Temuan DNA Mumi Domba Berusia 1.600 Tahun Jadi Petunjuk Sejarah Peternakan
Hasil penelitian menunjukkan DNA yang ditemukan di kaki domba tersebut terawetkan dengan sangat baik. Padahal, DNA fosil purba biasanya ditemukan dalam keadaan rusak akibat dimakan usia.
Tim ahli genetika dan arkeolog asal Irlandia, Prancis, Iran, Jerman, dan Austria menemukan DNA berkualitas baik dari kaki domba utuh berusia 1.600 tahun di tambang garam Iran kuno, Chehrābād.
Temuan ini kemudian dipublikasikan di jurnal internasional Biology Letters.
-
Kapan mumi ditemukan? Pengumuman dari Gubernur Distrik Yamalo-Nenets mengatakan penemuan baru-baru ini mencakup dua mumi yang terbungkus bahan tekstil tebal, bulu, dan kulit pohon, dengan mumi dewasa terbungkus pelat tembaga dan bayi ditutupi pecahan ketel tembaga.
-
Mengapa Mehran Karimi Nasseri meninggalkan Iran? Nasseri melarikan keluar dari negaranya setelah Iran mengalami depresi perekonomian dan berbagai persoalan sosial akibat revolusi tahun 1979 dan perang Iran-Irak yang berlangsung delapan tahun.
-
Di mana mumi ditemukan? Arkeolog menemukan mumi di dekat monumen berusia berabad-abad di sudut terpencil Siberia, tepat di luar Salekhard.
-
Apa yang ditemukan di dapur istana Persia? Sebuah kuali tembikar berusia 2.500 tahun ditemukan selama penggalian arkeologi di Oluz Hoyuk (Gundukan Oluz) di Provinsi Amasya, Turki. Kuali kuno ini berisi pecahan tulang dan biji-bijian dan berasal dari dapur istana era Persia.
-
Apa yang ditemukan di Kota yang Terbakar, Iran yang menjadi mata palsu tertua di dunia? Mata palsu tertua di dunia ditemukan di Iran. Mata palsu ini ditemukan di "Burnt City" atau "Kota yang Terbakar" pada 2006, berasal dari sekitar tahun 2900-2800 SM. Kota kuno ini juga disebut Shahr-e-Sukhteh. Disebut "kota yang terbakar" karena kota ini hangus dibakar api sekitar tahun 3200 SM.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
Spesimen ini mengungkap praktik peternakan domba kuno di negara Timur, serta pengaruh mumifikasi alami terhadap kualitas DNA.
Dilansir dari laman Heritage Daily, penelitian terbaru menegaskan proses mumifikasi alami dapat mengawetkan jaringan lunak yang seharusnya terdegradasi.
Ahli mengambil potongan kecil kulit kaki mumi domba tersebut untuk diekstraksi DNA-nya.
Hasil penelitian menunjukkan DNA yang ditemukan di kaki domba tersebut terawetkan dengan sangat baik. Padahal, DNA fosil purba biasanya ditemukan dalam keadaan rusak akibat dimakan usia.
Ahli menghubungkan kondisi langka ini dengan lokasi penemuan yang menyediakan kondisi ideal untuk pengawetan jaringan dan DNA hewan.
Keturunan domba
Tambang garam Chehrābād memang dikenal bisa mengawetkan organisme, seperti penemuan mumi manusia sebelumnya yang diawetkan secara alami di tambang tersebut.
Kaki domba yang ditemukan itu membawa varian genetik domba ras berekor gemuk yang mirip dengan domba masa kini di wilayah Iran.
Hal ini menunjukkan domba Iran yang hidup sekarang punya garis keturunan dari domba Iran yang hidup 1600 tahun lalu.
"Dengan menggunakan kombinasi pendekatan genetik dan mikroskopis, tim kami berhasil membuat gambaran genetik tentang seperti apa ras domba di Iran 1600 tahun yang lalu dan bagaimana mereka dimanfaatkan," ungkap peneliti dari Sekolah Genetika dan Mikrobiologi Trinity, Kevin G. Daly.
"Dengan menggunakan pendekatan lintas disiplin, kita dapat belajar tentang nilai budaya kuno pada hewan, dan penelitian ini menunjukkan kepada kita bahwa orang-orang Iran era Sasanian mungkin telah mengelola kawanan domba yang dikhususkan untuk konsumsi daging, menunjukkan praktik peternakan yang berkembang dengan baik," tambahnya.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)