Mengenal Senjata Tradisional Sunda Kujang, Bentuknya Tak Ada yang Menyamai
Nama Kujang berasal dari Kudihyang, atau asal katanya Kudi dan Hyang dalam bahasa Sunda kuno artinya sakti dan memiliki kekuatan tertentu.
Kujang seolah jadi identitas yang melekat dengan Jawa Barat.
Mengenal Senjata Tradisional Sunda Kujang, Bentuknya Tak Ada yang Menyamai
Kujang merupakan satu-satunya senjata khas Jawa Barat dengan bentuk unik. Berbeda dengan pedang maupun golok, Kujang memiliki besi tajam yang melebar di bagian tengah dengan motif ukiran tertentu.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Apa yang menjadi tradisi masyarakat Sunda saat musim kemarau? Memasang kincir angin menjadi tradisi masyarakat Sunda saat musim kemarau.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa itu Tradisi Ngunjung? Secara bahasa, Ngunjung artinya mendatangi atau mengunjungi makam nenek moyang yang berpengaruh di desa tersebut.
-
Apa yang dianggap sebagai bukti keperjakaan secara tradisional? Keperjakaan dan keperawanan telah lama menjadi konstruksi sosial dan budaya yang memengaruhi pandangan masyarakat terhadap kesehatan seksual. Namun, apakah benar ada cara ilmiah untuk membuktikan keperjakaan seorang pria? Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang mitos dan realitas seputar hal ini. Mitos Seputar Keperjakaan Laki-Laki, Apakah Bisa Dibuktikan Secara Ilmiah? Apa Itu Keperjakaan? Sebelum membahas mitos seputar keperjakaan, kita perlu memahami apa itu keperjakaan. Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
Masyarakat Sunda sudah lama menjadikan Kujang sebagai senjata tradisional, di samping juga untuk alat pertanian. Saking kesohornya, Kujang sampai dijadikan ikon dari provinsi tersebut karena amat melekat dengan masyarakatnya. Membaca Kujang berarti menilik sejarah sampai maknanya. Ini karena Kujang telah dijadikan warisan turun-temurun sebagai bagian dari budaya Sunda. Masyarakat juga mulai menjadikannya sebagai benda koleksi, maupun pajangan di rumah. Dalam artikel ini, kalian diajak mengenal lebih dekat dengan senjata tradisional Kujang. Mari ikuti selengkapnya.
Sejarah Kujang
Berdasarkan sejarahnya, beberapa sumber menyebut jika Kujang diperkirakan sudah dibuat oleh orang Sunda sejak zaman kepemimpinan Sanghyang Bunisora Suradipati di Kerajaan Sunda Pajajaran dan Panjalu medio 1357 masehi. Saat itu mpu-mpu terbaik kerajaan mengembangkan senjata tradisional yang sudah ada, dan membuatnya menjadi seperti Kujang saat ini. Sebagaimana dimuat di laman Kemdikbud, Kujang juga dianggap bernilai tinggi dan diikutkan ke dalam ritual raja-raja di masa lampau. Setelahnya, Kujang menjadi senjata tradisional yang bermanfaat.
Bentuknya terinspirasi dari pulau Jawa
Banyak yang mengganggap Kujang memiliki kekuatan untuk membuat penggunanya berwibawa. Ini menjadikan senjata tersebut banyak digunakan oleh para raja dan bangsawan. Terkait asal-usul bentuknya, diceritakan sejarah bahwa Sanghyang Bunisora tengah melakukan pertapaan di suatu tempat. Ketika itu dirinya mendapat ilham untuk mendesain ulang Kujang dengan bentuk yang berbeda. Ajaibnya, ia terpikir agar bentuknya dibuat menyerupai “Jawa Dwipa” atau yang saat ini dikenal sebagai pulau Jawa. Mpu Windu Supa yang masih kerabat kerajaan kemudian ditugaskan untuk membuat Kujang melalui pertapaan dan proses adi luhung lainnya.
Sempat jadi peralatan pertanian
Mengutip naskah Sunda kuno, Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 M), Kujang dulu juga digunakan oleh masyarakat sebagai perkakas pertanian yang bisa diandalkan.
Ketika itu masyarakat di wilayah Rancah, Kabupaten Ciamis telah menggunakannya. Selain itu warga Baduy dan sebagian Sukabumi juga menggunakannya. Di luar itu, Kujang juga sudah dikenal karena memiliki kekuatan magis yang kuat melalui filosofis di banyak motifnya.
- Potret Caluk Trantang, Senjata Tradisional Asal Tuban yang Berjasa Bebaskan Warga dari Kekejaman Penjajah
- Uniknya Seni Benjang, Gulat Tradisional di Atas Jerami ala Warga Ujungberung
- Kisah Sate Jebred yang Mulai Langka, Jajanan Jadul Favorit Orang Priangan Timur
- Unik, Ini Nama-Nama Hari Sendiri dalam Bahasa Sunda yang Jarang Diketahui
Dianggap sakral
Keberadaannya masih diyakini secara kuat oleh masyarakat bahwa Kujang memiliki pelindung tak kasat mata atau penolak bala dari musuh. Orang Sunda menjadikan Kujang yang dipajang di rumah sebagai pelindung dari marah bahaya di luar. Biasanya Kujang diletakkan di dalam peti, dan disimpan di dekat tempat tidur. Mengutip Instagram Budaya Kuring, nama Kujang berasal dari Kudihyang, atau asal katanya Kudi dan Hyang dalam bahasa Sunda kuno artinya sakti dan memiliki kekuatan tertentu.
Makna dalam Kujang
Tak salah jika Kujang memiliki nama yang dilihat dari motifnya. Masih dari naskah yang sama, Kujang dengan ujung yang menyerupai panah disebut papatuk atau congo. Lalu untuk Kujang dengan lekukan di punggungnya dikenal dengan eluk atau silih. Kemudian jika memiliki motif menonjol di perut pisau, dinamakan tadah untuk Kujang yang memiliki lubang kecil yang tertutup logam emas dan perak namanya mata. Kujang dikenal memiliki makna kuat sebagai simbol personal dari pemiliknya. Orang dianggap berwibawa saat membawa senjata tersebut.