Peneliti Temukan Penduduk Mesir Kuno yang Bangun Piramida Kena Racun Tembaga
Peneliti mengungkap dampak pembangunan piramida Gizza bagi masyarakat biasa di sekitar lokasi itu.
Pembangunan piramida Giza di Mesir sekitar 4.500 tahun lalu ternyata menuai dampak berbahaya bagi penduduk Mesir kuno.
Para pekerja pembangun piramida kemungkinan terpapar tembaga dalam jumlah yang cukup signifikan. Peristiwa itu boleh jadi adalah contoh paling awal dari kontaminasi logam.
-
Di mana letak saluran air kuno yang ditemukan dekat dengan piramida Mesir? Saluran air raksasa ini dulunya adalah cabang Sungai Nil yang mengalir melalui Giza.
-
Kapan orang Mesir kuno mulai membangun piramida? Untuk menempatkan tanggal 4.300 SM ke dalam konteksnya, ini adalah sekitar satu milenium sebelum orang Mesir mengembangkan hieroglif (tulisan dan abjad Mesir Kuno) sekitar 1.500 tahun sebelum mereka mulai membangun piramida.
-
Bagaimana bentuk piramida itu? "Piramida stepa dibangun dengan sangat presisi, berbentuk heksagonal. Ada tiga belas meter dan delapan baris batu di antara setiap sisi. Ini adalah struktur kompleks yang sangat canggih dengan beberapa lingkaran di tengahnya. Dinding luar struktur kompleks ini didominasi oleh gambar berbagai binatang, terutama kuda."
-
Bagaimana orang Mesir kuno mengangkut balok-balok batu saat membangun piramida? Kemungkinan besar balok-balok batu ditarik di atas papan seluncur -- seperti yang terlihat pada gambar-gambar dari Mesir kuno yang memperlihatkan proses pemindahan benda-benda besar menggunakan metode tersebut," kata Salim, dilansir dari AFP.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti di dekat Piramida Mesir? Para peneliti telah lama menduga banyak piramida dibangun di samping saluran Sungai Nil yang mengering. Piramida Giza, piramida terbesar di Mesir, berada di tengah gurun dan sangat jauh dari tepian Sungai Nil. Namun penelitian baru menunjukkan dulunya piramida ini berada di samping cabang utama Sungai Nil yang dipenuhi oleh perahu.
-
Bagaimana bentuk Piramida Merah? Kali ini, para arsitek memilih sudut kemiringan 43 derajat, dan hasilnya adalah sebuah piramida setinggi 104 meter yang luar biasa.
Penemuan tembaga dalam sampel tanah purba dapat berdampak pada garis waktu saat area tersebut pertama kali dihuni, dan juga kondisi kehidupan orang Mesir biasa yang bukan bangsawan pada saat itu.
Dilansir Gizmodo, keberadaan tembaga beracun juga menunjukkan industri pembuatan alat yang berkembang pesat. Selain itu, penelitian baru ini mengungkapkan polusi industri memiliki sejarah yang lebih dalam daripada yang biasanya diketahui.
Pada 2019, tim ahli geokimia dari Universitas Aix-Marseille Prancis mengebor tanah di pelabuhan Khufu, pelabuhan berusia 4.500 tahun—pelabuhan tertua dalam sejarah yang diketahui—di dekat situs yang menjadi rumah bagi piramida firaun Khufu, Khafre, dan Menkaure.
200 tahun lebih awal
Pelabuhan tersebut terletak di sepanjang anak sungai Nil yang sudah tidak ada lagi. Ilmuwan kemudian memeriksa sampel itu menggunakan teknik yang dikenal sebagai spektrometri tanpa plasma untuk mengukur kadar tembaga dan logam lainnya, seperti aluminium, besi, dan titanium.
Dengan menggunakan penanggalan karbon, tim yang sama melaporkan dalam sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam Geology, bahwa kontaminasi tembaga dimulai sekitar 3265 SM, yang berarti area tersebut dihuni oleh manusia 200 tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
- Peneliti Ungkap Piramida Mesir Dibangun dengan Mesin yang Sangat Cerdas, Begini Caranya
- Mirip Piramida, Bangunan 2.300 Tahun Dikira Tempat Ibadah Umat Islam, Ternyata Bukan
- Lenyap Berabad-abad, Peneliti Kaget temukan Jejak Aliran Sungai di Dekat Piramida Mesir
- Misteri Piramida Danau Toba, Ditemukan saat Penelitian Jalur Gempa
Kontaminasi mencapai puncaknya 750 tahun kemudian, sebelum akhirnya mereda sekitar 1000 SM. Kadar tembaga "5 hingga 6 kali lebih tinggi dari latar belakang alami," kata Alain Véron, seorang anggota fakultas di Universitas Aix-Marseille Prancis yang mengerjakan penelitian ini, kepada Eos.
Menurut peneliti, keberadaan tembaga kemungkinan merupakan tanda industri pembuatan alat yang berkembang pesat. Penemuan arsenik, elemen semi-logam yang secara historis digunakan oleh pekerja logam untuk memperkuat logam lain, dalam sampel menunjukkan para pekerja mungkin telah membuat alat seperti bilah, pahat, dan bor. Alat-alat ini akan sangat penting untuk pembangunan kompleks piramida.
Kerusakan ginjal dan hati
Pencemaran tembaga di lingkungan dapat menimbulkan beberapa dampak buruk pada kehidupan manusia dan hewan. Meskipun sejumlah kecil logam itu penting untuk beberapa fungsi biologis manusia, seperti menghasilkan energi dan membentuk pembuluh darah, paparan yang berlebihan dapat menyebabkan muntah, diare, mual, dan sakit perut. Paparan jangka panjang dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, termasuk kerusakan ginjal dan hati.
Dampak apa, jika ada, yang diderita orang Mesir kuno akibat pencemaran tersebut tidak diketahui, tetapi keberadaan logam tersebut dalam sampel tanah memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang cara hidup mereka.
Meskipun banyak penelitian dilakukan terhadap piramida, termasuk bagaimana piramida dibangun, dan kehidupan firaun, Véron mengatakan studi baru ini menawarkan sekilas kehidupan orang Mesir kuno sehari-hari.
Tentang bagaimana orang-orang non-elit hidup dan bekerja, karena mereka membuat peralatan yang digunakan untuk membangun beberapa monumen paling abadi dalam sejarah manusia