Ada Sejak Awal Abad 20, Tenun Khas Legendaris Tasikmalaya Ini Ternyata Terbuat dari Tumbuhan
Produk ini cocok jadi hiasan ruangan dan perabot rumah tangga. Sejarah mencatat, keberadaan tenun mendong berangkat dari kreativitas warga Tasik di awal abad 20
Potret di atas merupakan aneka produk cantik dari pintalan tenun khas Tasikmalaya, Jawa Barat. Warga sekitar biasa membuatnya di rumah-rumah produksi, Desa Kamulyan, Kecamatan Manonjaya serta di Desa Singkup, Kecamatan Purabatu.
Sepintas, pintalan terbuat dari unsur benang dari kain. Namun siapa yang menyangka, bahwa bahan utamanya berasal dari tumbuh-tumbuhan bernama mendong.
-
Apa saja julukan yang melekat di Tasikmalaya? Wilayah ini awalnya memiliki julukan “Kota Santri” di mana pada 1980-an, hampir di tiap kecamatan berdiri pondok pesantren.Kota ini juga melahirkan sosok penggerak agama Islam terkemuka, salah satunya Zainal Mustafa. Dari sana julukan kota santri melekat di Tasikmalaya. Berkembangnya industri bakso di Tasikmalaya juga membuat kota ini mendapat julukan Kota Bakso. Ini karena banyaknya perantauan asal Tasik di kota-kota besar yang membuka warung bakso dengan penyematan kata Tasik atau Tasikmalaya.
-
Apa yang dilakukan Kemensos di Kabupaten Tulungagung? Kementerian Sosial berkolaborasi memberikan pelayanan operasi katarak bagi PPKS lanjut usia (lansia) di Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur, menggandeng Pemkab Tulungagung, RSUD Dr. Iskak, YPP, SCTV, Indosiar serta Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI).
-
Apa yang menjadi ciri khas kerajinan tembaga di Desa Tumang? Ciri khas dari kerajinan tembaga di Tumang adalah teksturnya yang khas. Tekstur itu tidak bisa ditemukan pada kerajinan logam manapun. Selain itu, alat-alat yang digunakan untuk membuat kerajinan itu juga hanya ada di Tumang dan tak dijual di toko-toko manapun.
-
Apa yang menjadi ciri khas kerajinan di daerah Karet Tengsin? Di wilayah Karet Tengsin, kerajinan yang jadi andalan adalah industri kulit dan batik Betawi.Perkembangannya mulai melesat pada 1950-an, dan ditandai dengan tingginya permintaan pasar dan hadirnya berbagai motif.
-
Apa itu Gondang di Tasikmalaya? Desa Linggawangi di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, memiliki tradisi unik. Pria dan wanita (jejaka dan gadis) saling menggoda di area sawah agar tertarik satu sama lain. Budaya ini masih bertahan sampai sekarang sebagai kearifan lokal dengan nama Gondang.
-
Kapan Klenteng Talang dibangun? Klenteng Talang dulunya dibangun tahun 1450 masehi.
Sudah sejak puluhan tahun silam, warga di Tasikmalaya membuat aneka kerajinan tersebut. Karena memiliki warna dan motif yang cantik, para perajin pun bisa memetik berkah ekonomi dari keberadaannya.
Produk ini cocok menjadi hiasan ruangan maupun perabot rumah tangga. Sejarah mencatat, keberadaan tenun mendong berangkat dari kreativitas warga sekitar di awal abad ke-19 silam. Berikut informasinya.
Sudah Ada Sejak Awal 1900-an
Kerajinan tenun mendong ternyata sudah ada dalam kebudayaan masyarakat Tasikmalaya sejak tahun 1900-an. Di masa itu, masyarakat Sunda banyak menggunakan hasil alam berupa tumbuhan untuk produk kerajinan.
Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, saat itu, tenun mendong digunakan sebagai alas tikar sebagai tempat duduk di rumah, masjid, dan surau.
Kemudian, mendong juga diperbaharui inovasinya sehingga tercipta taplak meja serta aneka pernak pernik seperti tas, dompet, sandal, tempat tisu dan lain sebagainya.
- Melihat Eloknya Kain Tenun Sambas, Mahakarya dari Kalimantan Barat Bernilai Tinggi
- Berkunjung ke Kampung Tenun Samarinda, Merajut Tradisi Warisan Leluhur
- Tradisi Unik Anak-Anak di Tasikmalaya yang Akan Disunat, Wajib Dimandikan dan Diarak Keliling Kampung
- Berburu Aneka Kerajinan Tangan Khas Tasikmalaya, Bertahan Sejak Abad ke-20
Dibuat dengan Ditenun
Untuk menghasilkan produk mendong yang cantik, diperlukan proses yang panjang. Mula-mula, batang mendong dipilih yang memiliki kualitas bagus, kemudian batang dijemur dan diberi cairan khusus agar mengeras.
Kemudian, diberi tambahan pewarna sesuai keinginan agar produk menjadi beragam dan memiliki nilai jual di pasaran.
Semakin beragam motif dan warna, semakin berbeda pula harganya. Ini juga terkait makna yang tersirat di produk mendong sebagai upaya menghormati leluhur.
Ditanam di Tasikmalaya
Merujuk unpas.ac.id, tumbuhan mendong diketahui memiliki bentuk yang menyerupai semak belukar. Biasanya, mendong terdapat di area rawa, sawah ataupun di sekitar sungai. Ukuran tingginya minimal dua meter, dengan batang yang padat namun elastis. Di bagian pucuknya terdapat bunga berwarna putih, sedikit merah.
Awalmula munculnya tanaman mendong tak terlepas dari dua sesepuh di Kecamatan Purabatu yakni Juragan Oneng dan Haji Maksum. Mereka menyerahkan benih tanaman yang dibawa dari Sumbawa kepada H. Aripin, ayah Haji Maksum sebagai seorang pengusaha tenun kain sarung, untuk ditanam di sawah miliknya.
Agar namanya mudah disebut, keduanya memberi nama tanaman ini “Mendong,” singkatan dari "dimemen" (disayang) dan "digandong" (dipangku), merujuk pada perlakuan penuh kasih yang diterima tanaman ini selama perjalanan dari Sumbawa ke Jawa.
Produk Terjual sampai Mancanegara
Karena memiliki motif yang unik, dengan perpaduan warna beragam, konsumen mendong pun terus bertambah.
Semenjak para perajinnya berinovasi dengah menghasilkan dompet, sandal dan produk unik lainnya, penjualannya langsung merambah ke luar negeri.
Para pembeli tidak hanya berasal dari Tasikmalaya, Bandung ataupun Jakarta, saat ini mendong sudah sampai ke negara Jepang, Belanda, Australia, Timur Tengah dan Malaysia.