Rahasia di Balik Lezatnya Makanan khas Sunda, Ternyata Pakai Kayu Bakar yang Disimpan Bertahun-tahun
Cara memasak ini masih dipertahankan orang Sunda dan membuat makanan jadi lebih lezat.
Cara memasak ini masih dipertahankan orang Sunda dan membuat makanan jadi lebih lezat
Rahasia di Balik Lezatnya Makanan khas Sunda, Ternyata Pakai Kayu Bakar yang Disimpan Bertahun-tahun
Sebagian masyarakat Sunda di Jawa Barat dan Banten masih mempertahankan cara memasak tradisional. Salah satu yang masih digunakan adalah tradisi menggunakan kayu bakar yang disimpan bertahun-tahun. Konon cara ini membuat makanan yang dibuat menjadi lezat.
-
Bagaimana cara memasak nasi liwet Sunda di Cleypotan Sentul? Claypot berisi nasi bakar kemudian dimatangkan menggunakan hawu alias kompor tradisional zaman dulu dengan kayu bakar pilihan. Untuk isian nasi bakarnya pun beragam, ada liwet siram daging, liwet telur dan lain sebagainya.
-
Bagaimana cara Warung Makan Bu Spoed memasak makanannya? Salah satu ciri khas yang ditawarkan dari warung makan Bu Spoed adalah metode memasaknya. Makanan di warung itu dimasak dengan menggunakan tungku arang karena dianggap lebih cepat dan dapat memberikan tekstur masakan yang lebih lezat.
-
Bagaimana cara memasaknya? Cara memasaknya juga masih tradisional, yaitu menggunakan kayu bakar.
-
Bagaimana cara orang Manado memasak Paniki? Biasanya, masyarakat Manado memasak panaki dengan cara direbus, dijadikan sup, atau ditumis dengan bumbu rempah.
-
Bagaimana cara petani Pangandaran memasak nasi di hutan? Selama memasak nasi, berbagai keperluan untuk makan siang mereka persiapkan dengan mencari di sekeliling hutan.
-
Di mana resep makanan tradisional Indonesia ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Gunakan hawu
Mengutip kanal YouTube Petualangan Alam Desaku, Selasa (31/10), salah satu cara masak tradisional orang Sunda adalah dengan menggunakan hawu.
Hawu merupakan kompor tradisional yang terbuat dari tumpukan batu bata yang dilapisi perekat (semen) sehingga menyerupai sebuah tungku.
Memasak menggunakan hawu dipercaya dapat membuat aroma dan kelezatan masakan semakin terasa. Ini karena perapian yang sempurna dengan efek aroma smokey di makanan yang dibuat.
Kayu bakar yang disimpan bertahun-tahun jadi kunci
Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube tersebut, ditampilkan seorang warga di Kampung Sukamulya, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Warga di sana terlihat masih menggunakan hawu untuk memasak nasi. Dandangnya menggunakan seeng yang terbuat dari logam, dengan wadah dari anyaman bambu sebagai tempat nasinya.
Tak lupa kayu bakar yang digunakan sudah berusia hingga 9 tahun lamanya. Kayu yang disimpan tahunan ini rupanya menimbulkan perapian yang sempurna karena kondisinya yang kering.
Nasi ditanak menggunakan daun pisang
Dari proses pemasakan nasi menggunakan kayu bakar itu disebutkan oleh kreator bahwa teksturnya sempurna, yakni pulan dan aromanya harum.
Gambar: kayu bakar milik warga yang sudah disimpan selama 9 tahun.
Bertambah nikmat berkat penggunaan daun pisang yang dapat menambah aroma wangi dari nasi yang ditanak.
“dan rasa nasinya itu, waduh. Dia wangi dan pulan. Beda banget dengan nasi yang dibuat di magic com yang kadang-kadang benyek,” sebut kreator video.
Jadi kebiasaan turun temurun warga Sunda
Selain di wilayah Jawa Barat, memasak menggunakan kayu bakar juga dilakukan oleh warga di Kabupaten Lebak, Banten.
Menurut warga setempat, penggunaan kayu bakar sebagai cara memasak tradisional sudah dilakukan secara turun temurun.
"Kami sejak dulu hingga kini untuk memasak sehari-hari di dapur memakai kayu bakar," kata Iroh (60) warga Cipasung Desa Suka Rendah Warunggunung Kabupaten Lebak mengutip dari ANTARA.
Memanfaatkan kekayaan alam
Salah satu alasan masih digunakannya kayu bakar karena warga setempat mencoba memanfaatkan potensi kekayaan alam Lebak yang melimpah.
Tak hanya kayu, warga juga menggunakan brondo, atau sisa-sisa dari tanaman kelapa.
"Kami untuk memasak memakai brondo , karena apinya cukup besar mengandung minyak itu," terang warga Lebak lainnya, Ema (55).
Membantu di tengah kondisi krisis
Menurut warga Lebak penggunaan kayu bakar dirasa lebih aman dan nyaman ketika memasak.
Ini karena kayu bakar fleksibel dan tersedia di alam, seperti patahan ranting, pohon yang roboh serta sisa kelapa yang mengering di tanah.
Memasak dengan cara tradisional ini juga membantu saat masa-masa krisis, yakni ketika gas Elpiji langka.
Memasak secara tradisional bisa membantu menghangatkan ruangan
Salah satu keunggulan memasak secara tradisional menggunakan hawu adalah sisa pembakaran bisa difungsikan untuk penghangat ruangan.
Biasanya perkampungan di pedalaman Sunda memiliki topografi pegunungan sehingga berudara sejuk. Sisa arang dari memasak tadi akan menyebarkan udara hangat ke berbagai ruangan rumah.
Selain itu, arahnya bisa dipakai untuk menyetrika pakaian, saat masih memakai setrika berbahan logam dengan pemanas alami.