Eksotisme Stasiun Lebak Jero Bandung, Stasiun Tertinggi Kedua di Indonesia yang Terletak di Tengah Pegunungan
Stasiun Lebak Jero di Bandung dengan pemandangan pegunungan epik kini hanya dilalui kereta api tanpa pemberhentian.
Bagi pecinta kereta api dan keindahan alam pegunungan, Stasiun Lebak Jero di Kabupaten Bandung jadi salah satu destinasi yang tak boleh dilewatkan. Terletak pada ketinggian 818 meter di atas permukaan laut (mdpl), stasiun kecil kelas III ini menjadi surga bagi para railfans dan fotografer yang ingin mengabadikan momen.
Stasiun ini memiliki latar belakang berupa pemandangan alam yang memukau dan jalur kereta yang meliuk seperti kurva S, stasiun ini menawarkan pemandangan yang jarang ditemukan di tempat lain.
-
Apa yang menjadi ciri khas Stasiun Mertoyudan? Bangunan stasiun ini sempat dirombak dengan arsitektur bergaya 1950-an yang mirip dengan Stasiun Rewulu, Stasiun Winongo, Stasiun Bantul, Stasiun Palbapang atau sejumlah stasiun lain di wilayah DAOP VI Yogyakarta, yaitu dengan atap limasan dengan ventilasi bulat berterali pintu yang minimalis.
-
Kenapa Stasiun Secang ditutup? Namun pada tahun 1970, jumlah penumpangnya menurun drastis karena kereta apinya saat itu berjalan sangat pelan dan sering menimbulkan kecelakaan karena relnya tepat berada di pinggir jalan raya. Stasiun itu akhirnya ditutup pada tahun 1976.
-
Kapan Stasiun Mertoyudan diresmikan? Stasiun yang terletak pada ketinggian 343 mdpl itu dibangun sebagai bagian dari jalur kereta api Yogyakarta-Magelang oleh perusahaan Belanda Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yang dibuka pada 1 Juli 1898.
-
Apa yang terjadi dengan Stasiun Gemawang? Tempat itu diketahui merupakan bekas stasiun berdasarkan bekas jalur kereta api yang bercabang menjadi dua. Ternyata bangunan stasiun di sana hilang tak berbekas. Gantinya, di samping kanan kiri bekas jalur kereta api itu terdapat bangunan semen yang cukup besar yang merupakan sebuah peternakan ayam.
-
Kapan Stasiun Bedono diresmikan? Dilansir dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe, Stasiun Bedono dibangun pada 1873 dan diresmikan pada 29 Januari 1905.
-
Apa yang membuat Halte Kalimenur dijuluki "Stasiun Tahu"? Uniknya lagi, halte ini dulu mendapat julukan Stasiun Tahu, karena mayoritas penumpang adalah para penjual tahu dari Desa Tuksono yang hendak berjualan tahu ke Kota Yogyakarta atau Kutoarjo.
Namun, sejak 15 November 2015, tidak ada lagi kereta yang berhenti di Stasiun Lebak Jero. Sebelumnya, kereta api lokal Cibatu yang melayani rute Purwakarta-Cibatu singgah di stasiun ini. Sekarang stasiun ini hanya melayani persilangan kereta yang melintas.
Lokasi di Tengah Pegunungan
Stasiun Lebak Jero terletak di perbatasan Ciherang, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, dan Karangtengah, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut.
Mengutip situs p2k.stekom.ac.id, sebagai stasiun paling timur di Kabupaten Bandung, Lebak Jero berada di jalur selatan Jawa Barat yang terkenal dengan pemandangan pegunungan yang menakjubkan. Jalurnya yang berkelok-kelok menambah kesan dramatis, terutama saat kereta api melintas di antara Gunung Kaledong dan Gunung Mandalawangi.
Tidak hanya menawarkan panorama alam yang indah, stasiun ini juga memiliki lintasan rel yang melengkung seperti kurva berbentuk huruf S. Hal ini menjadi salah satu ciri khas dari Stasiun Lebak Jero, dan tentu saja menarik perhatian para penggemar kereta api untuk berburu momen fotografi.
Fasilitas Sederhana
Stasiun Lebak Jero tergolong stasiun kecil dengan fasilitas yang sangat sederhana. Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api, dengan jalur 2 sebagai sepur lurus, dan jalur 1 yang digunakan sebagai sepur belok.
- Eksotisme Air Terjun Tertinggi Indonesia, Dikelilingi Tebing dan Hutan yang Keindahannya Bikin Pengunjung Enggan Pulang
- Eksotisme Pantai Kedung Tumpang Tulungagung, Ada Kolam Jernih Dikelilingi Karang hingga Mitos Tak Boleh Bawa Jeruk
- Eksotisme Telaga Madiredo Malang, Konon Danau Ini Muncul setelah Seorang Putri Menjatuhkan Pusaka Sakti ke Jurang
- Potret Jembatan Kereta Api Rancagoong di Bandung, Pemandangannya Eksotis Tapi Bikin Merinding
Jalur belok di stasiun ini merupakan yang terpendek di Jawa Barat dan hanya mampu menampung lima gerbong kereta api.
Bangunan utama stasiun pun cukup sederhana, hanya berukuran sekitar 4 x 3 meter dengan bangunan tambahan berdinding kayu yang berfungsi sebagai ruang tunggu.
Tidak ada kursi tunggu yang tersedia, sehingga pengunjung yang datang lebih sering duduk di tepi rel atau berdiri menikmati pemandangan sekitarnya.
Transformasi Stasiun
Sebelum tahun 2015, Stasiun Lebak Jero masih melayani pemberhentian untuk kereta api lokal Cibatu. Sayangnya, sejak 1 November 2015, stasiun ini tidak lagi disinggahi oleh kereta api manapun. Kini, semua kereta yang melintas di stasiun ini hanya melintasi jalur tersebut tanpa berhenti.
Meskipun sudah tidak aktif sebagai stasiun pemberhentian, Lebak Jero tetap menarik minat banyak orang, terutama pecinta kereta api dan fotografer yang tertarik mengabadikan pemandangan alam yang menyatu dengan infrastruktur rel kereta api.
Banyak fotografer dan penggemar kereta api yang tertarik mengunjungi Stasiun Lebak Jero bukan hanya karena stasiun ini berada di ketinggian 818 mdpl, tetapi juga karena lanskap pegunungannya yang dramatis.
Lintasan rel yang melengkung di antara tebing dan jurang menjadikan setiap foto yang diambil di stasiun ini terlihat artistik. Selain itu, lingkungan sekitarnya yang alami, dengan pepohonan hijau dan gunung-gunung di kejauhan, menciptakan suasana tenang dan damai. Hal ini membuat Stasiun Lebak Jero ideal untuk wisata fotografi dan edukasi tentang dunia perkeretaapian.
Mengapa Stasiun Lebak Jero menjadi tujuan favorit para fotografer?
Stasiun Lebak Jero menawarkan pemandangan alam yang memukau dengan latar pegunungan dan lintasan rel yang melengkung. Sehingga setiap foto yang diambil di sini tampak dramatis dan artistik. Stasiun ini juga memberikan kesempatan untuk mengabadikan momen kereta api melintasi jalur tersebut di tengah-tengah alam.
Apa yang membuat Stasiun Lebak Jero unik dibandingkan stasiun lain di Jawa Barat?
Keunikan Stasiun Lebak Jero terletak pada lokasinya yang berada di tengah-tengah pegunungan serta jalur relnya yang melengkung membentuk kurva S. Stasiun ini juga hanya memiliki dua jalur dengan jalur belok terpendek di Jawa Barat, yang hanya dapat menampung maksimal lima gerbong kereta api.