Sejarah Munculnya Karpet Terbang Ajaib dalam Peradaban Kuno, Awalnya Ternyata Bukan Karpet
Meski seringkali dihubungkan dengan kisah dalam “Seribu Satu Malam”, karpet terbang ajaib juga muncul dalam berbagai tradisi tulisan sejarah.
Karpet terbang ajaib, salah satu cerita paling ikonik dalam budaya timur.
Sejarah Munculnya Karpet Terbang Ajaib dalam Peradaban Kuno, Awalnya Ternyata Bukan Karpet
Meski seringkali dihubungkan dengan kisah dalam “Seribu Satu Malam”, karpet terbang ajaib juga muncul dalam berbagai tradisi tulisan sejarah.
Dilansir Ancient Origins, dalam versi awal cerita “Aladdin dan Lampu Ajaib”, adegan penculikan Putri Badroulbadour dan pengantinnya pada malam pernikahan mereka tidak melibatkan karpet terbang, melainkan tempat tidur pernikahan mereka yang diangkut di udara oleh jin dari lampu ajaib.
Karpet tebang baru muncul dalam versi-versi yang lebih modern, salah satunya adalah dalam film Aladdin produksi Walt Disney pada tahun 1992.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kenapa Aliando Syarief ingin mencari pacar? Aliando mengungkapkan bahwa kondisi lebih baik daripada tahun 2021 dan pada tahun 2024 ini dia ingin mencari pacar. Dia mengatakan bahwa dia sangat lelah.
-
Kenapa Aliando Syarief ingin punya pacar? Kondisinya lebih baik dibandingkan tahun 2021. Sebenarnya, di tahun 2024 ini gue memang lagi ingin mencari pacar. Sumpah, gue capek banget,
-
Bagaimana dekorasi acara aqiqah Alesha? Meskipun acara aqiqah Alesha digelar manis dan meriah dengan dekorasi serba pink, Larissa belum membagikan banyak foto dari acara bahagia ini.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Kenapa Raden Adipati Djojoadiningrat berani melamar Kartini? Karena gagasannya ini, pada awal abad ke-20 Kartini mampu mendirikan sekolah perempuan pertama di rumahnya yang berada di Kabupaten Rembang untuk memberdayakan perempuan sehingga bisa membaca, berhitung, dan menulis.
Namun, sejarah karpet terbang sebenarnya dapat ditelusuri lebih jauh ke masa lalu. Raja Sulaiman dari Israel disebut-sebut sebagai tokoh historis pertama yang terkait dengan karpet terbang.
Terdapat setidaknya dua versi cerita yang menghubungkan Raja Sulaiman dengan karpet ajaib ini. Salah satu dari cerita ini diyakini ditulis oleh Isaac Ben Sherira, seorang sarjana Yahudi abad ke-13. Cerita ini disusun dari dua karya kuno yang sekarang sudah hilang.
Dalam cerita versi Sherira, Ratu Legendaris Sheba memiliki seorang alkemis kerajaan yang berhasil membuat permadani kecil melayang di atas tanah.
Beberapa tahun kemudian, alkemis ini mengembangkan kemampuannya ketika menemukan rahasia berada pada pewarnaan karpet, bukan dalam proses pembuatannya. Ratu kemudian membuat sebuah karpet ajaib yang terbuat dari sutera hijau yang dihiasi dengan emas dan perak, serta dihiasi dengan berlian dan batu mulia lainnya.
Karpet ini begitu besar sehingga pasukan raja bisa berdiri di atasnya.
Ketika karpet itu akhirnya tiba di tangan Raja Sulaiman, sang raja tengah sibuk membangun Bait Suci di Yerusalem. Karena kesibukan tersebut, Raja Sulaiman tidak bisa menerima langsung hadiah itu dan memberikannya kepada salah satu pengikutnya. Namun, penerimaan dingin ini sangat memilukan hati Ratu Sheba, dan dia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan karpet ajaib.
Tanpa dukungan kerajaan, sang alkemis dan pengrajinnya tidak lagi bisa membuat karpet terbang, sehingga pengetahuan tersebut pun hilang. Ada pula yang berpendapat pengrajin-pengrajin ini mengembara selama bertahun-tahun sebelum akhirnya menetap di suatu tempat di wilayah Mesopotamia.
- Sejarah Rebo Wekasan di Masyarakat Tegal sebagai Tradisi Menolak Malapetaka
- Mengenal Mlumah Murep, Tradisi Larangan Perkawinan di Masyarakat Ponorogo
- Penemuan Makam Berusia 9.500 Tahun Ungkap Sejarah Munculnya Budidaya Tanaman Paling Awal
- Sejarah Upacara Memayu, Tradisi Sedekah Bumi Asal Cirebon sebagai Bentuk Penghormatan
Dalam versi lain tentang kisah Raja Sulaiman, sang raja diberikan karpet terbang oleh Tuhan sendiri. Karpet ini dikatakan mampu membawa 40.000 orang di udara pada satu waktu.
Namun, kepemilikan karpet ini membuat kesombongan Raja Sulaiman tumbuh setiap hari. Akhirnya, Tuhan memutuskan untuk menghukum Raja Sulaiman, dan ketika karpet terbang itu sedang terbang di udara, Dia mengguncangnya, sehingga 40.000 orang yang berada di atasnya jatuh dan tewas.
Karpet terbang tidak hanya dianggap sebagai alat transportasi, tetapi juga sebagai senjata dalam perang dalam beberapa cerita.
Salah satu kisah terkait dengan raja Partia akhir abad ke-2 SM bernama Phraates II. Pada tahun 130 SM, raja ini terlibat dalam perang dengan Antiochus VII, penguasa Kekaisaran Seleukia. Dalam cerita tersebut, Phraates melayang dari puncak Pegunungan Zagros di atas sebuah karpet atau sehelai kain untuk menghadapi musuhnya yang dia hancurkan dengan api dan petir.Phraates disambut dengan penuh kemenangan ketika dia kembali, dan dia dikatakan melayang di atas kepala rakyatnya dengan karpet terbangnya. Dalam kisah lain, pada abad ke-3 Masehi, penguasa Sasania bernama Shapur juga dikatakan memiliki karpet terbang. Dengan menggunakan karpet ini, Shapur menyusup ke dalam perkemahan pasukan Romawi suatu malam, mengejutkan Kaisar Valerian yang sedang tidur, dan menculiknya.
Dalam sejarah dan mitologi, karpet terbang ajaib tetap menjadi simbol keajaiban dan petualangan yang menakjubkan.
Kehadirannya yang abadi dalam berbagai cerita telah memastikan bahwa keajaiban karpet terbang terus menginspirasi generasi demi generasi.
Meskipun hanya legenda, cerita-cerita tentang karpet terbang membawa kita pada perjalanan melintasi waktu dan budaya yang tak terlupakan.