Ternyata Bukan Bumi, Tapi Planet Ini Dulunya Pernah Datar
Proses pembentukan planet mungkin tidak selalu berlangsung seperti yang kita bayangkan.
Ternyata Bukan Bumi, Tapi Planet Ini Dulunya Pernah Datar
Proses pembentukan planet mungkin tidak selalu berlangsung seperti yang kita bayangkan.
Simulasi baru menunjukkan, planet-planet besar yang terbentuk cukup jauh dari bintang induknya memulai kehidupannya bukan sebagai bola yang rapi, namun lebih berupa piringan pipih atau datar atau disebut oblate spheroid.
Sumber: Science Alert
-
Apa yang ditangkap oleh Teleskop Binokular Besar di Jupiter? Teleskop Binokular Besar (Large Binocular Telescope atau LBT) telah menangkap pemandangan spektakuler dari aktivitas vulkanik di bulan utama terdalam Jupiter, Io.
-
Bagaimana para astronom menemukan planet di luar Bima Sakti? Para astronom telah melakukan berbagai teknik dalam melakukan pengamatan ini.Seperti metode transit dan metode kecepatan radial, untuk mencari eksoplanet dengan melihat tanda-tanda kehadiran planet tersebut pada bintang, seperti penurunan cahaya bintang saat planet melintas di depan atau getaran posisi bintang akibat pengaruh gravitasi planet.
-
Bagaimana bentuk wajah menyeramkan itu terbentuk di Jupiter? Menembus jauh ke dalam atmosfer Jovian, Jet dapat menghasilkan beberapa pola awan yang rumit dan menarik di puncak awan. Pola awan yang rumit bagaikan tekstur pada lukisan cat minyak tergambar di sana, menghasilkan ilusi wajah yang berbentuk agak aneh.
-
Bagaimana Jupiter bisa berputar lebih cepat dibandingkan dengan planet lain? Saat planet-planet terbentuk dari piringan material yang mengelilingi Matahari, mereka mempertahankan momentum sudut. Prinsip ini dapat dianalogikan dengan seorang skater yang menarik lengannya ke arah tubuhnya untuk berputar lebih cepat. Begitu juga dengan protoplanet yang berputar lebih cepat saat mereka berkontraksi di bawah pengaruh gravitasi.
-
Planet-planet baru seperti apa yang ditemukan oleh ilmuwan? Jumlah planet baru yang ditemukan ini tak tanggung-tanggung. Pencarian kehidupan di alam semesta mengalami perkembangan yang menarik, setelah para astronom menemukan 85 planet yang berpotensi menjadi rumah bagi kehidupan makhluk hidup. Suhunya sangat menarik bagi para ilmuwan yang menemukannya karena suhunya tepat untuk menopang kehidupan.
-
Kenapa Neptunus dijuluki planet biru? Sebagai objek langit yang menarik perhatian, Neptunus memiliki atmosfer yang unik.
Saat mereka berputar, protoplanet-protoplanet ini secara bertahap menarik materi, akhirnya membentuk planet Jupiter dengan bentuk yang seperti bola atau bulat.
Temuan astrofisikawan Adam Fenton dan Dimitris Stamatellos dari University of Central Lancashire memberikan pencerahan tentang berbagai cara untuk menumbuhkan sebuah planet, dalam piringan debu dan gas yang bergejolak di sekitar bintang yang masih bayi atau kecil.
"Kita telah meneliti formasi planet sejak lama tapi tidak pernah berpikir untuk mengecek bentuk planet-planet tersebut ketika mereka terbentuk dalam simulasi. Kami selalu berasumsi bentuknya bulat," jelas Dimitris Stamatellos, dikutip dari Science Alert, Rabu (14/2).
Stamatellos menambahkan, mereka sangat kaget ketika mengetahui ternyata dulunya planet ini berbentuk datar atau pipih.
Ada lebih dari 5.500 planet di galaksi Bima Sakti yang tercatat sampai saat ini, tapi tidak diketahui bagaimana mereka semua terbentuk.
Ketika sebuah bintang lahir, ia terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu yang sangat besar dan padat di angkasa; gumpalan itu runtuh karena gravitasi dan mulai berputar. Materi di sekitarnya membentuk cakram yang menggelinding ke dalam bintang bayi atau kecil, yang membuatnya semakin membesar.
Tidak semua piringan itu jatuh ke bintang. Yang tersisa membentuk benda-benda lain yang membentuk sistem planet: planet, komet, asteroid, bulan.
Tapi bagaimana materi di dalam piringan itu bisa menyatu? Untuk planet-planet terestrial yang lebih kecil seperti Bumi, Venus, Mars, dan Merkurius, para ilmuwan berpendapat planet-planet tersebut secara bertahap dibangun dari pertambahan bongkahan batu yang saling menempel dan terakumulasi hingga terbentuk sebuah planet.
Untuk raksasa gas yang lebih besar, para ilmuwan yakin sesuatu yang disebut ketidakstabilan piringan mungkin terjadi. Ini terjadi ketika piringan yang mendingin dengan cepat di sekitar bintang pecah menjadi bongkahan-bongkahan yang mengembun karena gravitasi dan membentuk planet.
Adam Fenton ingin lebih memahami proses pembentukan planet, jadi dia merancang dan menjalankan simulasi yang kompleks, menyesuaikan berbagai aspek proses, seperti kepadatan gas, suhu, dan kecepatan piringan.
Hasilnya menunjukkan protoplanet raksasa gas pertama-tama membentuk piringan saat berputar. Gaya sentrifugal dan fakta bahwa protoplanet masih berupa kumpulan materi yang relatif longgar pada tahap tersebut, merupakan hal yang masuk akal. Bahkan planet-planet yang terbentuk dengan baik dan jauh lebih padat di Tata Surya mempunyai tonjolan sentrifugal di sekitar ekuatornya.
Simulasi ini juga menunjukkan bahwa material terakumulasi di protoplanet yang sedang tumbuh terutama di kutub, bukan di sekitar khatulistiwa.
Penelitian menemukan, sifat protoplanet yang tertanam dalam piringan bintang dapat bervariasi, tergantung pada sudut pandang.
Dari samping, bentuk piringan atau datar lebih terlihat jelas, tetapi dari atas, bentuk bulat mudah disalahartikan sebagai bola.