menuju Mars.