Mengenal Uniknya Wayang Golek Betawi, Bisa Menangis hingga Mengeluarkan Darah Mirip Manusia
Wayang khas Betawi ini unik. Bisa mengeluarkan air mata bahkan sampai darah.
Wayang khas Betawi ini unik. Bisa mengeluarkan air mata bahkan sampai darah.
Mengenal Uniknya Wayang Golek Betawi, Bisa Menangis hingga Mengeluarkan Darah Mirip Manusia
Tiap daerah di Indonesia memiliki kesenian wayang, tak terkecuali Betawi. Di sana terdapat tradisi wayang khas bernama Golek Lenong Betawi.
Sesuai namanya, wayang golek lenong Betawi mirip dengan perwujudan tokoh di wayang golek Sunda yang menyerupai boneka. Namun terdapat banyak keunikan, salah satunya adalah kemiripan dengan sifat manusia.
-
Apa yang dirayakan di Banyuwangi melalui Festival Wayang Kulit? Memperingati Hari Wayang Nasional yang jatuh setiap 7 November, Banyuwangi Festival menggelar Festival Wayang Kulit 2023.
-
Apa itu Wayang Papua? “Menurut saya wayang itu merupakan hal yang simbolis dari Jawa. Maka dari itu saya gabungkan saja dengan buat wayang Papua,” kata Lejar, mengutip kanal YouTube Seni dan Sekitarnya.
-
Siapa yang tampil di Festival Wayang Kulit Banyuwangi? Pertunjukan tersebut menampilkan parade 3 dalang asal Banyuwangi. Mereka memainkan tokoh-tokoh wayang kulit dengan gaya dan karakter yang berbeda-beda.
-
Bagaimana suasana bangunan Museum Wayang Jakarta? Dikutip dari museumjakarta.com, sebelum melihat ragam koleksi wayang, pengunjung akan disapa oleh bangunan bernuansa Eropa abad pertengahan yang bergaya klasik.Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Bentuk bangunannya memanjang dengan warna cat yang dominan putih. Jendela dan pintu museum dibuat tinggi dengan bahan kayu lawas sesuai ciri bangunan kolonial.
-
Apa perbedaan Wayang Bambu dengan wayang lainnya? Disampaikan Ki Drajat (sapaan Drajat Iskandar), Wayang Bambu memang berbeda dari kesenian wayang lainnya karena menceritakan kehidupan sosial di zaman sekarang.
-
Kapan Festival Wayang Kulit Banyuwangi diselenggarakan? Selama 3 hari (6 – 8 November), setiap malam ditampilkan pertunjukan wayang yang digelar di Lapangan RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
Wayang golek lenong Betawi ini bisa mengeluarkan air mata saat menangis bahkan mengeluarkan darah ketika berkelahi. Wayang golek lenong Betawi jadi salah satu kekayaan budaya yang bisa disaksikan ketika berkunjung ke Jakarta.
Berbentuk Wayang Golek dengan Unsur Budaya Betawi
Mengutip laman Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, secara fisik wayang golek ini memang mirip dengan yang ada di wilayah Jawa Barat.
Namun jika diamati lebih saksama, wayang golek tersebut memiliki unsur kebudayaan Betawi yang cukup kental mulai dari busana sarung dan peci hitam, juga kebaya Jakarta untuk tokoh perempuan.
Wayang golek Betawi sebelumnya dikenalkan oleh seniman Tizar Muhammad Purbaya, yang sudah lama menetap di Jakarta jadi penyuka barang antik.
Ditampilkan Ala Lenong
Sebenarnya, Tizar sudah lama memperjuangkan lahirnya wayang khas Betawi ini. Setidaknya ia mulai merencanakannya sejak tahun 1970-an.
Saat itu Ia melihat wilayah Jakarta semakin hari semakin beragam latar belakangnya. Agar kesenian Betawi bisa tetap dikenal dan diterima oleh banyak orang, maka beberapa waktu kemudian dibuatlah wayang golek ini.
Terdapat percampuran antara kesenian Betawi dan Sunda di sini, di mana pertunjukannya diiringi musik gambang kromong. Hal ini kemudian lebih mirip pementasan lenong, dengan para tokoh boneka.
- Mengenal Wayang Kulit Purwa Cirebon, Berusia Hampir 600 Tahun dan Punya 9 Tokoh Punakawan
- Uniknya Kerajinan Wayang Sodo Khas Gunungkidul, Dibuat dari Bahan Lokal
- Mengenal Dhurung Bawean, Tempat Warga Gresik Berkumpul hingga Menyimpan Padi yang Dilengkapi Alat Penghalau Tikus
- Kisah Sepasang Pengantin Jadi Dua Pohon Raksasa di Umbul Leses Boyolali, Konon Jika Akarnya Menyatu Kembali Jadi Manusia
Dialognya Fleksibel
Jika kebanyakan wayang mengambil cerita dan latar tempat dari kisah babad atau kitab lampau, wayang golek lenong Betawi justru sebaliknya.
Tizar selama ini tidak pernah mematok tema atau isu-isu seputar kerjaan nusantara di zaman dahulu. Wayang ini akan berfokus pada masalah sehari-hari, seputar kehidupan warga ibu kota.
Selain itu, wayang golek lenong Betawi juga menggunakan bahasa Indonesia yang santai dan mudah dimengerti.
Punya Karakter Mirip Manusia
Mengutip laman Seni Budaya Betawi, wayang ini punya karakter yang benar-benar mirip dengan manusia. Selain tangan dan kepalanya yang bergoyang, mulut dan alis dari wayang ini juga bisa bergerak.
Kemudian wayang ini juga terbiasa memakai kacamata bahkan hingga janggut atau kumis, sesuai penggambaran tokoh.
Menariknya lagi, wayang golek lenong Betawi juga bisa menangis dengan mengeluarkan air mata, muntah dan mengeluarkan air dari mulut serta mengeluarkan darah dari tubuh saat berkelahi.