Perkakas Batu Berusia 9.000 Tahun Ditemukan di Bawah Air, Terbuat dari Batu Tertua di Amerika
Artefak kuno ini ditemukan di Danau Huron, Michigan, Amerika Serikat.
Perkakas Batu Berusia 9.000 Tahun Ditemukan di Bawah Air, Terbuat dari Batu Tertua di Amerika
Perkakas Batu Berusia 9.000 Tahun Ditemukan di Bawah Air, Terbuat dari Batu Tertua di Amerika
Tim arkeologi bawah air dari Universitas Texas di Arlington, Amerika Serikat berhasil menemukan artefak batu berusia 9.000 tahun di Danau Huron, Michigan. Artefak batu kuno yang terbuat dari obsidian tersebut terletak sejauh 3.218 kilometer dari Oregon Tengah.
Pecahan obsidian yang ditemukan di bawah air ini merupakan spesimen obsidian barat tertua dan paling timur yang pernah ditemukan di daratan Amerika Selatan
-
Bagaimana artefak-artefak kuno itu ditemukan? Berbagai artefak ini merupakan hasil penggalian terbaru (2022-2023) oleh Departemen Arkeologi Negara Bagian Tamil Nadu (TNSDA) yang baru saja selesai.
-
Bagaimana para ilmuwan menemukan dunia kuno di bawah lapisan es Antartika? Ilmuwan menggunakan teknologi satelit dan metode radio-echo-sounding untuk memetakan area seluas 32.000 km2 di bawah lapisan es tersebut.
-
Bagaimana para ilmuwan memastikan asal usul senjata-senjata kuno itu? "Beberapa kilogram besi berkarat penuh lumpur tanpa bentuk dibungkus dengan aman dan dibawa keluar dari hutan untuk dibersihkan dan memastikan asal usul temuan ini," jelas Darius Kopciowski dari Konservator Monumen Provinsi Lublin.
-
Kapan artefak-artefak kuno itu ditemukan? Berbagai artefak ini merupakan hasil penggalian terbaru (2022-2023) oleh Departemen Arkeologi Negara Bagian Tamil Nadu (TNSDA) yang baru saja selesai.
-
Mengapa para ilmuwan menanam semangka di Antartika? Eksperimen ini tidak hanya berhasil membuktikan bahwa semangka dapat tumbuh di tempat terdingin di planet ini. Tetapi juga memberikan camilan pencuci mulut yang menarik bagi para ilmuwan yang tinggal di kondisi dingin Antartika.
-
Di mana temuan artefak-artefak kuno tersebut ditemukan? Tim dari Universitas Ozbekali Zhanibekov Kazakhstan dan arkeolog pemerintah setempat menemukan temuan baru di tiga gundukan pemakaman di distrik Ordabasinsky, Turkistan.
Foto: Univesitas Texas di Arlington, Amerika Serikat.
"Dalam kasus ini, artefak obsidian kecil ini mengungkapkan hubungan sosial di seluruh Amerika Utara 9.000 tahun yang lalu. Artefak yang ditemukan di bawah Great Lakes berasal dari sumber geologis di Oregon, sejauh 4.000 kilometer. Hal ini menjadikannya salah satu jarak terpanjang yang pernah tercatat untuk artefak obsidian di mana pun di dunia." kata Ashley Lemke, asisten profesor sosiologi dan antropologi di Universitas Texas.
Sumber: Scitech Daily
Sumber: Scitech Daily
Hasil kerjasama yang mereka kerjakan digabung “Obsidian Oregon Tengah dari Situs Arkeologi Holosen Awal yang Tenggelam di Bawah Danau Huron” hasil ini diterbitkan bulan lalu dalam jurnal PLOS One.
Sumber: Scitech Daily
Batu Berharga
Situs ini berada di bawah air dengan kondisi yang tidak terganggu. Dengan demikian para peneliti bisa secara sistematis dan ilmiah mengambil dengan mudah obsidian tersebut. Obsidian ini merupakan jenis kaca vulkanik yang digunakan dan diperdagangkan secara luas sepanjang sejarah manusia sebagai bahan berharga untuk membuat perkakas tajam.
Temuan di Danau Huron merupakan bagian dari studi yang luas untuk memahami organisasi sosial dan ekonomi pemburu rusa kutub pada zaman es terakhir. Pada masanya, danau tersebut memiliki tingkat air yang jauh lebih rendah, ilmwuan telah menemukan misalnya situs kuno seperti tembok batu dan tempat persembunyian pemburu yang sekarang berada 30,4 meter di bawah air.
Sumber: Scitech Daily
- 10 Makam Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Tengah Hutan, Bentuknya Seperti Kerucut Terpotong
- Lebih Tua dari Mesir Kuno, Peradaban Berusia 9.000 Tahun Ditemukan di Dasar Danau
- Raksasa Otomotif Ini Terpukul di Negeri Sendiri, Rugi Ratusan Juta Dolar Akibat Ini
- 'Kota Abadi' Berusia 7.000 Tahun Ditemukan di Turki, Ada Jembatan Batu dan Mozaik Indah
"Temuan ini sangat menarik karena menunjukkan seberapa pentingnya arkeologi bawah air."
Ashley Lamke, pemimpin dan innovator sekaligus ketua Dewan Penasihat Arkeologi Bawah Air.
Sumber: Scitech Daily
"Pelestarian situs bawah air kuno tidak ada tandingannya di daratan, dan tempat-tempat ini memberi kita peluang besar untuk belajar lebih banyak tentang manusia masa lalu."
Ashley Lamke, pemimpin dan innovator sekaligus ketua Dewan Penasihat Arkeologi Bawah Air.
Sumber: Scitech Daily