Tentara Israel Mengaku Jika Merasa Bosan Mereka Tembaki Warga Palestina di Gaza Sesuka Hati, Biarkan Mayat-Mayat Berserakan di Jalan
Mereka juga sengaja membakar dan menghancurkan rumah warga sipil agar tak bisa lagi dihuni.
Mereka juga sengaja membakar dan menghancurkan rumah warga sipil agar tak bisa lagi dihuni.
-
Apa isi selebaran yang dijatuhkan Israel di Gaza? Selebaran Ramadan yang ditulis dalam bahasa Arab itu berisi seruan agar "memberi makan mereka yang membutuhkan dan berbicaralah yang baik". Di saat yang sama ratusan ribuan penduduk Gaza saat ini sedang kelaparan karena blokade Israel terhadap makanan dan air bersih.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
-
Di mana kejadian tentara Israel melempar jasad warga Palestina terjadi? Dilansir Middle East Eye, video tersebut memperlihatkan tiga tentara memanjat ke atas atap, memegangi mayat-mayat dan melemparkannya satu per satu dari atas atap.
-
Siapa yang mencatat kebiadaban Israel di Gaza? Ini salah satu kebiadaban Israel yang diungkap Euro-Med Monitor. Kebiadaban dan kekejian Israel selama operasi genosida mereka di Jalur Gaza, Palestina, tak ada habisnya. Baru-baru ini, lembaga pemantau HAM Eropa, Euro-Med Monitor mengungkapkan kebiadaban Israel yang sangat di luar akal manusia.
-
Apa yang dilakukan Israel terhadap warisan budaya Gaza? Sejak Israel menggempur Jalur Gaza, Palestina, pada Oktober 2023, lebih dari 200 situs warisan kebudayaan hancur, bersama dengan sejumlah arsip, universitas, dan museum. Ada juga laporan yang menyebutkan tentara Israel menjarah artefak bersejarah dari Jalur Gaza dan bahkan memamerkannya di kantor parlemen yang dikenal dengan nama Knesset.
-
Apa bentuk penyiksaan yang dialami tahanan Palestina di penjara Israel? Salah satu tahanan, Fadi Bakr, seorang mahasiswa hukum dari Kota Gaza, menggambarkan interogasi selama empat hari sebagai "empat hari terburuk dalam hidupnya". Sebelum diinterogasi, dia dibawa ke "ruang disko". Di ruang itu musik diputar dengan volume keras hingga telinganya mengeluarkan darah.Tahanan lain bersaksi bahwa selama diinterogasi dia dipaksa duduk di atas tongkat logam yang menembus duburnya. Pernyataannya sangat mirip dengan laporan Unrwa yang mengutip seorang tahanan yang bersaksi bahwa para interogator "membuat saya duduk di atas sesuatu seperti tongkat logam panas dan rasanya seperti api".
Tentara Israel Mengaku Jika Merasa Bosan Mereka Tembaki Warga Palestina di Gaza Sesuka Hati, Biarkan Mayat-Mayat Berserakan di Jalan
Pasukan penjajah Israel yang dikerahkan ke Jalur Gaza diberi wewenang untuk “menembaki warga Palestina sesuka hati, termasuk warga sipil,” dan telah mengubah Gaza menjadi “lanskap yang dipenuhi mayat". Demikian diungkapkan +972 Mag dalam laporannya pada Senin (8/7).
Jurnalis majalah berita yang berbasis di Tel Aviv itu mewawancarai enam tentara Israel yang pernah ditugaskan dalam agresi brutal ke Gaza.
Para tentara ini mengungkap bagaimana tentara Israel "secara rutin membunuh warga sipil Palestina" hanya karena mereka memasuki daerah yang ditetapkan sebagai "zona terlarang" (no-go zones).
"Ada kebebasan penuh dalam bertindak," kata tentara yang tak disebutkan namanya dan ditulis B.
"Jika ada perasaan terancam, tidak perlu penjelasan, Anda hanya menembak," lanjutnya, dikutip dari The Cradle, Selasa (9/7).
- Tentara Israel Ungkap Mereka Diperintahkan Bunuh Warga Palestina Tanpa Pandang Bulu, Walaupun Membawa Bendera Putih
- Mantan Tentara Israel Bunuh Diri karena Stres Sepulang dari Gaza, Tinggalkan Surat untuk Ibunya
- Ini Bukti Rekaman Video Tentara Israel Gunakan Warga Palestina Jadi Perisai Manusia Masuki Rumah & Terowongan di Gaza
- Tentara Israel Culik Bayi Palestina dari Jalur Gaza Setelah Orang Tuanya Tewas Akibat Serangan Bom
Ketika para tentara melihat seseorang mendekat, mereka diizinkan untuk menembak langsung menyasar badan orang tersebut, bukan menembak ke udara sebagai peringatan, jelas B.
"Diizinkan untuk menembak siapapun, anak perempuan kecil, seorang nenek-nenek," lanjutnya.
B mengingat insiden pada November 2023 ketika para tentara membunuh 15 sampai 20 warga Palestina termasuk anak-anak, yang salah jalur ketika menyelamatkan diri di mana terjadi baku tembak di dekat sebuah sekolah.
"Siapapun yang pergi ke (arah) kanan dibunuh. Ada tumpukan mayat," ungkapnya.
Tentara lainnya, S, mengatakan seorang rekan tentaranya menembak dan membunuh satu keluarga Palestina hanya karena mereka berjalan di dekat markas tentara yang dijaga.
"Pertama-tama, mereka mengatakan 'empat orang'. Ternyata dua anak-anak dan dua orang dewasa, dan ternyata, itu ada seorang pria, seorang perempuan, dan dua anak-anak. Anda gambarkan saja sendiri bagaimana," kata S.
A, seorang perwira yang bertugas di Direktorat Operasi Angkatan Darat menyampaikan dia seharusnya mendapatkan izin sebelum melakukan penembakan di “rumah sakit, klinik, sekolah, lembaga keagamaan, (dan) gedung organisasi internasional.”
Namun dalam praktiknya, “Saya dapat mengandalkan satu sisi kasus-kasus di mana kami diminta untuk tidak menembak. Bahkan untuk hal-hal sensitif seperti sekolah, (persetujuan) terasa hanya formalitas.”
"Semangat di ruang operasi adalah 'Tembak dulu, ajukan pertanyaan nanti.' Itu sebuah konsensus. Tidak perlu menangis jika kami menghancurkan sebuah rumah yang seharusnya tidak penting, atau jika kami menembak seseorang yang hatusnya tidak perlu kami tembak," lanjut A.
“Perasaan di ruang perang, dan ini adalah versi yang lebih lunak, adalah bahwa setiap orang yang kami bunuh, kami anggap dia sebagai teroris… Tujuannya adalah untuk menghitung berapa banyak (teroris) yang kami bunuh hari ini.”
Para tentara ini bersaksi bahwa di seluruh Gaza bertebaran mayat-mayat warga Palestina yang berpakaian sipil di jalan-jalan dan lapangan terbuka.
"Seluruh wilayah itu penuh mayat," kata S, seorang tentara cadangan.
Seorang sumber militer yang berkunjung ke Gaza mengatakan kepada +972, tentara Israel membunuh pengungsi Palestina yang berusaha kembali ke rumah-rumah mereka.
"Di dekat markas tentara antara utara dan selatan Jalur Gaza, kami melihat sekitar 10 mayat ditembak di kepala, rupanya oleh seorang sniper (penembak jitu), (tampaknya ketika) berusaha kembali ke utara," jelas sumber ini.
"Mayatnya membusuk; ada sekawanan anjing dan kucing mengelilingi mereka," cetusnya.
Tentara penjajah Israel juga mencegah warga Palestina kembali ke rumah mereka dengan membakar dan menghancurkan rumah tersebut setelah mendudukinya.
Tentara S mengatakan kebijakan itu berbunyi "jika kalian berpindah, kalian harus membakar habis rumah tersebut."
"Sebelum kalian pergi, kalian bakar rumah itu - setiap rumah," sambung tentara B.
"Ini didukung di tingkat komandan batalion. Ini agar (warga Palestina) tidak dapat kembali, dan jika kita meninggalkan amunisi atau makanan, para teroris tidak akan dapat menggunakannya.”