Penemuan Fosil Reptil Berkaki Empat Berusia 110 Juta Tahun Ungkap Bagaimana Ular Berevolusi
Fosil kecil berkaki empat itu memiliki panjang 15 sentimeter.
Studi mengenai fosil mirip “ular berkaki empat” yang ditulis oleh seorang ahli paleontologi, David Martill pada Juli 2015 menjadi perbincangan hangat di kalangan ahli paleontologi.
Martill menemukan fosil tersebut di Museum Bürgermeister Müller, Jerman dalam sebuah koleksi yang diberi label sebagai “fosil tak dikenal”.
-
Di mana fosil hewan purba ditemukan di Sumedang? Dua fosil hewan purba yakni gading gajah dan tempurung kura-kura belum lama ini ditemukan di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
-
Bagaimana fosil manusia purba di Sangiran ditemukan? Fosil ini pertama kali ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada tahun 1934 dengan bantuan penduduk setempat.
-
Di mana fosil manusia purba ditemukan? Fosil ini ditemukan di gua Heaning Wook Bone di Cumbria, Inggris.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi? Para ahli paleontologi menemukan spesies cumi-cumi vampir yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Siapa yang menemukan fosil-fosil hewan purba tersebut? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
-
Siapa yang menemukan fosil hewan purba ini? Fosil-fosil tersebut ditemukan sekitar 25 tahun yang lalu oleh ahli paleontologi Elizabeth Smith dan putrinya Clytie ketika mereka sedang memeriksa sisa-sisa tambang opal.
Fosil kecil berkaki empat itu memiliki panjang 15 sentimeter tersebut menyerupai seekor ular dengan tubuhnya yang panjang dan ramping melingkar seperti ular.
Anehnya, lempengan batu pada fosil tersebut berasal dari lokasi yang berjarak beribu-ribu kilometer dari tempatnya berada saat ini.
Lempengan pada fosil tersebut ternyata berasal dari sebuah situs geologi dari formasi Crato, Brasil. Situs ini dilindungi oleh pemerintah sejak tahun 1942.
Peraturan ini melarang ekspor fosil tanpa izin pemerintah, dan penelitian apa pun yang melibatkan fosil memerlukan kerja sama dengan ilmuwan Brasil.
Fosil berkaki empat tersebut kemungkinan besar telah diselundupkan keluar dari Brasil beberapa dekade sebelumnya.
- Pendaki Perempuan Ini Temukan Fosil Jejak Kaki Prasejarah Ketika Salju Mencair di Pegunungan, Umurnya 280 Juta Tahun
- Pemburu Temukan Fosil Gading Mamut Berusia 20.000 Tahun di Sungai, Panjangnya 2 Meter dan Beratnya Hampir 300 Kilogram
- Ilmuwan Ungkap Asal Usul Fosil yang Ditemukan 20 Tahun Lalu, Ternyata Milik Burung Predator Berusia 12 Juta Tahun Setinggi Hampir 3 Meter
- Temuan Fosil Berusia 86.000 Tahun di Gua Ini Ungkap Bagaimana Awalnya Manusia Tiba di Asia Tenggara
Transisi Kadal ke Ular
Para ahli telah lama kesulitan mengidentifikasi bagaimana ular purba berevolusi. Penelitian terbaru hanya menemukan fosil ular dengan dua kaki, sedangkan temuan Martill dan timnya telah menunjukan fosil ular dengan empat kaki yang lengkap.
Fosil yang Martill temukan menggambarkan spesies yang termasuk dalam genus Tetrapodophis, ular purba dengan tubuh yang panjang dan ramping dan memiliki anggota tubuh kecil yang berfungsi.
Spesies tersebut merupakan Tetrapodophis amplectus, reptil kecil mirip ular dari periode Cretaceous Awal sekitar 110 juta tahun yang lalu.
Studi Martill mengungkap wawasan penting tentang transisi dari kadal ke ular. Ular berkaki empat ini memiliki anggota badan yang dapat memegang dan digunakan untuk mencengkeram mangsa atau selama kawin, seperti dikutip dari laman Forbes.
Gigi Bengkok
Tubuhnya, yang beradaptasi untuk menggali menantang teori sebelumnya yang menyatakan bahwa ular berevolusi dari nenek moyang laut.
Fosil tersebut juga memperlihatkan adanya gigi bengkok dan tulang belakang yang fleksibel, yang menunjukan bahwa ular ini dapat mencekik mangsanya dan membuktikan adanya pergeseran awal ke arah karnivora dalam evolusi ular.
Penemuan ini merupakan bagian penting dari teka-teki evolusi ular untuk memahami bagaimana ular purba hidup dan berevolusi.
Pada tahun 2024, fosil tersebut akhirnya dikembalikan ke Brasil dan kini disimpan di Museum Nasional Brasil.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti