Penelitian Ungkap Suhu Tinggi Berbahaya Bagi Ketahanan Hidup Remaja, Rentan Mati Muda
Para peneliti telah lama berpendapat bahwa peningkatan suhu akibat perubahan iklim akan memberikan efek yang lebih besar pada kelompok usia lanjut.
Riset yang dilakukan di Meksiko menunjukkan bahwa 75 persen kematian terkait suhu panas ekstrem terjadi pada kaum muda. Krisis iklim yang semakin parah dan meningkatnya frekuensi gelombang panas diprediksi akan menambah ancaman bagi generasi muda.
Menurut studi terbaru, beban kematian akibat suhu panas dapat berpindah dari orang tua ke kaum muda pada akhir abad ini. Dalam skenario di mana suhu global rata-rata meningkat setidaknya 2,8 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri pada tahun 2100, individu berusia di bawah 35 tahun diperkirakan akan mengalami dampak pemanasan yang lebih buruk dibandingkan kelompok lanjut usia.
-
Bagaimana para ilmuwan berhasil memetakan Sungai Atmosfer? Para peneliti dari University of California telah menggabungkan data dari berbagai satelit untuk membuat peta koridor uap air yang luas ini. Tim dipimpin oleh ilmuwan atmosfer, yaitu Weiming Ma.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan dunia prasejarah ini? Saat tinggal di desa kecil di gurun tinggi dengan populasi sekitar 35 orang, para peneliti baru menemukan laguna ini setelah melihat petunjuk pada citra satelit.
-
Bagaimana biologi membantu memahami masalah lingkungan seperti perubahan iklim? Selain sebagai ilmu dasar, bilogi juga membantu Anda untuk memahami fenomena masalah yang terjadi di lingkungan seperti perubahan iklim, wabah penyakit, dan lain sebagainya.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Kapan ilmu pengetahuan mencoba memahami hakikat alam semesta? Contohnya, dalam fisika, penelitian tentang teori relativitas Albert Einstein bertujuan untuk memahami prinsip-prinsip dasar ruang, waktu, dan gravitasi dalam alam semesta.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan tentang air di Bumi? Penelitian yang bertujuan untuk menelusuri asal muasal air di bumi telah membawa para ilmuwan pada suatu penemuan yang benar-benar luar biasa—adanya samudera yang tersembunyi di dalam lapisan mantel bumi, 700 kilometer di bawah permukaan.
Analisis yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances ini memanfaatkan data mortalitas dari Meksiko, sebagaimana dikutip DW Indonesia pada Senin (16/12). Data yang diperoleh memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi usia dan tanggal kematian, serta membandingkannya dengan kondisi lingkungan, sehingga dapat menghitung seberapa sering paparan panas lembab berujung pada kematian dini.
Selama ini, para ilmuwan beranggapan dampak negatif dari suhu tinggi dalam iklim yang semakin panas lebih besar terhadap populasi lanjut usia. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu, suhu panas yang ekstrem justru menjadi ancaman bagi kaum muda.
Menurut penelitian, antara tahun 1998 hingga 2019, tiga dari empat kematian akibat suhu panas di Meksiko terjadi pada individu yang berusia di bawah 35 tahun. Di sisi lain, lebih banyak orang tua yang menjadi korban kematian akibat cuaca dingin. Dengan mempertimbangkan proyeksi populasi global dan emisi karbon yang terus meningkat, para peneliti memperkirakan akan terjadi kenaikan sebesar 32 persen dalam angka kematian akibat suhu panas di kalangan kelompok berusia di bawah 35 tahun pada tahun 2100. Penurunan yang hampir serupa juga terlihat pada kelompok yang lebih tua.
Alasan mengapa individu muda lebih rentan terhadap suhu panas dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya kemungkinan terkait dengan faktor sosial. Mereka yang lebih muda cenderung lebih sering terpapar panas di luar ruangan, sementara dampak dingin pada orang tua mereka mungkin berkurang karena perubahan iklim.
"Orang yang lebih muda memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi, dan mereka lebih mungkin terpapar panas di lingkungan kerja luar ruangan," jelas Andrew Wilson, pemimpin penelitian dari Pusat Keamanan Pangan dan Lingkungan di Universitas Stanford, kepada DW.
- Penelitian Terbaru Ungkap Bagaimana Polusi di Sekitar Pengaruhi Kesuburan Pria dan Wanita
- Penelitian ini Sarankan Manusia Buang Air Kecil selama 21 Detik
- Penelitian Ungkap Bahwa Jadi Ayah Bisa Buat Pria Rentan Alami Masalah Kesehatan Tertentu
- Penelitian Buktikan Berhenti Merokok Sebelum Usia 40 Tahun Bisa Perpanjang Usia
Suhu Tinggi
Wilson menemukan, suhu yang diperlukan untuk menyebabkan kematian akibat panas lebih rendah daripada yang diindikasikan dalam literatur ilmiah. Berbagai faktor lingkungan seperti suhu udara dan kelembapan digunakan untuk menunjukkan adanya stres akibat panas, yang sering kali disebut sebagai suhu "real feel" atau "wet bulb".
Penelitian sebelumnya menetapkan batas suhu stres panas manusia pada 35 derajat Celsius. Paparan berkepanjangan pada batas wet bulb 35 derajat Celsius ini secara teoritis menunjukkan tubuh tidak dapat mendinginkan suhu intinya, yang dapat berujung pada kematian akibat panas. Namun, batas ini ditentukan dalam kondisi laboratorium di mana individu beristirahat di tempat teduh, di bawah angin kencang, disiram air, dan dalam keadaan telanjang, yang dianggap tidak realistis.
Wilson menyatakan bahwa dalam beberapa kasus, batas sebenarnya mungkin berada di tengah 20-an derajat Celsius. Penelitian seperti yang dilakukannya berusaha untuk mencakup kondisi di dunia nyata.
"Kami menemukan bahwa bahkan pada suhu sekitar 20 derajat Celsius, sudah ada cukup banyak kematian, terutama di kalangan anak muda," ujar Wilson.
"Hal ini mungkin disebabkan oleh aktivitas mereka, seperti bekerja di luar ruangan dan terpapar sinar matahari."
Singkatnya, hari yang panas tetap akan menjadi hari yang panas, dan hal ini berdampak negatif pada kesehatan tubuh manusia.
Kematian dan Perubahan Iklim
Walaupun penelitian ini hanya berfokus pada data kesehatan di Meksiko, hasil analisis para ilmuwan memberikan gambaran yang mengkhawatirkan mengenai masa depan negara-negara lain yang terpengaruh oleh krisis iklim. Para ahli menegaskan, kematian adalah salah satu konsekuensi besar dari perubahan iklim.
"Kami pikir lebih sedikit orang akan meninggal dunia karena kedinginan, lebih banyak orang akan meninggal karena kepanasan. Kami pikir sebagian besar kematian tambahan akibat kepanasan akan terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," ungkap Wilson.
"Sebagian besar penurunan kematian akibat kedinginan akan terjadi di Eropa dan Amerika Utara, bukan? Jadi ini sudah merupakan gambaran ketimpangan."
Kondisi ini sudah lama diperkirakan, terutama mengingat peningkatan emisi karbon yang terus berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Dunia telah melanggar ambang batas bawah 1,5 derajat Celsius yang ditetapkan dalam Perjanjian Iklim Paris. Pada tahun 2017, sebuah penelitian memprediksi bahwa sekitar 70 persen populasi India akan terpapar suhu yang tidak dapat ditoleransi. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara di Timur Tengah juga telah menerapkan larangan bekerja untuk mengatasi kondisi panas ekstrem yang semakin parah.