Temuan Mengejutkan, Ilmuwan Ungkap Ada Bongkahan Planet Alien di Dalam Bumi
Temuan Mengejutkan, Ilmuwan Ungkap Ada Bongkahan Planet Alien di Dalam Bumi
sekelompok ilmuwan dari China Academy of Sciences mengklaim mereka menemukan bukti itu.
-
Kenapa planet Bumi diberi nama 'Bumi'? Bumi dalam pemahaman bahasa Anglo-Saxon merujuk pada tanah tempat kita hidup, tempat kita menanam tanaman, dan tempat kehidupan muncul.
-
Apa yang sering terjadi di planet lain selain Bumi? Kini, terungkap bahwa hujan berlian jauh lebih sering terjadi di planet lain daripada yang dibayangkan.
-
Planet kesembilan itu seperti apa? Planet kesembilan kemungkinan berada 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Selain itu, objek langit yang misterius ini diperkirakan memiliki massa sepuluh kali lipat dari bumi, dan cahaya memerlukan waktu empat hari untuk menjangkaunya.
-
Kapan planet ini ditemukan? Pada awal tahun 2000-an, data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen Ultra-Violet-Visual Echelle Spectrograph (UVES) pada Very Large Telescope milik European Southern Observatory menunjukkan bahwa WD0032-317 sedang bergerak dan nampak seperti ditarik-tarik oleh bintang yang mengorbit.
-
Bagaimana alien bisa bepergian ke luar angkasa? Mengutip Indy100, Rabu (27/3), artikel penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of British Interplanetary Society menginvestigasi berbagai faktor yang mungkin dihadapi oleh peradaban asing di berbagai objek astronomi.
-
Mengapa bentuk alien bisa berbeda dengan makhluk di Bumi? Lingkungan yang unik di planet lain bisa membuat fisik mereka sangat berbeda dari makhluk di Bumi.
Temuan Mengejutkan, Ilmuwan Ungkap Ada Bongkahan Planet Alien di Dalam Bumi
Selama ini ilmuwan meyakini Bulan terbentuk akibat tabrakan antara Bumi dan sebuah objek besar atau planet alien yang disebut Theia sekitar 4,5 miliar tahun lalu. Kecelakaan besar ini menyebabkan pecahan dari Bumi yang akhirnya menyatukan diri membentuk Bulan.
Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan dari China Academy of Sciences mengklaim mereka menemukan bukti tambahan yang mendukung kebenaran teori ini. Mereka berpendapat potongan besar dari Theia mungkin terperangkap dalam lapisan dalam Bumi.
Dilansir dari laman Greek Reporter, sejumlah ilmuwan telah mengkaji dua massa besar materi yang dinamai sebagai "bidang besar dengan kecepatan rendah (LLVP)" yang terletak dalam kedalaman Afrika dan Samudra Pasifik. Dalam laporan terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature, mereka menggunakan simulasi komputer kompleks untuk mengevaluasi asal-usul benjolan tersebut.
Dengan melakukan simulasi benturan objek besar seperti Theia dengan Bumi, mereka menyimpulkan benturan tersebut akan menyebabkan lelehan pada bagian atas mantel Bumi. Akibatnya, sekitar sepuluh persen dari objek tersebut dapat menembus Bumi, mendekati intinya.
Selanjutnya, massa-massa tersebut akan mencampur dan membesar karena pergerakan material panas dalam Bumi yang dikenal sebagai arus konveksi. Inilah yang menjadi awal mula terbentuknya kedua LLVP.
Sebelumnya, simulasi lain menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari Theia yang melebur ke dalam Bumi. Namun, penelitian terbaru ini mengungkapkan sekitar sepuluh persen dari Theia, jumlah yang mencakup sekitar dua hingga tiga persen dari total materi di Bumi, sebenarnya terperangkap di dalam planet Bumi.
Penelitian ini dipimpin oleh ilmuwan Qian Yuan dari Caltech yang menyatakan dalam sebagian besar simulasi pembentukan Bulan, sebagian besar materi Bulan berasal dari objek yang menabrak Bumi.
Oleh karena itu, di masa depan, ketika melakukan misi ke Bulan, ilmuan dapat mengumpulkan sampel batuan dari mantelnya dan membandingkannya dengan massa mantel yang terperangkap di dalam Bumi. Jika kedua sampel tersebut memiliki komposisi kimia yang serupa, hal ini dapat menjadi dukungan bagi teori baru ini, seperti dikutip Science Alert.
Walaupun ide dari para ilmuwan ini menarik, tidak semua rekan peneliti sepenuhnya yakin kedua LLVP tersebut sebagian besar berasal dari sisa-sisa tabrakan yang terjadi 4,5 miliar tahun lalu.
Menurut Robin Canup, seorang peneliti planet yang bekerja di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, penemuan para ilmuwan tersebut dianggap sebagai "menarik dan provokatif."
Namun, Canup juga menyatakan masih menjadi misteri bagaimana potongan-potongan Theia dapat tetap terpisah dari mantel Bumi selama 4,5 miliar tahun.
Maxim Ballmer, seorang peneliti di University College London, berpendapat tidak semua materi dari benturan akan sepenuhnya tercampur. Meskipun begitu, ia menyatakan penelitian ini mungkin tidak mempertimbangkan sejauh mana pencampuran tersebut terjadi.